Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sosok di Balik TBM Lentera Pustaka, Begini Cara Mendirikan Taman Bacaan

4 Desember 2017   21:11 Diperbarui: 4 Desember 2017   21:42 3421
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Sejak mahasiswa dulu, saya tahu daerah ini sejak tahun 1989. Tapi tidak banyak yang berubah dari cara pikir dan peradaban masyarakatnya. Karena itu, saya nekad mendirikan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka. Agar anak-anak di sini mau membaca dan mengubah cara pikir tentang arti penting pendidikan dan masa depan" ujar Syarifudin Yunus, Pendiri dan Kepala Program TBM Lentera Pustaka di Kampung Warung Loa Ds. Sukaluyu Kec. Tamansari Kaki Gunung Salak Bogor.

Sore itu seperti biasa mendung seringkali menggelayut di Kaki Gunung Salak Bogor. Jam baca pun siap digelar untuk anak-anak anggota TBM Lentera Pustaka. Tidak kurang dari 120 anak telah menjadi anggota dan selalu hadir tiap jam baca pada hari Rabu-Jumat-Minggu selama 2,5 jam. TBM Lentera Pustaka, lahir dari pemikiran yang sederhana. Untuk membangun tradisi baca anak-anak usia sekolah, di samping meningkatkan budaya literasi agar tercipta peradaban dan cara pikir yang lebih baik. Demi tetap tegaknya budaya baca di tengah "gempuran" budaya digital dan handphone yang berdampak negative.

Dengan koleksi 1.200 buku saat ini, TBM Lentera Pustaka kini menjadi satu-satunya taman bacaan masyarakat yang ada di Kec. Tamansari Kab. Bogor. Sebagai bagian pemberdayaan masyarakat. Bahkan TBM Lentera Pustaka pun kini mempelopori berdirinya kawasan "Wisata Literasi Lentera Pustaka", sebuah kawasan wisata membaca di alam yang menyenangkan dan penuh ekspresif, yang cocok bagi anak-anak dan keluarga.

TBM Lentera Pustaka terletak di Kp. Warung Loa Ds. Sukaluyu Kec. Tamansari Kaki Gunung Salak Bogor. TBM ini didirikan oleh Syarifudin Yunus, seorang dosen di Universitas Indraprasta dan alumni Pendidikan Bahasa Indonesia FBS Universitas Negeri Jakarta (d/h IKIP Jakarta).

"Saya mendirikan TBM Lentera Pustaka sebagai wujud bakti kepada masyarakat yang memerlukan kontribusi saya sebagai pendidik. Alhamdulillah, dengan dukungan teman-teman dan korporasi kini taman bacaan ini terwujud. Inilah aset sosial yang kelak akan saya tinggalkan nantinya untuk masyarakat, khususnya anak-anak. Biar banyak baca, bukan main" ujar Syarifudin Yunus.

Tidak mudah memang mendirikan Taman Bacaan Masyarakat.

Di samping butuh tempat atau lokasi, dibutuhkan pula biaya untuk membangun perlengkapan seperti rak, lantai baca, buku-buku, dan boks baca. Belum lagi, perizinan taman bacaan di tingkat RT/RW, desa, dan kecamatan. Bahkan yang paling berat adalah "mempersuasi" masyarakat khususnya anak-anak dan orang tua yang nantinya akan memanfaatkan taman bacaan tersebut.

"Karena sehebat apapun taman bacaan, jika tidak ada anak-anak yang membaca maka percuma. Jadi, membangun taman bacaan pokok utamanya adalah pendekatan sosial yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat" ujar Syarif begitu biasa dipanggil.

Siapa sebenarnya sosok Syarifudin Yunus, pendiri dan kepala program TBM Lentera Pustaka?

Syarifudin Yunusatau lebih dikenal Syarif Yunus, lahir di Jakarta pada 15 Maret 1970. Meraih gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (1994) dari Universitas Negeri Jakarta (d/h IKIP Jakarta) dan Magister Pendidikan Pasca Sarjana Universitas Kristen Indonesia (UKI) Jakarta (2006).

Menikah dengan Preli Oktosari, dikaruniai tiga anak; Fahmi Rifli Pradana (20th), Farid Nabil Elsyarif (15th), dan Farah Gammathirsty Elsyarif (10th).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun