Oleh Syifa kusnaeni khamiansyah
  Lontong Kupang adalah makanan khas dari Sidoarjo yang berbahan utama Kupang. Seperti dalam beberapa web.tirto, Lontong kupang terdiri dari lontong, kupang, petis, dan lentho yang dapat memberikan rasa menjadi asin, gurih, manis, serta asam, berbeda dengan makanan khas Jawa Timur yang pada umumnya memiliki rasa asin, gurih, dan manis, karena keunikan dari cita rasanya tersebut membuat makanan ini menjadi populer di Jawa Timur. Namun, dibalik kepopulerannya lontong kupang terdapat kontroversi dari beberapa warga dikarenakan habitat asli dari kupang yang dianggap kotor dan tidak sehat.
  Kupang adalah salah satu jenis kerang kecil yang hidup secara bergerombol  yang habitatnya berada di dasar perairan berlumpur dan perairan yang relatif dekat dengan daratan pantai. Kupang memperoleh makanan dengan cara filter feeding yang artinya penyaringan makanan dalam air dari tempat tinggalnya, dan habitat kupang biasa hidup dengan campuran limbah rumah tangga atau industri, sehingga dapat tercemar logam berat. Karena hal itu masyarakat jadi ragu untuk mengonsumsi makanan khas Sidoarjo yakni lontong kupang.
  Saya dulu pada saat makan bersama dengan keluarga saya ditempat tinggal nenek saya di kota Sidoarjo, kita makan lontong kupang bersama di tepi jalan. Namun, ketika makan di sana tante  saya tidak mau makan dikarenakan beliau merasa makanan itu tidak sehat karena beliau tau dimana letak habitat kupang  serta bagaimana cara kupang mendapatkan makanan. Karena hal itu tanteku merasa jijik serta takut untuk memakan lontong kupang.
  Dari penelitian jurnal maulidiana puspitasari mahasiswa kampus C UNAIR menyebutkan bahwa Sidoarjo ialah kota industri di Jawa Timur yang terdapat banyak pabrik yang beroperasi dan pabrik pabrik itu akan menghasilkan limbah yang tidak baik bila tidak dikontrol dengan baik sehingga dapat menyebabkan kerusakan pada lingkungan, terutama di Teluk Permisan Sidoarjo yang merupakan lokasi pengambilan kupang oleh nelayan, terdeteksi ada pencemaran kadar merkuri sebanyak 0,00148 mg/L. Lalu berdasarkan penelitian Siregar, pada tahun 2008, perairan Sidoarjo sudah tercemar logam berat, salah satunya adalah merkuri (Siregar, dkk, 2008). Namun, meskipun daerah pengambilan kupang sudah tercemar dari penelitian puspita terhadap konsumen lontong kupang dan bukan konsumen lontong kupang mengungkapkan bahwa tidak terdapat pengaruh kadar merkuri atau logam berat kupang pada darah konsumennya, tetapi terdapat perbedaan kadar merkuri pada darahnya saja. Meskipun kupang hidup di lingkungan yang kurang sehat tapi jika konsumen atau penjual dapat mengelola atau membersihkan kupang dengan baik maka zat tidak baik dalam kupang dapat berkurang atau hilang. Selain membuat khawatir masyarakat terhadap kandungan dalam kupang yang dikatakan tidak baik karena habitatnya, maka sebenarnya kupang juga dapat memberikan kandungan yang baik bagi tubuh seperti Fe (zat besi), Zn (zinc/seng), lemak tidak jenuh dan kandungan protein yang tinggi. Dari kandungan baik tersebut kupang dapat membantu mengatur sistem metabolisme tubuh dan pembentukan sel sel darah merah dalam tubuh.
   Untuk menghilangkan atau mengurangi zat berbahaya dalam kupang kita dapat mengelolanya dengan cara membersihkan dengan air bersih, merebus kupang dengan waktu 10-15 menit, memberikan jeruk nipis ke dalam kupang, dan memilih nelayan atau penjual kupang terpercaya yang mengambil kupang dari habitat yang bersih dan aman dari limbah pabrik.
  Dari sumber Youtube jejak si gundul saya diperlihatkan bagaimana cara mengelola kupang menjadi lontong kupang, penjual di sana sebelum di perjual belikan menjadi lontong kupang mereka mengelolanya dengan cara dibersihkan dengan air bersih lalu di rebus ke dalam wajan dalam waktu 10 menit setelah matang kupang dapat langsung konsumsi, serta dalam penyediaan lontong kupang penjual menyediakan potongan jeruk nipis untuk membantu mengurangi zat berbahaya dari kupang. Dari proses masak hingga diperjual belikan lontong kupang semua prosesnya dapat membantu mengurangi atau menghilangkan zat berbahaya dalam kupang.
  Dari analisis saya kesimpulan yang dapat saya ambil ialah meskipun habitat kupang yang dikatakan cukup kotor dan mengandung zat berbahaya karena limbah, namun lontong kupang tetap dapat di konsumsi dan dapat memberikan kandungan baik dalam tubuh kalau proses pengelolaannya benar. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil penelitian puspita yang mengatakan bahwasanya kandungan berbahaya karena limbah pabrik tidak mempengaruhi konsumen karena tidak terdapat perubahan antara konsumen dengan bukan konsumen lontong kupang. Namun, hanya terdapat perbedaan dalam kadar merkuri pada darah mereka.
Sumber :Â
https://youtu.be/NsCg5HDVYEQ?si=j5enZiNyvROyz5zf
https://digilib.uinsa.ac.id/26937/1/Devita%20Ni%27matul%20Izzah_H04214006.pdf
https://tirto.id/kupang-lontong-di-antara-suka-dan-benci-guUc
https://e-journal.unair.ac.id/JKL/article/download/11719/7855/49751