Cinta itu datang seperti maling: diam-diam dan kebangetan
“Yaudah sih 🙂” bisa jadi setuju, kesal, atau sindiran. Mampukah Bahasa Indonesia bertahan di era sarkas, satir, dan media sosial 📱?
Di dunia ini, bodoh itu nggak punya satuan. Jadi ukuran “bodoh” bisa beda-beda di mata setiap orang. Buat saya bodoh, belum tentu buat kamu.
Inilah kelas orang-orangYang kelak mempertahankan KekusaanmuMasuklah ke dalamnyaTebarlah remah-remah saat fajar menyingsing.Benamkan mereka dalam keko
Ketika stres melanda, nasihat teman Jawa ini malah bikin merinding:Let Bygone Be Bygone, But Don’t Forget to Drink Baygon.
Gaya bahasa sarkasme dan ironi di era sekarang
TikTok telah menjadi platform media sosial yang sangat populer, terutama di kalangan generasi muda, sebagai ruang ekspresi yang tidak hanya menghibur.
Apa jadinya jika ejekan terhadap agama bukan soal logika, tapi cermin luka batin dan ketakutan eksistensial yang tersembunyi?
sebuah puisi sarkasme tentang Tuhan dan para pejabat yang suka korupsi dan berbuat curang
Setiap melintasinya, tubuh bergoyang bukan karena musik, tapi karena getaran yang datang dari permukaan jalan yang bagaikan pijakan paku tersembunyi.
Gaya komunikasi Gen Z itu unik, mereka cenderung santai, suka bercanda,dan sering pakai bahasa gaul yang bikin obrolan jadi lebih seru.
Menjelang Hari Raya, sebagian besar pekerja menantikan tunjangan hari raya (THR). Namun, bagi pendamping desa, harapan itu tidak pernah menjadi kenyat
Sarkasme, sebagai bentuk komunikasi yang menggunakan ironi untuk menyampaikan sindiran atau ejekan, telah menjadi bagian tak terpisahkan dari interaks
Sarkasme dalam aplikasi tiktok
discourse adalah pencarian sebuah makna dalam sebuah kata/teks.
seolah merekalah yang paling berkuasa walau kadang berlindung dalam akun anonim atau sengaja membuat akun untuk menebar kebencian
Puisi mengenai orang-orang miskin yang menjadi bahan untuk konten berisi
Di antara gemerlap dunia yang serba indahTerselip ironi di balik senyum palsu
Bercanda dan sarkasme kepada teman itu boleh, tapi...
Karikatur ini, melalui humor yang keras, mengkritik pendekatan masyarakat modern yang sering kali lebih mengedepankan kompetisi daripada kerjasama.