Mohon tunggu...
Syifaurrohmah Kusuma E.
Syifaurrohmah Kusuma E. Mohon Tunggu... Guru - Guru di SMAN 8 Kota Serang dan Mahasiswa Magister Pendidikan Matematika di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

...

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Mengenal Batik Banten, Penerapan Tema Kearifan Lokal pada P5

3 Juni 2023   08:30 Diperbarui: 3 Juni 2023   08:34 1117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Batik Banten - Sumber : dokumentasi pribadi

Pada Februari 2022 Menteri Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (kemendikbudristek), Nadiem Makarim, resmi menluncurkan kurikulum terbaru sebagai wujud dari evaluasi terhadap Kurikulum 2013. Kurikulum merdeka memiliki tujuan untuk mendukung visi pendidikan Indonesia, dan sebagai bagian dari upaya pemulihan pembelajaran, Kurikulum Merdeka (yang sebelumnya disebut sebagai kurikulum prototipe) dikembangkan sebagai kerangka kurikulum yang lebih fleksibel, sekaligus berfokus pada materi esensial dan pengembangan karakter dan kompetensi peserta didik.

Salah satu bentuk implementasi dari kurikulum merdeka (IKM) adalah Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) yang menjadi fokus dari Kemendikbudristek, P5 merupakan  P5 pembelajaran lintas disiplin untuk belajar mengamati masalah di lingkungan dan menghasilkan solusi. P5 dilaksanakan dengan model pembelajaran berbasis proyek (project based learning/PjBL) yang berbeda dengan pembelajaran berbasis proyek dalam program intrakurikuler di kelas, artinya siswa dapat menikmati sauasana pembelajaran non-formal, waktu yang fleksibel, interaktif, serta siswa turun langsung pada lingkungan baik di sekolah maupun di luar sekolah. 

Pelaksanaan P5 memiliki tujuan untuk menciptakan pelajar Pancasila, yaitu mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian melalui terciptanya Pelajar Pancasila. Sebagai pelajar Pancasila, mereka diharapkan dapat memiliki sikap dan perilaku yang mencerminkan nilai-nilai Pancasila seperti cinta tanah air, gotong royong, menghargai keragaman, menjunjung tinggi keadilan, dan lain sebagainya. Selain itu, pelajar Pancasila juga diharapkan mampu berpikir kritis, kreatif, inovatif, dan dapat berkontribusi positif bagi masyarakat dan negara.

Sebagai bentuk dari implementasinya, Kemendikbudristek menentukan berbagai tema Projek Profil Pelajar Pancasila yang dapat dilaksanakan pada jenjang pendidikan SD, SMP, hingga SMA/SMK. Terdapat total 9 tema yang telah ditentukan oleh Kemendikbudristek, dari 9 tema tersebut terdapat 2 tema wajib bagi (SMK/MAK). Berikut adalah tema-tema dari Projek Profil Pelajar Pancasila : Gaya Hidup Berkelanjutan, Kearifan Lokal, Bhinneka Tunggal Ika, Bangunlah Jiwa dan Raganya,  Suara Demokrasi, Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI, Kewirausahaan, Kebekerjaan (Tema Wajib untuk SMK/MAK), Budaya Kerja (Tema Wajib untuk SMK/MAK).

Pada jenjang SMA terdapat 7 tema yang harus dilaksanakan oleh siswa selama tiga tahun, salah satunya adalah kearifan lokal. Kearifan lokal merupakan sejumlah pengetahuan, keahlian, praktik, nilai, dan norma yang berkembang di suatu wilayah atau masyarakat tertentu. Kearifan lokal biasanya berkaitan dengan lingkungan, budaya, dan sejarah suatu daerah atau komunitas, dan menjadi bagian dari identitas dan keunikan budaya setempat. Kearifan lokal memiliki nilai penting dalam pembangunan dan keberlanjutan suatu daerah atau negara, karena dapat menjadi sumber daya yang berharga dalam pengembangan ekonomi, sosial, dan budaya. Selain itu, pengakuan dan pengembangan kearifan lokal juga dapat meningkatkan rasa kebanggaan dan identitas masyarakat setempat, serta menjaga kelestarian budaya dan lingkungan. Oleh karena itu, penting bagi siswa untuk memahami dan menghargai kearifan lokal yang ada di sekitar, dan berupaya untuk melestarikan dan mengembangkan kearifan lokal tersebut.

Contoh Pelaksanaan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila Bertema Kearifan Lokal :

Pada tahun pelajaran 2022/2023 sesuai dengan Sesuai dengan struktur kurikulum merdeka, peserta didik di Fase E (Kelas X) diwajibkan untuk melaksanakan kegiatan P5 dengan memilih 3 tema utama dalam 1 tahun, di SMAN 8 Kota Serang memilih untuk melaksanakan tema kearifan lokal, kewirausahaan, dan bangunlah jiwa dan raganya. Dalam pelaksanaanya X IPA 1 mengusung tema "Mengenal Batik Banten: Sejarah dan Proses Produksinya".

P5 dilakasanakan selama tiga pekan, pelaksanaanya di minggu terakhir pada tiap bulannya. Di pekan pertama peserta didik diberikan informasi mengenai apa itu P5, juga diberikan informasi apa itu kearifan lokal Banten. Kemudian siswa diminta mencari dan mengeksplorasi mengenai kearifan lokal yang ada di Banten melalui internet, dan memilih salah satu kearifan lokal Banten yaitu Batik Banten. Siswa diminta mencari asal usul sejarah dari Batik Banten, dan kemudian dikumpulkan untuk dijadikan karya tulis sebagai hasil proyek.

Pada pekan kedua, siswa merencanakan kunjungan ke Batik Banten Mukarnas pusat pembuatan Batik Banten, dan kemudian melakukan kunjungan untuk melakukan observasi dan wawancara mengenai sejarah dan cara membuat batik Banten, kemudian siswa juga mencoba mempraktikan produksi pembuatan batik Banten.

 Kegiatan Kunjungan (Mendengarkan Mengenai Sejarah Batik Banten)- Sumber : Dokumentasi Pribadi
 Kegiatan Kunjungan (Mendengarkan Mengenai Sejarah Batik Banten)- Sumber : Dokumentasi Pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun