Harum arabika yang kuat dan menyegarkan bisa jadi pertanda secangkir kopi akan segera terhidang.
Pada seduhan kopi kali ini, pahit tak perlu diceritakan lagi
Seorang lelaki bercerita kepada secangkir kopi
Selamat malam, kopi Adamu mengundang sekumpulan fiksi Engkau dengan segala kenikmatan
Secangkir kopi di malam ini, manis Mungkin terbuat dari senyumnya Uap mengepul bahagia Aroma cinta terhidu begitu sempurna
Secangkir kopi pagi ini, hitam. Pahit pun tak bisa disangkal
Di secangkir kopi tanpa gula, telah terlarutkan satu cerita
Menikmati secangkir kopi di saat pilu, menyeruputnya seperti keakuanku
Beberapa kali kita terhenti pada teguk kopi kedua atau ketiga sembari membiasakan indra pengecapmenyelami setiap sensasi rasa dari dalam cangkir.
Kopi menginspirasi puisi. Pun sebaliknya.
Secangkir kopi di malam Sabtu, pekat seperti masa lalu
Tapi kadang kita juga harus berhenti hanya berdiam diri dan membiarkan pikiran menyelami diri sendiri.
Cinta pasti akan menemukan tempat sejati Oleh karena itu, tak perlu risau. Apalagi sakit hati
Dengan secangkir kopi menemani pagi. Manis dan pahit dalam wadah yang sama. Suka dan duka yang diaduk rata.
tiada canda tawa tiada ceria lagi tertunduk haru menahan emosi bagai debur ombak di tepian pantai berjalan dengan langkah gontai
Aku seduh mimpi Di semesta tak berkembang-api Tidak dari kabin pesawat VIP Melainkan menyeduhnya di geladak kapal api
Secangkir kopi hangat tersaji ditemani kudapan sekerat roti lumayan guna mengganjal perut
Hujan ini turun begitu tiba-tiba hingga tak bisa kusiapkan sesuatu untuk menjamunya
Ada kerinduan hadirmu di sini. Ada kesepian yang bersembunyi. Ada kehangatan yang ingin dikenang