Mohon tunggu...
Syulatuddifa U.A.T
Syulatuddifa U.A.T Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

A daydreamer and a night-thinker

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Komunikasi Era Digital: Etika Komunikasi dalam Media Sosial (Instagram)

11 Desember 2021   07:10 Diperbarui: 11 Desember 2021   07:29 4143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemilihan kata dalam komunikasi adalah membentuk dan menempatkan kata-kata dalam sebuah kalimat dengan tujuan memperoleh kata yang paling sesuai untuk kegiatan atau tindakan yang memungkinkan pembicara atau penulis untuk menyampaikan konsep atau ide yang dimaksud. Informasi yang ingin disampaikan pembicara dapat menjadi tidak efektif atau bahkan terjadi salah paham karena informasi yang disampaikan tidak jelas akibat pemilihan kata yang salah.

Komunikasi di media sosial sering dilakukan dalam bahasa yang tidak baku. Salah satu alasannya karena tidak jelas siapa dan dimana mitra komunikasi berada di dunia maya. Bahasa di media sosial bukanlah bahasa resmi seperti makalah, esai, jurnal, dan karya tulis. Pengguna media sosial jarang sekali bahkan hampir tidak ada yang menulis di media sosial menggunakan bahasa yang sesuai dengan ejaan yang disempurnakan (EYD).

Media sosial seperti menjadi tempat untuk berbagi cerita tentang setia aktivitas. Ledakan emosi dalam bentuk teks dan foto yang seringkali mengabaikan etika berkomunikasi yang ada. Media sosial tidak lagi menjadi media untuk bertukar informasi, tetapi menjadi media untuk berbagi emosi. Jika kemajuan teknologi tidak diiringi dengan kemajuan pemikiran, maka kemajuan teknologi bisa berbanding terbalik dengan pola pikir dan etika yang ada.

Perkembangan teknologi telah membuat perubahan pemikiran. Etika yang dulu dipandang penting oleh masyarakat Indonesia, tampaknya tidak lagi menjadi hal yang penting karena tuntutan zaman. Aksesibilitas dan kemudahan penggunaan media sosial tanpa disadari telah menjerumuskan kita dalam penurunan etika.

Dalam kehidupan sosial masyarakat, istilah etika dikaitkan dengan moral diri sendiri. Orang yang tidak memiliki etika yang baik sering kali digolongkan sebagai orang yang tidak bermoral karena tindakan dan perkataannya tidak dilandasi oleh penalaran yang baik. Hal itu karena menyangkut pertimbangan nilai-nilai baik yang harus dilakukan dan nilai-nilai buruk yang harus dihindari. Terbatasnya filter untuk menjelaskan nilai baik dan buruk merupakan awal mula permasalahan dalam penggunaan media sosial dalam berinteraksi dan berkomunikasi.

Etika komunikasi dalam pelaksanaannya dapat dilihat antara lain dalam komunikasi yang santun. Hal ini juga mencerminkan kesopanan pribadi kita. Komunikasi ibarat penghubung kehidupan, sebagai ekspresi dari kepribadian, sifat, atau kepribadian seseorang untuk saling berinteraksi dan bekerja sama. Kita perlu mengekspresikan diri kita melalui cara yang berbeda, baik verbal maupun non-verbal untuk memahami satu sama lain tentang apa yang orang pikirkan, rasakan, dan inginkan. Pesan yang disampaikan melalui komunikasi dapat memberikan efek positif dan negatif. Komunikasi lebih berkualitas jika para peserta komunikasi memahami dan menguasai teknik dan etika komunikasi yang baik.


Etika komunikasi tidak hanya terkait dengan ucapan yang baik, tetapi juga terkait dengan ketenangan, kesabaran dan ekspresi empati dan niat tulus kita dalam berkomunikasi. Bentuk komunikasi ini mengarah pada komunikasi dua arah yang menonjolkan sikap saling menghormati, perhatian dan dukungan dari mitra komunikasi. Komunikasi yang etis menjadi isu paling penting dalam mengkomunikasikan aspirasi masa kini. Masih banyak yang perlu dikhawatirkan tentang perilaku komunikasi yang santun. Etika komunikasi seringkali terkesampingkan karena tidak ditetapkan sebagai hal utama kehidupan bermasyarakat atau berbangsa.

Dalam media sosial, gambar yang tidak pantas dikirim ke publik, dapat menyebabkan komentar negatif tentang apa yang seharusnya tampak sakral dan bahagia. Sebaiknya gambar tersebut tidak diunggah di sosial media agar tidak menjadi konsumsi publik, cukup disimpan sebagai kenang-kenangan. Selain itu, etika komunikasi di media sosial adalah dengan memberikan komentar atau balasan komentar dengan baik dan sopan.

Intinya, etika komunikasi sangat penting ketika menggunakan media sosial. Karena hal ini meminimalkan reaksi dan perspektif negatif dari pembaca dan masyarakat umum. Kita juga perlu memilih gambar atau foto mana yang dapat kita unggah dan gambar atau foto mana yang sebaiknya kita jadikan sebagai koleksi pribadi saja. Etika berkomunikasi di media sosial sangat penting baik dalam hal mengunggah foto maupun penulisan status dan komentar. Apa yang kita lakukan di ruang publik seperti media sosial bersifat umum. Semua orang dapat berkomentar mengenai hal positif maupun hal negatif. Jadi, sebelum mengupload, menulis atau memberikan komentar di sosial media sebaiknya kita memeriksa dan mempertimbangkan kembali apakah sudah memnuhi persyaratan etika berkomunikasi atau belum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun