Mohon tunggu...
Tabrani Yunis
Tabrani Yunis Mohon Tunggu... Guru - Tabrani Yunis adalah Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, juga sebagai Chief editor majalah POTRET, majalah Anak Cerdas. Gemar menulis dan memfasilitasi berbagai training bagi kaum perempuan.

Tabrani Yunis adalah Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, juga sebagai Chief editor majalah POTRET, majalah Anak Cerdas. Gemar menulis dan memfasilitasi berbagai training bagi kaum perempuan.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Bertandang ke Rumah Bangsa Mahowk di Montreal, Canada

25 Oktober 2017   21:44 Diperbarui: 26 Oktober 2017   18:29 3082
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Malam ini aku ingin bernostalgia. Ya, ingin membawa ingatanku mengembara ke masa lima tahun lalu, di tahun 2012. Kala itu aku mendapat kesempatan mengikuti short course selama 3 minggu di Montreal, Canada. Sebuah kesempatan emas dan cukup mahal bagiku. Karena untuk bisa datang dan tinggal selama 3 minggu di Canada itu, sebenarnya bila menggunakan dana sendiri, sangatlah tidak mungkin. Alasannya pasti secara finansila, jauh panggang dari api. 

Namun, aku sangat bersyukur, karena saat itu, setelah aku mengajukan permohonan untuk bisa mengikuti short course 33rd International Human Rights Training Program dikabulkan. Dengan demikian, semua biaya dan fasilitas untuk berangkat ke Montreal dicari oleh Equitas sebagai penyelenggara short course tersebut. Akhirnya aku berangkat menuju Jakarta, terbang melewati Doha, London dan tiba di Montreal pada tanggal 01 Juni 2012.

Ada banyak  cerita yang sempat menjadi catatan  ketika berada di Montreal kala itu. Aku teringat di suatu pagi kala sinar matahari memberikan kehangatan lewat jendela kaca yang tertutup sedikit dengan tirai di lantai dua Eco Residence, McGill. Aku baru saja terbangun dari tidur, setelah disorot sinar matahari yang sangat tajam itu. Bergegas ke kamar mandi untuk bersiap-siap ke cafeteria yang terletak di bagian dalam Stewart Building. Acara sarapan pagi (breakfast) dibuka dari pukul 7.00 -- 830. 

Artinya ada sekitar satu jam setengah, waktu untuk menikmati sarapan pagi yang menunya sudah pasti hanya itu-itu saja. Usai sarapan pagi, berarti urusan perut selesai. Tiba-tiba, seorang kawan dari Nepal mengingatkan bahwa kami harus segera ke bus, karena menurut jadwal kami akan mengadakan kunjungan lapangan. Aku pun berjalan bersamanya keluar dari cafeteria tersebut menuju halaman College. Aku melihat sudah ada dua bus yang siap membawa kami.

Pada pukul 8.45 kami mulai naik bus di depan  John Abbott College dengan menumpangi dua bus tersebut. Di dalam bus, sebagaimana biasanya, aku suka bercengkrama dengan kawan-kawan yang berasal dari Algeria, Nigeria dan juga dari negera lain itu. Saling tertawa, karena banyak hal yang lucu dan kocak keluar dari mulut kami. Tidak lama kemudian, bus mulai bergerak meninggalkan halaman John Abbot College yang letaknya di 21,275 Lakeshore Road, Sainte-Anne-de-Bellevue itu. Artinya, kami mulai berangkat pada puku 9.00 pagi, kala matahari menyingsing dan menghangatkan badan. Karena sudah selama seminggu terus saja diselimuti dinginnya udara di Montreal. 

 Pokoknya,  kami berangkat menuju Kahnawake. Kahnawake terletak sekitar 10 km, sebelah selatan Montreal, yang berada di pantai atau pesisir sungai Lawrance. Bila berangkat dari John Abbott College, jarak yang ditempuh sekitar 31 kilometer. Kata Kahnawake secara literal, adalah On the Rapids, yang sesungguhnya menjelaskan tentang territorial bagian timurnya. Komunitas kahwanake ini didiami oleh sekitar 8000 jiwa. Seperti dijelaskan padaa pertemuan itu, bahwa Bangsa Mohawk di Kahnaw: ke adalah kursi pemerintahan tradisional untuk orang Kanien'keh: ka (Mohawk) di Kahnaw: ke.

Sebelum tiba di longhouse, aku sempat mencari tahu tentang tempat yang akan kami tuju. Ini perlu agar setiba di tempat pertemuan, ada persiapan pertanyaan yang bisa dilemparkan. Sebab, memang ada waktu tanya jawab yang diberikan kepada kami. Maka, setelah membaca sejarahnya, aku temukanlah bahwa dalam cacatan sejarah itu disebutkan atau dijelaskan sejarah itu bahwa, Kahnaw:ke adalah satu dari delapan wilayah yang membentuk Kanien'keh: ka (Mohawk) Nation. Bangsa Mohawk adalah anggota Haudenosaunee atau People of the Longhouse. Haudenosaunee adalah orang berdaulat yang terdiri dari lima (dan lebih dari enam) negara-negara Pribumi; sering disebut sebagai Konfederasi Iroquois Enam Bangsa. Mereka: Kanien'keh: ka - The Mohawk Nation, Oneniote': ka - Bangsa Oneida, Ononta'keh: ka - Bangsa Onondaga, Kaion'keh: ka - Bangsa Cayuga, Shotinontowane': ka - Bangsa Seneca dan Tehatiskar: ros - Bangsa Tuscarora

Kami berkunjung ke rumah panjang bangsa Mahowk ini untuk mengetahui bagaimana cerita perdamaian yang pernah mereka buat. Setelah menempuh perjalanan  dengan melewati sebuah jembatan yang panjang yang menghubungkan kami dari daratan Montreal ke Kahwanake, sambil menikmati indahnya pemandangan, bus tour yang kami tumpang tiba di tempat tujuan. Pada pukul 11.15, kami tiba di long house (rumah panjang) yang menjadi tempat pertemuan kami dengan pengelola rumah panjang tersebut. Sebelum masuk ke rumah panjang, para peserta yang berasal darai sejumlah Negara itu, asik selfie dan berfoto bersama di depan rumah panjang itu. Kemudian, kami dipersilakan masuk diberikan informasi mengenai tempat-tempat yang bakal dikunjugi. Di sini, kami dipertemukan dengan Keneeth Deer, Joe Deom and Michael Rice.

Ketika memasuki rumah rumah panjang, kami disambut dengan tarian-tarian dan lagu-lagu tradisional orang Mahowk. Aku tidak melihat ada orang-orang yang berpenampilan punk. Padahal, menurut cerita, orang-orang punk itu adalah orang dari bangsa Mahowk. Namun, tidak satu pun aku menemukan orang-orang berpenampilan dan berperilaku punk itu. Jadi tidak tampak anak-anak punk seperti yang kita lihat di negeri kita dengan gaya yang jauh berbeda dengan kita, dalam hal penampilan dan cara berperilaku.

Doc. Pribadi
Doc. Pribadi
Berada di dalam rumah panjang itu, kami disuguhkan dengan cerita perjalanan bangsa Mahowk itu. Salah satu yang aku ingat kala itu adalah bahwa Kanien'keh: ka (Mohawk) dianggap sebagai "fondasi Perdamaian Besar", berbagi dengan Seneca tanggung jawab untuk menjaga pintu menuju Longhouse, simbol Konfederasi. Karena lokasi mereka di timur. Jadi, Mohawk adalah yang pertama dari Konfederasi untuk terus berhubungan dengan orang Eropa. Mereka telah menjalin kontak dagang dengan Belanda pada awal abad ke-17. Segera setelah ini, Belanda dan Mohawk menegosiasikan Traktat Persahabatan.

Traktat itu menjelaskan bahwa " Kita harus berterima kasih kepada Sang Pencipta untuk semua ciptaannya; dan saling menyapa dengan berpegangan tangan untuk menunjukkan rantai perjanjian yang mengikat persahabatan kita sehingga kita dapat berjalan di atas bumi ini dalam damai, percaya, cinta, dan persahabatan, dan kita dapat merokok tembakau suci di dalam sebuah pipa yang merupakan simbol perdamaian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun