Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

6 Dampak Fundamental Rendahnya Tingkat Literasi Masyarakat Versi TBM Lentera Pustaka

24 Juni 2019   18:29 Diperbarui: 28 Juni 2021   10:24 3082
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Terkadang kita bingung, persoalan literasi di Indonesia itu seharusnya dimulai dari mana? Perpustakaan atau taman bacaan yang perlu diperbanyak atau akses buku bacaan yang diperluas? Atau cukup literasi dicanangkan sebagai gerakam nasional. Bahkan cukup disadari bersama bahwa literasi penting dan diseminarkan di mana-mana?

Baca juga: Keadilan Akses Literasi di Calon Ibu Kota Negara

Sebelum menjawab itu, laporan berjudul "Skills Matter" yang dirilis OECD (2016) melalui tes PIAAC, dinyatakan tingkat literasi orang dewasa Indonesia berada pada posisi terendah dari 40 negara yang mengikuti program ini. 

Hanya 1% orang dewasa yang memiliki tingkat literasi yang memadai; yang dapat mengintegrasikan, menafsirkan, dan mensintesis informasi dari teks yang panjang. Lalu, hanya Sementara hanya 5.4% orang dewasa yang dapat menemukan informasi dari teks yang panjang.

Baca juga: Tingkatkan Literasi Digital, Kominfo Gelar Webinar SDM Berkualitas untuk Ruang Digital di Sumedang

Senada dengan itu,  itu, Central Connecticut State University merilis hasil "The World Most Literate Nation Study" (2016) menyatakan Indonesia berada pada posisi ke-60 dari 61 negara, hanya di atas Botswana. Untuk kawasan ASEAN posisi Indonesia berada di bawah Singapura, Malaysia, dan Thailand.

Baca juga: Fokus 9 Program, Taman Bacaan di Kaki Gunung Salak Menuju Kampung Literasi

Rendahnya tingkat literasi di Indonesia memang mengenaskan. Negara dengan penduduk terbanyak ke-5 di dunia ini tidak terlalu gemar membaca, menulis, berhitung atau berkreasi yang menjadi ciri kuatnya tingkat literasi.

Lalu, apa dampaknya bila tingkat literasi rendah?

Syarifudin Yunus,  pegiat literasi sekaligus Pendiri Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka menyatakan setidaknya ada 6 (enam) dampak fatal dari rendahnya tingkat literasi di suatu negara, yang terkait langsung dengan masyarakat yaitu:

  1. Kebodohan yang tidak berujung. Karena rendahnya literasi menjadi sebab ketidak-tahun di berbagai ranah kehidupan sehingga sulit menjadikan masyarakat tertib dan beradab.

  2. Produktivitas manusia yang rendah. Karena tanpa dukungan literasi maka informasi dan pengetahuan yang diserap pun rendah alias terbatas. Sehingga gagal mengoptimaljan potensi diri dan masyarakatnya.

  3. Pendidikan mudan berhenti atau angka putus sekolah tinggi. Karena tanpa literasi kesadaran akan pentingnya pendidikan tidak dibangun dari dalam diri sendiri melainkan sebatas normatif, bahkan menjadi basis pengangguran.

  4. Kemiskinan yang meluas. Karena literasi rendah menjadi sebab rendahnya kompetensi dan lemahnya akses ekonomi untuk membangun ekonomi kreatif.

  5. Kriminalitas yang meninggi. Tindakan kriminal biasanya terjadi karena kurangnya informasi tentang norma dan nilai yang harus dijunjung tinggi dalam masyarakat. Terlalu banyak tidak tahu norma dan kondisi ekonomi itulah sebab kriminalitas.

  6. Sikap bijak dalam menyikapi informasi dan perilaku komunikasi yang rendah. Hanya literasi rendah yang membuat sulit menyeleksi informasi benar atau tidak, maraknya hoaks dan ujaran kebencian bersumber dari literasi yang rendah, persis seperti yang terjadi di .dia sosial hari ini.

Tentu ada banyak dampak lain dari tingkat literasi yang rendah. Namun dampak yang paling signifikan ada pada 6 dampak di atas.

"Bila kita tarik benang merahnya, dampak fundamental dari rendahnya literasi masyarakat Indonesia bermuara pada enam soal tersebut. Maka, mau tidak mau, semua pihak harus peduli terhadap budaya literasi di Indonesia. Tanpa terkecuali" ujar Syarifudin Yunus, pegiat literasi TBM Lentera Pustaka.

Maka solusinya, literasi harus dijadikan budaya yang dekat dengan masyarakat. Literasi tidak lagi bisa dipandang sebagai wacana atau gerakan. Tapi mendesak untuk diimplementasikan. 

Caranya, semua pihak harus terlibat dalam praktik dan perilaku literasi; baik dalam mencari atau memberi informasi. Utamanya pemerintah harus mengambil posisi dan peran terdepan dalam  menggerakkan perilaku literasi masyarakat, baik dalam penyediaan infrastruktur maupun sosialisasi.

Literasi bukan hanya kegiatan membaca atau melek huruf. Tapi lebih dari itu, budaya literasi harus mampu menjadi ujung tombak memajukan kehidupan dan kebudayaan masyarakat. Karena masyarakat yang literat adalah masyarakat yang mampu menumbuhkan daya kreatif, daya tahan, dan daya saing sebagai individu maupun organisasi. Literasi hakikatnya bertumpu pada memahami potensi diri lalu bertindak untuk tata kehidupan yang lebih baik. Maka masa depan bangsa ini, ada di tingkat literasi masyarakatnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun