Informasi sebut kasus HIV/AIDS turun merupakan rasa aman semu yang justru menyesatkan
Ciri-ciri yang disebut terkait HIV/AIDS tidak otomatis tunjukkan infeksi HIV jika tidak pernah lakukan perilaku seksual atau nonseksual yang berisiko
Padahal pembelian obat ARV yang gratis untuk pengidap HIV/AIDS di Indonesia juga mengandalkan bantuan asing
Untuk mengetahui status HIV seseorang bukan cari ciri-ciri AIDS, tapi melalui tes HIV yang baku
Seks bebas atau zina bukan penyebab utama HIV/AIDS karena pada seks bebas tidak otomatis terjadi penularan HIV/AIDS
Jutaan warga dunia melalukan seks bebas berulang, tapi kasus HIV/AIDS global tidak lebih dari 39,9 juta
Tidak semua orang yang aktif secara seksual bisiko tertular HIV/AIDS karena ada fakto yang membuat hubungan seksual berisiko tertular HIV/AIDS
Sejatinya disebutkan dengan jelas kepada siapa dan kapan gejala HIV/AIDS benar-benar terkait langsung dengan infeksi HIV/AIDS
Ada kasus penularan HIV/AIDS dari suami ke istri, tapi pemerintah abaikan hal itu, dalam PP 28/2024 tidak ada pasal tes HIV terhadap suami ibu hamil
Penularan HIV/AIDS melalui hubungan seksual di dalam dan di luar nikah bukan karena sifat hubungan seksual, seperti seks menyimpang
Yang potensial menyebarkan HIV/AIDS adalah laki-laki dewasa dengan perilaku seksual berisiko
Pernyataan ini merupakan informasi bohong atau hoaks yang dalam jurnalistik termasuk sebagai misleading yaitu informasi yang menyesatkan
Suami-suami IRT yang HIV-positif jadi mata rantai penyebaran HIV/AIDS di masyarakat karena mereka tidak menjalani tes HIV
Kasus yang terdeteksi kemudian dicatat di Bekasi dan Bandung bisa jadi ada kasus dari daerah lain
Penanggulangan HIV/AIDS sejatinya dilakukan sebagai program di hulu bukan tes HIV yang merupakan langkah di hilir
Terkait dengan tes HIV yang merupakan sukarela, sehingga yang mejalani tes HIV hanya yang bersedia
Kasus HIV/AIDS pada gay ada di terminal terakhir, sedangkan kasus HIV/AIDS pada laki-laki heteroseksual akan jadi penyebar HIV/AIDS di masyarakat
Warga yang dianjurkan tes HIV yaitu laki-laki dan perempuan dewasa yang pernah atau sering melakukan perilaku seksual berisiko
Di Indonesia pelaporan kasus HIV/AIDS dilakukan secara kumulatif yaitu kasus lama ditambah kasus baru dan angka kematian tidak dikeluarkan
Tes HIV terhadap wanita pelayan kafe di Gianyar, Bali, dikawal polisi dan TNI. Ini berlawanan secara hukum dengan asas tes HIV yang sukarela (VCT)