Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Akhirnya Pasti Dibalas, Baik Aja Dulu

22 Maret 2024   21:45 Diperbarui: 22 Maret 2024   21:58 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: TBM Lentera Pustaka

Pernah dengar cerita ini nggak? Alkisah di suatu pasar. Ada 2 orang yang senantiasa jadi bahan pembicaraan orang banyak. Karena keduanya, termasuk yang ramai usahanya. Banyak pengunjungnya. Satu tukang daging, satu lagi tukang jahit.

Tapi omongan orang banyak berbeda. Tukang daging dikenal sangat dermawan. Hampir setiap pekan di hari tertentu ia bagi-bagi daging secara gratis ke orang-orang. Semua orang memuji tukang daging, dianggap baik. Sementara tukang jahit dibicarakan buruknya.  Tidak sedikit orang yang berbicara hal negatif tentangnya. 

Nggak pernah sedekahlah. Nggak pernah berbagilah. Selalu dibanding-bandingkan kedermawanan antara tukang jahit dan tukang daging. Begitulah kehidupan sehari-hari orang di pasar. Ngomongin tukang daging dan tukang jahit. Hampir tidak ada topik lainnya.

Hingga suatu waktu. Tukang jahit pun meninggal dunia. Anehnya, sejak saat itu. Tukang daging nggak lagi berbagi daging drastis seperti biasanya. Orang-orang pasar pun akhirnya bertanya. "Kenapa sekarang kamu nggak berbagi lagi daging lagi..?"

Tukang daging menjawab, "Iya, karena selama ini tukang jahitlah yang menyuruh dia berbagi daging ke orang. Tukang jahit yang membiayai semua daging yang dibagikan itu".

Orang-orang pasar pun kaget. Mereka menyesal telah berprasangka buruk ke tukang jahit. Salah sangka dan berpikir negatif. Tapi sayang, komentar dan buruk sangka orang-orang pasar sudah terlanjur keluar.Minta maaf pun nggak ada gunanya. Sudah nggak bisa lagi bertemu dengan tukang jahit. Jadilah, prasangka buruk yang abadi di orang-orang pasar.

Sahabat, apapun hal baik selalu ada hikmahnya. Seperti yang dilakukan tukang jahit. Tidak akan ada kebaikan yang terkubur selamanya. Andai hari ini tidak nampak, nanti di saat waktunya tiba, pasti Allah akan membuka tabirnya. Hingga semua orang tahu kebenarannya, tahu yang sebenarnya. 

Menolong atau membantu sesama itu bisa lewat berbagai cara. Bisa tampak bisa tidak tampak. Asal niatnya baik, aksinya nyata. Dan tidak harus terlihat orang banyak seperti yang dilakukan tukang jahit. Asal tulus dan tidak berharap imbalan apa pun, tidak pula ingin dipuji orang banyak. 

Ketahuilah, nilai seseorang bukan terletak pada apa yang dilihat, apa yang diomongkan. Tapi terletak pada apa yang diberikan, baik diam-diam atau terang-terangan. Apapun yang baik pasti dibalas, pasti akan terkuat pada waktunya. Sehebat apapun manusia merekayasa, pada akhirnya akan terungkap kebenaran yang sebenarnya. 

Maka jangan lelah berbuat baik. Jangan khawatir tidak mendapatkan balasan ketika jadi orang baik. Teruslah berbuat baik di mana pun, selagi bisa selagi mampu. Termasuk berbuat baik dan menebar manfaat di taman bacaan. Membimbing anak-anak yang membaca, sediakan akses bacaan, ajarkan akhlak baik anak-anak, memberantas buta huruf, hingga sediakan akses bacaan ke kampung-kampung lewat motor baca keliling. Seperti yang terjadi di Taman Baca Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun