Relevansi Hari Ini
   Di era sekarang, kita bisa melihat bagaimana akar agama, filsafat, dan sains saling melengkapi dalam MSDM. Banyak perusahaan bicara tentang employee well-being, keberagaman, dan keseimbangan kerja-hidup. Itu sebenarnya kembali ke ajaran agama tentang keadilan, filsafat tentang martabat manusia, dan sains tentang produktivitas yang berkelanjutan.
   Contohnya, ketika pandemi melanda, banyak organisasi menyadari bahwa menjaga kesehatan mental karyawan sama pentingnya dengan menjaga target kerja. Perusahaan yang mampu bertahan bukan hanya yang efisien, tetapi yang peduli pada manusia di dalamnya.
Penutup
   Dari sini kita belajar bahwa MSDM bukan hanya urusan gaji, kontrak, atau pelatihan. Ia adalah ilmu yang berakar dalam nilai agama, diperkuat oleh renungan filsafat, dan diperkokoh oleh sains. Jika salah satu akar ini hilang, MSDM akan pincang. Karena pada akhirnya, mengelola sumber daya manusia berarti mengelola hati, pikiran, dan martabat manusia itu sendiri.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI