Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tidak Mudah Melayani di Saat Sepi

18 November 2017   20:48 Diperbarui: 18 November 2017   20:56 516
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi

Pelanggan itu raja, begitu kata banyak orang. Melayani pelanggan hingga puas, udah pasti tak terbantahkan. Kepuasan pelangganm itulah kunci customer service, begitu kata orang-orang profesional.

Apakah memang begitu?

Tentu, begitu. Pelayanan atau melayani itu sangat penting. Tapi sayang, gak semua orang mau melayani pelanggan di saat sepi. Sementara jika pelanggan ramai, pasti yang ingin melayani pun banyak. Biar terlihat sedang bekerja, maka melayani di saat ramai. Tapi giliran pelanggan sepi, banyak orang langsung gak tertarik. Bisa jadi, karena kalo melayani di saat sepi tidak ada yang melihat. Sungguh, melayani di saat ramai itu mudah. Tapi melayani di saat sepi, itu gak mudah.

Melayani di saat sepi ...

Itulah yang saya terapkan di Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di Desa Sukaluyu Kaki Gunung Salak Bogor. Karena di luar "jam baca" tentu sepi. Di TBM ini, jam baca seminggu hanya 3 hari, yaitu: Rabu-Jumat-Minggu. Itulah hari-hari yang ramai, bisa mencapai 40-an anak-anak yang membaca di jam baca. Dan ketika jam baca, anak-anak itu dilayani oleh 2 petugas yang ada di TBM Lentera Pustaka.

Lalu, bagaimana di saat sepi?

Saya yang bertempat tinggal di Jakarta, saat ini seminggu sekali menengok TBM Lentera Pustaka yang saya dirikan. Maka di saat sepi,, seperti hari Sabtu misalnya, justru saya digunakan untuk "melayani di saat sepi". Melayani dengan mengerjakan inventarisasi koleksi buku yang jumlahnya 1.200-an plus mencatat donasi "buku-buku baru" dari orang-orang baik yang dititipkan ke TBM Lentera Pustaka, termasuk para donator yang telah men-support operasional TBM ini. MELAYANI DI SAAT SEPI, begitulah yang menyebutnya. Sebuah perbuatan sederhana yang bermakna besar bagi orang banyak.

Mengapa melayani di saat sepi?

Melayani itu penting. Tappi melayani di saat sepi memang tidak mudah. Karena zaman now, banyak orang hanya ingin tampil justru di saat ramai. Saat terlihat orang banyak, baru mau tampil. Agar lebih kelihatan, lebih tampak, dan dikenal. Tapi giliran sepi, mereka hilang semua. Tidak ada yang nongol seorangpun. Entah, apa penyebabnya?


Melayani di saat sepi itu "bekerja di belakang layar". Melayani di saat sepi itu mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan orang banyak. Melayani di saat sepi, gak cukup hanya "kepedulian" tapi harus didukung "komitmen kuat dari hati yang tulus". 

Seperti di TBM Lentera Pustaka, melayani di saat sepi berarti menyiapkan segala sesuatu agar keberlangsungan "jam baca" dan buku-buku yang tersedia dapat memberikan kenyamanan bagi anak-anak yang ingin membaca, ingin menambah ilmu dan pengetahuan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun