Mohon tunggu...
Syukriadi Syukriadi
Syukriadi Syukriadi Mohon Tunggu... Guru - Guru PAI SMKN 1 Pariaman

Menulis dan berkreasi merupakan hal yang menjadi hobi saya. Menuangkan apa yang terfikirikan melalui tulisan-tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Dinamika Pemikiran Dalam Islam

31 Desember 2022   08:28 Diperbarui: 31 Desember 2022   08:34 654
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pendahuluan

Kalau dulu setiap agama menjadi pusat yang dikelilingi Tuhan, maka kini diubah Tuhanlah yang dikelilingi agama-agama. Artinya, dari banyak agama Tuhan menjadi banyak agama satu Tuhan.

Doktrin pluralisme agama ini kini disebarkan ke dalam wacana pemikiran Islam. Pengikut pertama doktrin teologi global dari Islam adalah Hasan Askari, sedangkan pengikut doktrin kesatuan utama agama-agama adalah S. H. Nasr. Namun, pencetusnya sendiri Schuon yang dulunya Yahudi itu konon telah masuk Islam dan tetap pluralis.

Sejumlah cendekiawan Muslim yang mengadopsi paham ini sekurangnya ada tiga kelompok. Pertama, mereka yang memahami doktrin, dan mempunyai agenda tersendiri. Kedua, mereka yang tidak memahami doktrin ini karena pemikirannya terbaratkan. Ketiga, mereka yang tidak memahami doktrin ini dan terbawa oleh wacana umum. Dari kelompok pertama dan kedua inilah muncul istilah-istilah asing seperti Islam inklusif, Islam pluralis, pluralisme dalam Islam dan sebagainya.

Selain itu mereka juga mencari-cari justifikasi dari al-Quran dan hadits. Cara yang mereka gunakan adalah dengan mendekonstruksi makna ayat dan hadits untuk disesuaikan dengan tujuan mereka.

Dalam hal ini, fanatisme pemikiran tertentu sangat kental, dan sering kali tidak toleran terhadap kelompok yang lain. Adanya pluralitas pemikiran dalam Islam dianggap sebagai 'bencana', dan semangat klaim kebenaran menguat, bahwa kelompoknyalah yang paling benar. Pada fase inilah umat Islam menuju gerbang awal kemunduran peradabannya.

 

PEMBAHASAN

  1. Perkembangan Awal Pemikiran Islam

Sebelum memulai pembahasan, perlu diketahui bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang hingga saat ini menjadi kunci yang paling mendasar dari kemajuan yang diraih umat manusia, tentunya tidak datang begitu saja tanpa ada sebuah dinamika. Proses untuk mendapatkan ilmu pengetahuan sering dikenal dengan epistemologis.

Secara umum, epistemologi dalam Islam memiliki tiga kecenderungan yang kuat, yaitu bayani, irfani, dan burhani :

Pertama, epistemologi bayani adalah epistemologi yang beranggapan bahwa sumber ilmu pengetahuan adalah wahyu atau penalaran dari teks. Ilmu-ilmu keIslaman seperti hadis, fikih, ushul fikih, dan lainnya, menggunakan epistemologis ini. Epistemologis bayani merupakan suatu cara untuk mendapatkan pengetahuan dengan mengacu pada teks, baik secara langsung maupun tidak langsung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun