Mohon tunggu...
Syifa Nurmaulidha
Syifa Nurmaulidha Mohon Tunggu... Konsultan - Mahasiswa KKN Mandiri Misi Khusus Kel 52 Tahun 2022

UIN WALISONGO SEMARANG

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ulanganku

11 Desember 2019   00:36 Diperbarui: 11 Desember 2019   00:51 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aku tau, setiap orang memiliki pengaturan waktu yang berbeda, sesuai kesibukan masing-masing. Tak semua orang bisa mengatur waktu dengan baik, karena tidak belajar dari pengalaman sebelumnya. Pengaturan waktu bisa disebut rencana atau planning. Kita sudah belajar mengatur waktu ketika kita sudah dihadapkan dengan kegiatan yang berbeda dalam waktu yang berurutan.

Hallo, namaku Sasti, saat ini aku berusia 16 tahun. Aku adalah siswi berkerudung kelas dua dari SMA Negeri 1 Pemalang. Aku ini pendiam, lebih suka mendengarkan daripada berbicara, karena aku belum bisa menyaring atau memikirkan kata-kata yang harus aku ucapkan, karena aku juga pernah tersinggung dengan  ucapan temanku  walaupun itu kalimat reflek. Aku juga suka mendengarkan musik untuk meninggalkan perasaan gugup. Aku ini juga cengeng, ketika gugup aku menangis, dan ketika ada masalah aku juga menangis.

Aku memiliki satu teman laki-laki yang sangat dekat denganku, namanya Bintang. aku mengenalnya saat mengikuti salah satu kegiatan di sekolah. Dia memiliki tinggi kira-kira 160 cm, memiliki postur tubuh yang ideal, dia juga pintar memberi nasehat untuk orang lain, banyak orang yang menceritakan masalah pribadi padanya untuk diberikan solusi, dia juga suka membuat puisi. Dia berbeda kelas denganku tapi kita masih satu angkatan. Kita sering chattingan  untuk saling mengakrabkan diri. Dia juga pandai ngadem-ngademi aku supaya tidak menangis terlalu lama.

Jujur, aku belum pandai mengatur waktu dalam mengerjakan tugas rumah, tugas sekolah dan kegiatan sekolah, seperti yang tadi telah aku katakan, karena tidak belajar dari pengalaman sebelumnya. Akibatnya banyak sekali, mulai dari gugup saat mengerjakan tugas di sekolah sampai tidak dipercaya orang dalam organisasi. Salah satu pengalamku akan ku ceritakan di sini.

Pagi itu, sebelum berangkat sekolah, aku melihat kembali isi tasku, aku cek kembali, buku yang ku bawa ini sudah sesuai dengan mata pelajaran hari ini atau belum, kemudian aku berpamitan dengan kedua orang tuaku. Aku berangkat sekolah dengan riangnya bersama adikku, pagi ini adalah pagi yang cerah, udaranya masih sangat sejuk dan kendaraan di jalan raya masih belum terlalu ramai. Aku pijakkan langkahku di trotoar dengan memakai seragam sekolah dengan tas, pagi semuanya.

Kelas masih sepi, tak ada ulangan hari ini. Kubuka gawaiku dan menyalakan data selularnya, dan ternyata ada pesan whatsapp dari Bintang, mengabari bahwa dia sudah sampai di sekolah. Pesannya ku balas dan kita saling bercanda tawa, sampai teman-teman kelas sudah berangkat semua dan bel masuk berbunyi, ku matikan gawaiku.

Pelajaran fisika, pelajaran yang tidak begitu ku suka. Selama dua jam pelajaran aku mendengarkan yang diucapkan Pak Akbar sambil aku bermain bolpoin. Di akhir pelajaran, Pak Akbar mengabari kalau minggu depan ulangan fisika, aku melongo karena selama pelajaran tadi aku tidak memahami benar isi dari materi.

Aku pulang dengan perasaan gelisah karena belum menguasai isi materi yang diajarkan Pak Akbar. Tetapi apa? Sampai di rumah, bukannya membuka buku fisika, aku malah membuka gawai lagi, membuka sosial media, membuat status dan bermain game. Melupakan semua hal yang terjadi di sekolah, 

"Siswi macam apa aku ini?" batinku.

Hari demi hari aku melupakan bahwa minggu depan ada ulangan fisika. Sampai pada saatnya aku membuka jadwal pelajaran,

"Hah! Besok ada ulangan fisika, dan kini sudah malam. Materinya sangat banyak, aku harus belajar malam ini." Aku gelisah dan langsung membuka buku fisika.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun