Mohon tunggu...
Tahdi Muhammad
Tahdi Muhammad Mohon Tunggu... Swasta -

sebagai buruh serabutan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Daya Tawar Seni Pertunjukan di Indonesia Terhadap Dunia

29 Februari 2016   19:12 Diperbarui: 29 Februari 2016   19:12 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Seni pertunjukan di Indonesia mengalami banyak perkembangan, seperti pertunjukan suara, tari dan drama. Pertunjukan tersebut biasa tampil di kampung-kampung bahkan di perkotaan besar. Baik pertunjukan seni tradisi yang berangkat dari ritual keagamaan/kepercayaan dan yang berupa hiburan saja, maupun pertunjukan seni modern yang bertujuan untuk berbagai kepentingan seperti promosi prodak/jasa, pendidikan dan kepentingan lainnya.

Dalam perkembangannya, Indonesia telah banyak merekam sejarah pertunjukan seni tradisional dan modern dengan berbagai kepentingan. Baik yang bertujuan sebagai industri (art for market) maupun yang bertujuan untuk seni itu sendiri (art for art). Hal tersebut dapat kita lihat dari berbagai acara (event) dan berdirinya kelompok-kelompok seni. Dari berbagai event dewasa ini misalnya Indonesia Dance Festival (IDF), acara tahunan Jakjazz, Java Jazz, Jember Fashion Festival, Ngajokjazz, Festival Ramayana Candi Prambanan dan lain-lain. Events tersebut sebagai wadah bagi para seniman untuk mempertunjukkan hasil karya seni di mata dunia, karena para seniman dan penontonnya pun tidak hanya dari Indonesia, namun juga dari berbagai negara sepeti dari kawasan Eropa, Amerika dan Asia. Events seperti ini berdampak positif bagi devisa Negara. Menurut hemat saya semakin berkualitas sebuah pertunjukan (tradisi dan/atau moderen), maka penonton sebagai turis dari negara lain akan dengan senang hati berkunjung ke Indonesia demi pertunjukan tersebut.

Dari berbagai event tersebut juga cukup banyak seniman-seniman di Indonesia yang tampil dan kemudian diperhitungkan oleh dunia. Misalnya kelompok musik Kiai Kanjeng besutan Emha Ainun Najdib (Cak Nun) tampil dalam salah satu acara Ngajogjazz di Yogyakarta (Keterngan Warsono: Pemusik Kiai Kanjeng). Ada juga kelompok musik Gugun Blues Salter yang tampil di event jazz di Indonesia, namun juga mampu bersaing dalam pertunjukan di Amerika sebagai band pembuka band dunia Bon Jovi pada tahun 2012. Dalam hal figur, kita tidak bisa melewatkan Ismail Marzuki. Beliau adalah seorang komponis berpengaruh yang sudah membuat 240 lagu (Jurnal Ekspresi, 2001) dan Slamet Abdul Syukur sebagai sorang komponis dari Asia pertama yang kompoisinya diterima oleh Eropa (keterangan Halim, Taman Budaya Surakarta, 2014), bahkan generasi yang terbilang sangat muda, Joy Alexander kelahiran tahun 2003 adalah musisi pertama yang mampu perform dalam ajang penghargaan musik bergengsi no 1 di dunia, yaitu Gramay Award 2016.

Dari seni tari kita mempunyai figur hebat dengan manajemen sanggar tarinya, yaitu Didik Ninik Thowok. Karya beliau cukup fenomenal di dunia tari, Khususnya tari tradisional. Terlebih lagi Indonesian Dance Festival (IDF), merupakan festival tari  yang memberikan pendidikan tari selama beberapa minggu kepada peserta didik yang terseleksi dengan profesional. Sejarah mencatatat, selama IDF berdiri keterlibatan tokoh penari dalam festival ini, seperti Ku Min-Shen (Taiwan), Min Tanaka (Jepang), Jenis Brener (Amerika Serikat), Susanna Leinonen (Finlandia) dan lainnya, bahkan mendapat perhatian khusus dari para kritikus seni tari seperti Jochen Smith (Jerman) (Harian Kompas, Minggu 26 Oktober 2014).

Dengan melihat beberapa figur dan kelompok seni pertunjukan seperti  yang dijelaskan di atas, tentu hal ini merupakan modal besar serta motivasi bagi pemerintah dan masyarakat Indonesia bahwa Indonesia mampu bersaing dan mempunyai daya tawar yang cukup tinggi bahkan sebagai model bagi negara lain dalam berkesenian di kancah Internasional. Terutama untuk memberikan persepektif terhadap negara lain bahwa Indonesia mempunyai brand sebagai negara seni dengan kualitas tinggi.

Maka dari itu, dengan banyaknya figur seniman yang seperti di atas, apa saja yang perlu dipersiapkan oleh pemerintah dan masyarakatnya dalam membangun kesenian pertunjukan di Indonesia? Apakah hanya sebatas aspek pengelolaan/manajemen? Atau memerlukan aspek2 yang lain? Mari  kita cari bersama hal-hal yang solutif untuk mengembangkan seni pertunjukan di Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun