Mohon tunggu...
Tabita Larasati
Tabita Larasati Mohon Tunggu... Desainer - disainer

suka jalan-jalan dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pahlawan Tak Hanya Soal Senjata

8 November 2018   18:11 Diperbarui: 8 November 2018   18:12 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jika peringatan hari Pahlawan tiba, maka  yang ada di benak kita adalah kota Surabaya.  Terngiang-ngiang di telinga pidato berapi-api dari bung Tomo untuk melawan Sekutu yang akan menyerang Indonesia . Apalagi kita tahu Belanda membonceng pasukan Sekutu untuk ingin menguasai kembali Negara kita.

Selain pidato berapi-api, mungkin kenangan pada perlawanan arek-arek Suroboyo itu juga pada bambu runcing. Untuk melawan sekutu mereka tak segan menghadapi hanya dengan bambu runcing. Padahal lawan menyerang mereka dengan aneka senjata modern, tapi pemuda-pemuda Surabaya tak gentar. Mereka melawannya dengan senjata seadanya.

Kini semangat untuk berjuang bagi arek-arek Suroboyo masih kuat mengalir. Hanya saja bentuknya lain. Karena musuh secara fisik sudah tidak ada lagi dan terganti oleh musuh modern yaitu intoleransi, kemiskinan, narkoba, pornografi dll.

Ibu Risma, sang Walikota Surabaya punya program menarik untuk melawan salah satu musuh itu yaitu kemiskinan. Yaitu melalui program Pahlawan Ekonomi (PE) dan Pejuang Muda (PM). Tujuannya tak lain memberdayakan dan meningkatkan kapasitas masyarakat khususnya wanita dan kaum muda.

Pendek kata, walikota berharap para perempuan dan pemuda Surabaya juga tak segan ikut berjuang untuk mewujudkan kesejahteraan keluarga melalui program PE dan PM. PE dan PM hakekatnya mewujudkan entrepreneurship untuk kalangan ibu-ibu dan kaum muda.

PE adalah program pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah bagi warga Surabaya berupa pelatihan dan pendampingan usaha. Sedangkan Pejuang Muda adalah program pemberdayaan yang khusus untuk pengusaha muda yang baru terjun di dunia usaha.

Dalam waktu sekitar 7,5 tahun, angka kemiskinan kota Surabaya tinggal 5 persen  setelah sebelumnya 7 persen. Kesempatan yang diberikan oleh pemerintah ternyata tidak disia-siakan oleh para ibu dan pemuda. Mereka menegakkan ketahanan bangsa lewat kegiatan usaha.

Dari sini kita bisa belajar bahwa musuh tidak saja soal fisik. Tetapi juga merambah kesejahteraan sampai ideology. Bahkan sering karena kemiskinan seseorang memiliki keyakinan salah terhadap ideology karena berbagai pengaruh.

Program yang dibuat oleh walikota Surabaya, mungkin satu contoh nyata bagaimana penting bagi kita untuk mewujudkan kesejahteraan dan perdamaian bersama. 

Pahlawan tidak hanya berupa sosok yang membawa senjata. Tapi juga memperjuangan kehidupan agar lebih damai dan sejahtera.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun