Mohon tunggu...
syarif ridwan
syarif ridwan Mohon Tunggu... Guru - Lahir di Kab. Maros, Sulawesi Selatan, tahun 1969. Usai menamatkan pendidikan di PonPes Darul Arqam Gombara, Makassar pada 1988. Menetap di Jakarta sejak tahun 88 hingga 2013. Kini menetap di Kab. Serang setelah tinggal di Kab. Tangerang hingga 2013.

Lahir di Makassar 1969. Pest. Darul Arqam 88, LIPIA 93. Kini menetap di Kab. Serang, setelah tinggal beberapa tahun lamanya di Tangerang.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Noordin M Top; Akankah Selalu Patah Tumbuh Hilang Berganti?

12 Agustus 2009   15:22 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:50 380
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Berita paling hot di tanah air masih tentang Noordin M Top yang dibahas dari berbagai sisi. Sebagaimana pelaku bom bunuh diri yang muncul dimana-mana dan seakan takkan pernah habis. Ibarat patah tumbuh hilang berganti, mati satu tumbuh seribu. Bila demikian adanya, maka negeri yang cintai damai ini takkan pernah tentram, dan dimana pun kita berada akan selalu dicekam rasa takut oleh hantu teroris yang seakan hidup bergentayangan disekitar kita, datang tak terduga dan meledakkan dirinya beserta orang-orang yang ia inginkan.

Usaha penangkapan terhadap gembong teroris di negeri ini telah dilakukan sejak peristiwa bom Bali di Legian, Kute, Bali, yang berhasil meluluhlantakkan dua tempat hiburan Puddy's Pub dan Sari Club serta membunuh sekitar 200 korban jiwa, dimana 80 di antaranya adalah warga negara Australia. Namun berbagai usaha dan upaya yang dilakukan pemerintah hingga saat ini belum juga menuai hasil yang diharapkan. Walau trio Bom Bali: Imam Samudra, Mukhlas dan Amrozi adalah para tersangka tragedi keji tersebut telah dieksekusi, namun dalang utamanya dan otak dibalik seluruh tragedi ini belum juga tertangkap.

Duka dan lara mereka yang jadi korban luka dan keluarga korban tewas sedikit terobati pasca eksekusi terhadap trio bom Bali. Walau eksekusi tersebut tidak juga menghentikan ledakan bom berikutnya hingga tragedy Marriott jilid 2 dan Ritz Carlton terjadi.

Ledakan bom bunuh diri yang justru dilakukan di wilayah bebas perang (Darul amaan) dan bukan di negara wilayah perang (Darul Harb) mengindikasikan terus tumbuhnya "pengantin-pengantin" baru yang siap berkorban demi doktrin yang mereka yakini kebenarannya; Menghancurkan kaum Kafir dan segala yang terkait dengannya, lalu masuk syurga dan menikah dengan puluhan bidadari cantik. Siapa yang tidak tertarik dan terbius jadi "pengantin".

Demikianlah kedahsyatan sebuah doktrin merasuk dalam jiwa seseorang yang tidak memiliki pemahaman memadai dan utuh terhadap agama Islam yang dianutnya. Sebagaimana dimiliki oleh para "Pengantin" yang jadi eksekutor di lapangan. Orang-orang seperti inilah yang dengan mudah direkrut dengan berbagai macam rayuan angin syurga.

Padahal bila kita kaji lebih mendalam, bom istisyhad dengan alasan jihad tidak dapat diberlakukan di wilayah aman dan bebas perang. Operasi itu hanya berlaku di wilayah zona perang. Apalagi bom tersebut menimbulkan korban jiwa dari kaum Muslimin. Maka salah kaprah bila mereka menganggap bahwa tindakan tersebut adalah 'amaliyah istisyhad (bom bunuh diri) yang mengantarkan pelakunya masuk syurga.

Salah paham terhadap makna mati syahid ini yang membuat para pelaku bom bunuh diri itu terperangkap dalam bujuk rayu sang dalang teror yang akan terus mencari mangsa empuk yang mudah diagitasi dan siap mati. Tampak begitu mudah meraih syurga dengan cara demikian. Tapi sungguh itu bukan mati syahid, tapi mati sakit yang membawa sengsara.

Akankah sosok semacam Noordin M Top, atau pelaku bom bunuh diri lainnya akan selalu patah tumbuh hilang berganti, mati satu tumbuh seribu?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun