Kita membiarkan matahari menjawab tanya hingga peselancar menenteng papannya; adakah puisi yang tak terlalu puisi?
Tulisan ini kubiarkan kau baca hingga terjawab segala tanya. Adakah segala spasi ini ketergesaan agar dipuji?
Yang ciap coba berkata, "Kau jangan banyak angan-angan. Memuja diri, perosok sendiri."
Segala rencana disetujui sejak sistem berdiri. Yang perlu terjadi, biarkan terjadi.
Aku menahan napasku. Orang ini membaca judulku, apa ekspektasinya?
Tiada terhasut, tiada akan. Tiada reaksi, merespons jadi.
Bukankah pilihan hidup hanya punya satu: menjadi semakin kaya dari waktu ke waktu?
Sebelum engkau menjadi guru, jadilah bangsawan dahulu. Sebab ia adalah pekerjaan para bangsawan yang telah lelah dengan harta.
Dalam perjalanan (bangsa) ini, apa yang hendak diulang dari sembilan puluh delapan?
Kapal berbendera hitam ini, bangsa yang tiada dapat dirampas kesejahteraannya, keadilannya.
Menggubah lagu, kaca sebenar-benarnya; doa buat yang terkasih, pertiwi.
Sukses ujian, sukses tes kemampuan akademik. Tips tipis ini mungkin bisa membantu.
Literasi. Siapa yang dapat mengeja makna, terjawab selinap sembul hakikatnya?
Yang terucap hanya akan terpantul kembali. Kata-kata, dapat demikian sakti.
Pada sebuah kios bunga, sebuah sepeda terhenti hendak membeli. Merayakan diri yang kini, menziarahi diri yang lampau.
Pelajaran apa yang hendak diambil dari segala urusan, segala ucapan? Adakah pelajaran telah tertuntaskan?
Gerimis berganti menjadi hujan. Pada saat titik itu bertemu, siapakah yang kurindukan?
Ingar ingatan, berputarnya pita rekaman mendaur dirinya seharian.
Pada tangga itu, di belakang pintu merah, zaman hendak berkata sudah. Udara menahan gagang pintu, masih ingin berkata tunggu.
Adakah persamaan sendirian dan kesepian bagi yang telah berteman dengan dirinya sendiri?