Mohon tunggu...
M Syarbani Haira
M Syarbani Haira Mohon Tunggu... Jurnalis - Berkarya untuk Bangsa

Pekerja sosial, pernah nyantri di UGM, peneliti demografi dan lingkungan, ngabdi di Universitas NU Kal-Sel

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Manusia, Antara Ambisi dan Kekuasaan

8 September 2019   07:55 Diperbarui: 8 September 2019   08:21 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kerusuhan Massa, antara ambisi dan kekuasaan

Kasus kedua, ada seorang mahasiswa, yang punya hajat juga pengen terkenal. Semangat untuk terkenal ini sesungguhnya tak masalah. Sangat baik. Asal disalurkan pada proporsi yang sebenarnya. Namun mahasiswa ini salah kaprah. Dia tak merancangnya dengan baik. Sehingga, dia pun melakukannya sebisanya. Maka saat di kampus, dia jadi aktivis kampus (ini tentu baik). 

Dia bahkan ikut tampil dengan kesenian lokal (yang ini lumayan, namanya mulai dikenal karena mampu menyajikan kesenian lokal). Dia juga aktiv full di lembaga kemahasiswaan. Sayangnya dia tidak pernah mau menggembleng dirinya menjadi akademisi yang baik, menjadi orang berprestasi di kalangan kampus. 

Dia belajar biasa-biasa saja, hanya sekadar biar lulus saat ujian. Buruknya, biar nilai ujian akhirnya baik, maka itu pun siap dia curangi. Untungnya, usai lulus kuliah dia punya hajat yang positif, ingin jadi penyiar televisi (agar terkenal). 

Maka kuliahnya pun dibidang itu, walau akhirnya hajatnya tidak kesampaian. Tetapi tetap tersalur melalui institusi lainnya. Tetap positif, sesuai kadarnya.

Berangkat dari Kebutuhan Dasar

Dari dua model manusia di atas, saya teringat akan teorinya Abraham Maslow, seorang pakar psikologi humanistik yang sangat terkenal itu. Maslow dengan baik dan cantik telah berhasil menyusun teori kebutuhan manusia, yang disebutnya dengan hierarki kebutuhan. 

Menurutnya, pada dasarnya manusia itu memiliki kebutuhan dasar yang positif. Sedikitnya ada 5 (lima) kebutuhan manusia itu, yang masing-masing adalah : (1). Kebutuhan fisiologis, (2). Kebutuhan rasa aman dan perlindungan, (3). Kebutuhan rasa cinta, memiliki dan dimiliki, (4). Kebutuhan harga diri, serta (5). Kebutuhan aktialisasi diri.

Untuk kebutuhan yang pertama, yakni kebutuhan fisiologis. Bagi manusia ini kebutuhan yang sangat mendasar, karena manusia perlu oksigen, pertukaran gas, cairan (minuman), nutrisi (makanan), eliminasi, istirahat dan tidur, adanya aktivitas keseimbangan suhu tubuh, dan kebutuhan seksual. Semua ini normal, dan harus terpenuhi. Jika ada yang terabaikan, maka ada something wrong dalam diri manusia itu.

Manusia juga perlu kebutuhan kedua, yakni soal rasa aman dan perlindungan diri sendiri. Perlindungan ini ada dimensi fisiknya, serta ada dimensi psikologisnya. Perlindungan fisik berupa penjagaan fisik manusia dari ancaman penganiayaan, pembunuhan, serta termasuk kecelakaan. 

Oleh karena itu, negara berkewajiban menjaga rasa aman ini, termasuk dari kasus kecelakaan, negara bisa dituntut jika menjadi penyebabnya. Selain itu ada pula tuntutan perlindungan psikologis, di mana harus ada jaminan bagi manusia agar tidak terganggu kondisi kejiwaannya. 

Kebutuhan manusia yang ketiga adalah rasa cinta, memiliki dan dimiliki. Ini sudah lazim, karena itu Tuhan menciptakan manusia di bumi ini berpasang-pasangan, ada laki-laki dan ada perempuan. Mereka sama-sama memiliki rasa cinta, rasa ingin memiliki dan rasa ingin dimiliki. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun