Mohon tunggu...
Lupin TheThird
Lupin TheThird Mohon Tunggu... Seniman - ヘタレエンジニア

A Masterless Samurai -- The origin of Amakusa Shiro (https://www.kompasiana.com/dancingsushi)

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Akankah "Digital Medicine" Menjadi "Best Medicine"?

27 Juni 2020   08:00 Diperbarui: 27 Juni 2020   16:29 445
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Data dasar diperoleh dari hasil penelitian maupun percobaan yang dilakukan atas pengamatan perilaku seseorang yang kecanduan merokok.

Sebagai output, contohnya obat digital bisa memberikan anjuran agar pasien berolah raga untuk menghilangkan keinginan merokok. Atau menganjurkan agar pasien memakan permen untuk mengurangi keinginan merokok.

Sebelum MHLW memberikan persetujuan untuk peredaran obat digital ini, tentu Cure App juga sudah melalukan berbagai macam uji coba klinis.

Hasilnya menunjukkan bahwa 64% dari orang yang menggunakan aplikasi ini selama 6 bulan, ternyata bisa mencegah mereka untuk merokok kembali, dibandingkan dengan pasien yang tidak menggunakan obat digital produksi mereka.

Kalau kita bandingkan obat digital dengan obat yang biasa kita kenal (saya akan sebut sebagai obat konvensional), memang ada beberapa perbedaan.

Pertama, dan mungkin perbedaan yang paling mencolok adalah, karena obat digital wujudnya adalah aplikasi, maka risiko efek samping tidak akan mudah kita kenali.

Berbeda dengan obat konvensional, dimana efek samping yang ditimbulkan bisa dengan mudah dikenali dan dirasakan oleh pasien dalam hitungan menit atau jam.

Data yang diperoleh dari obat digital ini juga bisa langsung disimpan di dalam program, kemudian digunakan untuk mengelola segala perkembangan penanganan penyakit yang bertujuan untuk penyembuhan pasien.

Data ini juga dengan mudah bisa digunakan untuk membantu pasien lain yang mempunyai penyakit sama.

Kemudian waktu yang dibutuhkan untuk pengembangan obat digital, tidak selama waktu yang dibutuhkan untuk pengembangan obat konvensional.

Waktu pengembangan yang singkat ini juga berbanding lurus dengan biaya yang dibutuhkan. Sehingga kita bisa mengatakan bahwa biaya pengembangan obat digital jauh lebih murah dibandingkan dengan obat konvensional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun