Sehingga patut menjadi catatan bagi orang-orang yang memiliki potensi ilmu agama, agar tiada henti mendakwahkan keselamatan dan rahmat dari Islam. Bahwa Islam pada adalah rahmat bagi seluruh alam, agama yang mengajarkan keadilan dan kasih sayang, adalah prinsip utama.
Dalam berbagai kesempatan Emha Ainun Najib selalu mengajak pada masyarakat untuk meneguhkan kembali makna Muslim dan Mukmin dalam konteks sosial. Karena dari sanalah akar idilogis yang mestinya terlebih dahulu dibangun.Â
Muslim itu bermakna bahwa segala ucapan, tindakan dan perlikunya menjamin keselamatan orang lain di sekitarnya. Sedangkan Mukmin, adalah orang yang jika ada dirinya, maka amanlah harta, nyawa, kehormatan, semua orang di sekitarnya.
Dengan meneguhkan makna Muslim dam Mukmin tersebut, maka sejatinya tidak memerlukan banyak dalil untuk melakukan suatu kebaikan. Tidak memerlukan banyak larangan untuk tidak melakukan kejahatan dan teror ketakutan.Â
Menjadikan kawan kita khawatir saja, itu sudah bermakna Islam kita kurang, apalagi sampai mencelakakan orang lain, maka jangan lagi berharap menjadi muslim.
Menyelamatkan Iman
Iman adalah harta paling berharga yang dimiliki oleh seorang anak manusia, sehingga jangan sampai menggadaikan iman kita untuk apapun juga. Namun pada masa akhir jaman yang begitu riuh dengan dinamika yang menggoda, sehingga jika tidak terus dipupuk iman kita bisa luntur tanpa terasa.
Bahaya yang mengancam iman bukan saja datang dari kehidupan dunia, namun perdebatan agama dapat saja mengantarkan pada menipisnya iman kita.Â
Sebagaimana dalam sabda Nabi bahwa pada akhir masa, umat Islam akan terpecah dalam tujuh puluh tiga golongan, dan hanya satu yang selamat, maka secara tidak langsung akan ada tarik menarik antara kelompok Islam sendiri untuk mengklaim bahwa kelompok merekalah yang paling selamat.
Banyaknya kelompok tersebut, tentu bermacam-macam ajarannya meski secara akidah tetap meng-Esa-kan Allah SWT. Pandangan-pandangan, tafsir yang mereka gunakan untuk memaknai firman Allah dalam Kitab Al Qur'an, menjadikan dasarnya timbul keragaman tersebut.Â
Yang menjadi penting adalah bagaimana agar tidak terjerumus untuk masuk dalam kelompok yang salah, apalagi yang melegitimasi segala cara untuk mencapai tujuan.