Pengertian sunnah/hadits
Secara etimologis, Sunnah/hadits berarti perjalanan, yang baik maupun yang buruk. Sesuai dengan sabda Rasul Saw.:
" "
Artinya: Siapa saja yang memberi contoh/tuntunan perbuatan yang baik, ia akan mendapatkan pahala perbuatan tersebut, serta pahala orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun. Dan Siapa saja yang memberikan contoh jalan yang buruk, maka ia akan menadapatkan dosa perbuatan tersebut dan dosa orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi dosa mereka sedikitpun.
Peran sunah dalam islam sangatlah penting dalam artian lain sunah juga disebut juga dengan hadist nabi MUHAMMAD SAW. Yang mana hadist nabi MUHAMMAD SAW adalah pedoman umat islam seluruh dunia setelah AL-QUR'AN. Dalam Bahasa arab hadits nabi MUHAMMAD SAW diambil dari kata hadatsa  yahdatsu yang berartian percakapan nabi MUHAMMAD SAW . Dan menurut istilah hadits adalah seluruh hal yang ada pada Nabi MUHAMMAD SAW, berupa perkataan (sabda), perbuatan, keputusan, sifat fisik dan sifat non fisik, perjalanan hidup dan persetujuan dari Nabi Muhammad SAW yang dijadikan landasan syariat Islam.
Keberadaan hadits, menjadi pelengkap dan menyempurnakan supaya umat tidak salah paham dalam memaknai setiap ayat atau ajaran agama. Saat umat mempertanyakan hal baru dan belum terdapat di AlQuran serta hadiTs, maka diambil dari Ijma'. Kemudian berlanjut baru dijelaskan dan diperkuat dengan adanya Qiyas.
Ajaran islam tidak memaksa pemeluknya  jika dipahami lebih mendalam dan memaknai pengertian hadits sebenarnya. Semua kembali pada diri sendiri, bagaimana menyikapi berbagai masalah. Keberadaan hadis, ijma' dan qiyas sebagai pedoman dalam memahami syariat Islam sesuai firman Allah SWT dalam AlQuran.
Walaupun demikian segala hal yang mengatasnamakan Nabi MUHAMMAD SAW harus benar benar sangat valid, karena sudah banyak orang yang telah memalsukan hadits untuk kepentingan pribadi.
Dengan demikian pula para ulama membagi beberapa tingkatan hadits, dari yang terkuat hingga yang terlemah.
- Hadits shahih
- Hadist hasan
- Hadits dhaif.
1 HADITS SHAHIH
Dalam urutan pertama ada hadits shahih  yang sanadnya bersambung, diriwayatkan oleh perawi yang berkualitas dan tidak lemah hafalannya. Kemudian dalam sanad dan matannya tidak ada syadz (kejanggalan) dan 'ilat (cacat).
contoh periwayat hadis yang dianggap shahih, seperti Imam Bukhari, Imam Muslim, At-Turmudzi, Abu Dawud dan masih banyak lagi. Serta muttafaqun alaih untuk sebutan untuk hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim.
2 HADITS HASAN
berada pada urutan kedua hadits hasan adalah hadits yang sedikit lebih lemah ketimbang hadits shahih. Secara Bahasa hasan memiliki artian baik. Sehingga hadits urutan kedua ini masih diperbolehkan menjadi dasar hukum islam.
hadis hasan adalah hadis yang rangkaian sanadnya bersambung, diriwayatkan oleh perawi yang adil dan dhabit, tidak terdapat syadz (kejanggalan) dan 'illah (cacat). Kualitas hafalan perawi hadis hasan tidak sekuat hadis shahih.
3 HADITS DHAIFÂ
Berada pada urutan ketiga hadits dhaif adalah hadits terlemah dibandingkan dengan hadits hasan. Hadis yang tidak memenuhi persyaratan hadis shahih dan hadis hasan.
Karena kelemahan hadits ini Sehingga hadis dhaif tidak bisa dijadikan sebagai sumber hukum. Sebaiknya, saat menyelesaikan masalah baru, berurutan dasar hukum dari AlQuran, lalu hadis, baru ke ijma' atau kesepakatan para ulama, dan baru qiyas. Selanjutnya bila masih belum ada titik terang dengan mempertimbangkan melalui Istihsan, Ijtihad, lalu Urf.
Mungkin hanya ini yang bisa penulis sampaikan semoga bermanfaat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI