Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pentingnya Taman Bacaan di Era Digital

6 Juni 2019   21:02 Diperbarui: 6 Juni 2019   21:33 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Adalah fakta tingkat literasi orang Indonesia tergolong salah satu yang terendah di dunia. Akibat minimnya kebiasaan membaca dan menulis. Indeks tingkat membaca Indonesia hanya 0,001 persen atau hanya 1 dari 1000 penduduk yang masih mau membaca (Unesco, 2011). Bahkan Most Literate Nations in the World merilis Indonesia berada di urutan ke-60 di antara total 61 negara (PISA, 2016).

Berangkat dari realitas itu, Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka hadir di Desa Sukaluyu Kec. Tamansari Kaki Gn. Salak Bogor (75km dari Jakarta) untuk menyediakan akses bacaan dan meningkatkan tradisi baca anak-anak usia sekolah yang terancam putus sekolah. Melalui konsep "TBM Edutainment", Taman Bacaan Lentera Pustaka menerapkan tradisi baca dan budaya literasi anak-anak yang kreatif, unik, dan menyenangkan. Dengan mengusung motto #BacaBukanMaen, kini ada 60 anak pembaca aktif di TBM Lentera Pustaka dengan jam baca 3 kali seminggu, dengan rata-rata membaca 5-10 buku per minggu.

Patut diketahui, Desa Sukaluyu Kec. Tamansari Kab. Bogor merupakan tergolong desa prasejahtera. Karena sekitar 71% penduduknya tidak bekerja atau tidak memiliki penghasilan tetap. Bahkan tingkat pendidikan masyarakatnya pun tergolong rendah, 82% SD dan 9% SMP. Untuk itu, tekad TBM Lentera Pustaka adalah mengubah "cara pandang" masyarakat akan pentingnya pendidikan. Melalui kegiatan membaca dan akses buku bacaan diharapkan dapat menekan angka putus sekolah.

Karena itu, uapaya untuk terus mempromosikan taman bacaan di manapun penting dilakukan. Agar anak-anak tetap dekat dengan buku, sekaligus menjadikan taman bacaan sebagai gerakan sosial yang harus didukung banyak pihak.

"Rendahnya tingkat literasi di Indonesia sangat membutuhkan kontribusi dan sinergi banyak pihak, baik individu maupun korporasi. Media pun berperan penting untuk mempromosikan kegiatan membaca anak-anak di taman bacaan. Itulah kepedulian terhadap pendidikan. Demi tegaknya tradisi baca anak-anak di tengah gempuran era digital yang mencengangkan" ujar Syarifudin Yunus, Pendiri dan Kepala Program TBM Lentera Pustaka di Bogor.

Seperti pada 8 Mei 2019 lalu, DAAI TV telah meliput dan menjadikan TBM Lentera Pustaka sebagai narasumber acara Halo Indonesia dengan topik "Kegiatan Literasi yang Menyenangkan" sebagai bentuk kepedulian media terhadap tata kelola dan aktivitas taman bacaan yang ada di kampung-kampung. Seperti dapat dilihat di link berikut: https://www.youtube.com/watch?v=X0xzwbiTCpM&t=53s

Mengapa TBM Lentera Pustaka?

Setidaknya ada 3 alasaan yang mendasarinya:

1. PENTING. Tradisi baca dan budaya literasi adalah kegiatan yang sangat penting di zaman now. Apalagi di tengah gempuran era digital yang kian "menjauhkan" anak-anak dari buku bacaan. Maka, publik harus tahu pentingnya membiasakan kegiatan membaca pada anak-anak.

2. MENARIK. Taman bacaan banyak yang dikelola tidak optimal, mungkin karena bersifat sosial. Tata kelola taman bacaan yang menarik sangat penting dilakukan agar anak-anak tidak bosan dan selalu semangat dalam membaca. DI TBM Lentera Pustaka ada senam literasi, salam literasi, wajib membaca bersuara, lab baca untuk memahami bacaan, selalu ada event bulanan, dan tersedia free wifi. Semakin menarik taman bacaan semakin anak senang membaca.

3. AKTUAL & FAKTUAL. Adalah nyata di daerah dekat Jakarta masih ada wilayah yang tingkat pendidikannya rendah dan jauh dari akses bacaan. Taman bacaan selalu menjadi "hal yang baru" buat anak-anak dan harus didukung fakta apa adanya. Karena itu, taman bacaan butuh dukungan semua pihak dan layak menjadi berita.

Waktu demi waktu, TBM Lentera Pustaka tetap komit dan konsisten dalam meningkatkan tradisi baca dan budaya literasi anak-anak usia sekolah di kampung.  Beberapa link terkait aktivitas TBM Lentera Pustaka yang patut diketahui publik.

https://www.kompasiana.com/syarif1970/59daf36af2fd9115ff2abad2/mengapa-tbm-lentera-pustaka-di-kaki-gunung-salak?page=all

https://www.depokpos.com/arsip/2019/01/konsep-tbm-edutainment-cara-beda-kelola-taman-bacaan-masyarakat/

http://www.tribunnews.com/tribunners/2018/08/06/tbm-lentera-pustaka-akrabkan-anak-dengan-buku

https://www.republika.co.id/berita/gaya-hidup/trend/17/11/06/oz05wb374-dorong-budaya-literasi-tbm-lentera-pustaka-diresmikan

https://bogor.pojoksatu.id/baca/dirikan-perpustakaan-di-kaki-gunung-salak-bogor-kisah-pria-paruh-baya-yang-menginspirasi-banyak-orang

https://www.kompasiana.com/syarif1970/5cdab34995760e3dc614a9f3/unik-dan-kreatif-taman-bacaan-lentera-pustaka-di-kaki-gunung-salak?page=all

https://www.kompasiana.com/syarif1970/5cde2c45733c431206695882/kisah-tentang-buku-selamat-hari-buku-nasional

Akhirnya, mari kita sama-sama bersinergi untuk terus menegakkan tradisi baca dan budaya literasi di kalangan anak-anak usia sekolah. Karena membaca pastinya dapat menyelamatkan masa depan anak-anak Indonesia, generasi penerus bangsa.

Ubah niat baik menjadi aksi nyata. Karena tanpa baca kita merana. Salam Literasi !! #TBMLenteraPustaka #BacaBukanMaen #BudayaLiterasi

dokpri
dokpri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun