Mohon tunggu...
Lupin TheThird
Lupin TheThird Mohon Tunggu... Seniman - ヘタレエンジニア

A Masterless Samurai -- The origin of Amakusa Shiro (https://www.kompasiana.com/dancingsushi)

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Napak Tilas Basho ke Matsushima, Mengarungi Sekat Ruang Waktu dan Sejarah

14 Juli 2018   07:37 Diperbarui: 15 Juli 2018   03:09 2194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Togetsukyou yang menghubungkan daratan dan Pulau Oshima (Dokumentasi Pribadi)

Karena spot Matsushima yang saya ingin kunjungi di selatan hanya satu yaitu Pulau Oshima ini, maka setelah puas berkeliling saya kembali ke arah stasiun (utara) untuk melihat bagian yang lain di Teluk Matsushima. 

Dari stasiun bila kita belok arah ke kiri, ada kuil yang bernama Godaidou. Kuil Godaidou yang berdiri sekarang ini, dibangun oleh Date Masamune pada tahun 1604 dan merupakan salah satu dari kuil yang ditetapkan sebagai bangunan peninggalan kebudayaan (bersejarah) yang penting di Jepang (Juuyou-bunkazai). Bangunan Godaidou tergolong kecil, hanya berukuran sekitar 6x6 meter. 

Namun ukiran pada kayu tiang penyangga kuil, dan arsitektur dari bangunan kuil itu sendiri adalah yang tertua di daerah Tohoku, yang merupakan peninggalan dan bukti sejarah dari arsitektur era Momoyama.

Godaidou (Dokumentasi Pribadi)
Godaidou (Dokumentasi Pribadi)
Kuil ini dikenal dengan nama Godaidou (go merupakan Bahasa Jepang dari angka lima) karena En-Nin, yang juga merupakan Biksu yang membangun Yamadera, menempatkan lima patung Godai-Myouou (vidya-raja atau Wisdom King) dengan formasi satu di tengah dan empat di kelilingnya yang posisinya sama dengan 4 arah angin (Barat-Timur-Utara-Selatan). 

Tidak seperti patung di kebanyakan kuil yang bisa dilihat setiap saat, pintu dari kuil ini akan dibuka dan patung bisa dilihat oleh umum hanya satu kali dalam kurun waktu 33 tahun. Tahun 2039 nanti adalah tahun dimana masyarakat bisa menyaksikan Godai-Myouou.

Dari tempat ini kita juga bisa memandang pulau-pulau kecil yang berada di sekitarnya. Kita bisa melihat dengan jelas lapisan tanah dan bebatuan yang membentuk pulau berwarna putih kekuningan tergerus arus ombak laut. Ombak disekitar pulau memang tidak terlalu besar sewaktu saya berkunjung kesana. Namun karena laut yang dangkal (kedalamannya kurang lebih 2 meter), maka kalau ada ombak yang agak besar, kabarnya kita bisa melihat butiran pasir di dasar laut ikut terangkat ke permukaan.


Bebatuan pembentuk Pulau tergerus air dan angin dengan bergulirnya waktu (Dokumentasi Pribadi)
Bebatuan pembentuk Pulau tergerus air dan angin dengan bergulirnya waktu (Dokumentasi Pribadi)
Di samping lokasi Godaidou, ada jembatan Fukuura-bashi yang panjangnya sekitar 252 meter. Jembatan ini menghubungkan daratan dengan Pulau Fukuura-shima. Pulau ini berfungsi sebagai taman, dan kita bisa berkeliling di dalamnya. Sayangnya, saya tidak punya cukup waktu untuk berkeliling di dalam, sehingga saya hanya mencoba menyeberang jembatan lalu kembali lagi ke daratan.

Bagi anda yang punya waktu banyak, anda bisa juga mencoba naik perahu wisata untuk cruising ke beberapa pulau yang ada disana. Jalur untuk cruising (rutenya) pun bervariasi. Harga tiketnya juga bervariasi sesuai dengan rute atau jumlah pulau yang dilalui. Tiket untuk berkeliling bisa langsung dibeli di dekat lokasi bersendernya perahu wisata.

Fukuura-bashi yang menuju Fukuura-shima (Dokumentasi Pribadi)
Fukuura-bashi yang menuju Fukuura-shima (Dokumentasi Pribadi)
Setelah puas melihat pemandangan laut dan pulau, kemudian saya masuk lebih dalam ke daratan untuk mengunjungi kuil Zuiganji. Kuil ini merupakan salah satu dari National Treasure di Jepang. Kuil pertama kali dibangun pada tahun 828 oleh En-Nin, yang kemudian melalui beberapa pergolakan sejarah, kuil ini berpindah tangan ke beberapa penguasa di zamannya. Kemudian perombakan besar-besaran kuil dilakukan oleh Date Masamune, yang kemudian menyelesaikan pembangunan kembali kuil pada tahun 1609. Beberapa bagian yang asli dari kuil ini masih bisa kita saksikan sekarang, misalnya bangunan utama atau Hondou, Kuri atau dapur, maupun lorong di beberapa komplek bangunan kuil, ditambah beberapa gapura utama.

Pintu Masuk Utama Kuil Zuiganji (Dokumentasi Pribadi)
Pintu Masuk Utama Kuil Zuiganji (Dokumentasi Pribadi)
Di komplek kuil juga ada banyak gua yang dipakai untuk mengenang atau mendoakan arwah orang yang sudah meninggal. Jasad orangnya sendiri tidak ditaruh disana, namun hanya nama orangnya yang ditulis di sebilah kayu panjang yang disebut touba. Di beberapa gua ada juga ada pahatan berbentuk stupa dan patung dewa.

Komplek kuil Zuiganji memang luas, selain itu banyak pepohonan yang tumbuh baik di dalam maupun di sekitar lingkungan kuil, yang membuat suasana menjadi teduh dan asri. . Banyaknya pohon bukan hanya disekitar sini saja, namun di sebagian besar daerah Matsushima. Bahkan Sendai, sebagai ibukota dari Miyagi memiliki julukan Mori-no-Miyako, kota dengan banyak pepohonan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun