Setiap tanggal 1 Oktober, bangsa Indonesia memperingati Hari Kesaktian Pancasila. Di balik seremoni dan retorika kebangsaan, pertanyaan besar mengemuk
"Mengatasi kemiskinan adalah sulit, tetapi merawat kasih sayang adalah jauh lebih sulit."Kenaikan gaji DPR hingga Rp3 juta per hari yang disertai joge
80 tahun merdeka, tapi korupsi, pajak mencekik, hukum jadi alat politik, dan alam dijarah. Merdeka atau sekadar merayakan kepalsuan?
Di tengah polarisasi dan perbedaan, ketahanan sosial menjadi pilar penting untuk menjaga persatuan, empati, dan semangat kebersamaan bangsa.
Pendidikan Karbitan, Koruptor Masa Depan: Mengapa Sistem Sekolah Kita Salah Arah?"Kita tidak kekurangan orang pintar, kita kekurangan orang bermoral."
Dua tokoh besar berpulang di akhir Juli. Saatnya refleksi: jejak integritas dan dedikasi mereka jadi pelajaran bagi bangsa.
"Bangsa Pemilik Batu Bisa Menang, Lalu Apa Kabar Kita Pemilik Semua Sumber Daya?"Refleksi Ketangguhan Afghanistan dan Cermin Retak Persatuan Indonesia
Paradoks Indonesia: Negara Kaya Sumber Daya, Tapi Warganya Miskin"Indonesia adalah negeri yang kaya raya, tetapi rakyatnya miskin. Inilah paradoks bes
Apapun bisa dioplos, ada apa dengan Indonesia? Mari kita bedah, renungkan, dan cari harapan dari balik budaya “oplosan” yang meracuni.
Pernahkah Anda memperhatikan siapa saja yang wajahnya tertera di lembaran rupiah? Mari bandingkan dengan Jerman sebelum euro, dan temukan apa perbedaa
Korupsi di Indonesia bukan sekadar kejahatan, tapi cerminan budaya. Apakah sistemnya yang rusak, atau mentalitas kita yang perlu dibenahi?
Watak Asli Bangsa Indonesia yang menghambat kemajuan bangsa: Kritik Pedas Mochtar Lubis yang Masih Relevan Hari Ini
Namun mengapa petani tetap sengsara?Apa-apa mahal, kata merekaLalu mengapa beras impor semua?Apa hasil buminya sudah tak lagi berharga?