Mohon tunggu...
Tabrani Yunis
Tabrani Yunis Mohon Tunggu... Guru - Tabrani Yunis adalah Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, juga sebagai Chief editor majalah POTRET, majalah Anak Cerdas. Gemar menulis dan memfasilitasi berbagai training bagi kaum perempuan.

Tabrani Yunis adalah Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, juga sebagai Chief editor majalah POTRET, majalah Anak Cerdas. Gemar menulis dan memfasilitasi berbagai training bagi kaum perempuan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Sepeda-sepeda itu Membawaku ke Bivak

8 November 2018   16:03 Diperbarui: 8 November 2018   16:18 450
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebuah kampung yang belum pernah aku ketahui dan belum pernah sebelumnya aku kunjungi, walau sebenarnya aku sudah banyak keliling Aceh masuk ke pedalaman dan pelosok Aceh untuk mengantarkan sepeda dan sekalian berbagi bahan bacaan, berupa majalah POTRET dan majalah Anak Anak Cerdas. 

Alhamdulilah, ternyata program 1000 sepeda dan kursi roda yang aku gagas di Center for Community Development and Education (CCDE) ini, sudah mengantarkan aku bisa melihat langsung bagaimana kehidupan masyarakat dan anak-anak yang berhadapan dengan kesulitan bersekolah.

Aku sangat bersyukur dan berterima kasih kepada semua pihak yang telah ikut membantu program ini. Mereka adalah orang-orang hebat yang mendonasikan rezekinya lewat CCDE berupa uang untuk membeli sepeda, kursi roda dan bahkan juga tongkat, bila diperlukan. Aku sebagai penerima amanah dengansuka rela dan bahagia bisa bertemu anak-anak yang sedang kesulitan. 

Alhamdulillah, selama menjalankan program ini, walau aku harus mengemudikan mobil sendiri, Allah selalu menyelamatkan aku dan teman-teman, seperti Iqbal Perdana, dan lain-lain dalam perjalanan tersebut, tanpa pernah mengalami kerusakan mobil, walau mobil itu sudah tua, ya Ford Ranger keluaran tahun 2001. 

Aku patut bersyukur dan berbahagia dengan rahmat Allah ini. Ini pulahlah yang mengantarkan aku bisa tiba di kampung yang tidak pernah ada dalam pengetahuanku sebelumnya.

Perjalanan menuju Bivak
Perjalanan menuju Bivak
Maaf, kalau ceritanya sudah beranjak jauh dari Bivak. Sebaiknya kita telusuri, bagaimana aku dan Iqbal bisa sampai ke Bivak. Sungguh, aku tidak pernah punya rencana ke kampung itu. Tetapi, karena ada permohonan bantuan sepeda yang dikirimkan oleh Kepala SD Negeri 12 Bivak, Juli, Pak Iskandar, yang meminta bantuan sebanyak 7 sepeda. 

Namum kami membawa 10 sepeda, karena ada dua permintaan lain di wilayah Juli tersebut serta biasanya ada anak yang tidak mengajukan, karena tidak tahu, maka dalam kondisi yang sangat membutuhkan itu, ia bisa mendapatkan sepeda tanpa harus mengajukan permohonan. Kita bisa melihat kondisi ril di lapangan. 

 Akhirnya aku dan Iqbal membuat rencana untuk mengantarkan sepeda dari kota Banda Aceh ke kampung itu. Sudah hampir satu bulan direncanakan untuk mengantarkan sepeda itu, namun karena belum ada biaya transport untuk ke lokasi, aku mohon kepada Pak Iskandar untuk bersabar sejenak dan beliau mengiyakannya.

 Alhamdulilah, Allah menunjukan kebesaranNya. Pada tanggal 1 Oktober 2018, aku menerima panggilan telepon dar Pak Zulwanis, pegawai di Dinas Pendidikan Pidie Jaya. Beliau mengundangku untuk memberikan materi menulis, ya membimbing murid SD dan SMP menulis. Kegiatan itu dilakukan pada hari Kamis, 04 Oktober 2018. 

Acara direcanakan berlangsung pada pukul 09.00 hingga pukul 17.30 WIB. Aku diminta memfasilitasi sendiri. Alhamdulilah aku sangupi dan aku benar-benar sanggup hingga sore hari. 

Perjalanan menebarkan cinta literasi, cinta membaca dan menulis di kalangan murid SD dan pelajar SMP di Pidie Jaya pada tanggal 04 Oktober 2018 itu menjadi jembatan bagi aku dan Iqbal untuk bisa melanjutkan perjalanan ke Bireun.  Ya, usai memfasilitasi kegiatan menulis tersebut, pada pukul 18.00 WIB, aku kembali mengendalikan stir mobil menuju Bireun. Namun, karena sudah menjelang magrib, perut terasa lapar dan badan minta istirahat sejenak, kami berdiri di dekat SPBU Ule Gle, Pidie Jaya. Ketika mata sedang melihat, mencari warung kopi, tiba-tiba sebuah pesan di massanger. Seorang sahabat facebookerku bertanya di mana posisiku. Aku mengatakan dalam mobil. Aku membuka kaca mobil, ternyata ia, berada pas di warung sebelah jalan. Aku bertemu dan menikmati secangkir kopi dan sepering martabak telor, sambil berduskusi mengenai literasi bersama Muhammad Iqbal yang suka menulis cerpen itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun