Pernyataan ini merupakan informasi bohong atau hoaks yang dalam jurnalistik termasuk sebagai misleading yaitu informasi yang menyesatkan
Suami-suami IRT yang HIV-positif jadi mata rantai penyebaran HIV/AIDS di masyarakat karena mereka tidak menjalani tes HIV
Kasus yang terdeteksi kemudian dicatat di Bekasi dan Bandung bisa jadi ada kasus dari daerah lain
Penanggulangan HIV/AIDS sejatinya dilakukan sebagai program di hulu bukan tes HIV yang merupakan langkah di hilir
Terkait dengan tes HIV yang merupakan sukarela, sehingga yang mejalani tes HIV hanya yang bersedia
Kasus HIV/AIDS pada gay ada di terminal terakhir, sedangkan kasus HIV/AIDS pada laki-laki heteroseksual akan jadi penyebar HIV/AIDS di masyarakat
Warga yang dianjurkan tes HIV yaitu laki-laki dan perempuan dewasa yang pernah atau sering melakukan perilaku seksual berisiko
Di Indonesia pelaporan kasus HIV/AIDS dilakukan secara kumulatif yaitu kasus lama ditambah kasus baru dan angka kematian tidak dikeluarkan
Tes HIV terhadap wanita pelayan kafe di Gianyar, Bali, dikawal polisi dan TNI. Ini berlawanan secara hukum dengan asas tes HIV yang sukarela (VCT)
10 PSK di tempat pelacuran Kali Asin, Karawang, idap HIV/AIDS itu artinya sudah ribuan warga Karawang yang berisiko tertular HIV/AIDS
Dinkes Sumedang, Jabar, lakukan tes HIV terhadap ibu hamil tapi suami ibu-ibu hamil yang positif HIV tidak jalani tes HIV, mereka sebarkan HIV/AIDS
Dilaporkan dua perempuan pemijat di Kab Berau, Kaltim, idap HIV/AIDS sehingga laki-laki yang pernah atau sering seks dengan pemijat dianjurkan tes HIV
Tidak semua orang pernah lakukan perilaku berisiko tertular HIV/AIDS, yang diajak tes HIV adalah warga yang pernah lakukan perilaku seksual berisiko
“Hari gini” masih saja ada berita yang menyesatkan yaitu mengait-ngaitkan ciri, tanda atau gejala HIV/AIDS dengan penularan HIV/AIDS
Warga yang menjalani tes HIV di Yankes sudah terdata identitasnya dan sudah menjalani pengobatan dengan obat antiretroviral (ART)
Dengan kondisi praktek pelacuran yang sudah pindah ke media sosial maka mustahil melakukan penjangkuan terhadap laki-laki pembeli seks
Kesadaran masyarakat untuk melakukan pemeriksaan, dalam hal ini tes HIV, terjadi di hilir sedangkan yang diperlukan program di hulu
Tanpa langkah yang konkret penyebaran HIV/AIDS di Bangkalan, Madura, Jatim, akan terus terjadi yang kelak akan bermuara pada ‘ledakan AIDS’
Kasus HIV/AIDS pada usia produktif realitas sosial yang realistis karena pada usia itu dorongan seksual tinggi dan mereka bisa beli seks
Pemerintah, dalam hal ini dinas terkait, tidak bisa menghentikan penularan HIV/AIDS karena perilaku seksual berisiko warga ada di ranah privat