Program pengembangan wisata alam yang memberdayakan masyarakat lokal, seperti desa wisata di Bali, Flores, dan Sumatera Barat, menunjukkan integrasi antara ekonomi dan konservasi.
Apa Itu Doughnut Economy?
Doughnut Economy adalah model ekonomi yang diperkenalkan oleh ekonom Inggris, Kate Raworth. Model ini menggambarkan keseimbangan antara dua batas penting:
• Batas Sosial Minimum – Setiap individu harus memiliki akses terhadap kebutuhan dasar seperti makanan, air bersih, pendidikan, kesehatan, perumahan, dan hak untuk berpartisipasi.
• Batas Ekologis Maksimum – Kita tidak boleh melampaui batas-batas alam, termasuk perubahan iklim, keanekaragaman hayati, polusi udara, dan degradasi tanah.
Ekonomi yang ideal menurut model ini adalah ketika seluruh masyarakat bisa hidup dalam "ruang aman dan adil" — antara kebutuhan sosial dan batas ekologis yang tersedia.
Relevansi Doughnut Economy untuk Indonesia
Sebagai negara dengan biodiversitas yang sangat tinggi dan populasi besar, Indonesia menghadapi tantangan besar: bagaimana menghapus kemiskinan sambil melindungi lingkungan. Implementasi prinsip Doughnut Economy dapat membantu Indonesia untuk:
• Membangun ekonomi yang rendah emisi karbon.
• Melindungi hutan, laut, dan keanekaragaman hayati.
• Meningkatkan kesejahteraan masyarakat tanpa memperburuk krisis iklim.