Mohon tunggu...
M Syarbani Haira
M Syarbani Haira Mohon Tunggu... Jurnalis - Berkarya untuk Bangsa

Pekerja sosial, pernah nyantri di UGM, peneliti demografi dan lingkungan, ngabdi di Universitas NU Kal-Sel

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Korea dan Perdamaian Dunia

6 Mei 2018   00:07 Diperbarui: 6 Mei 2018   00:14 867
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
AFP/Korea Summit Press Pool

Sejarah Perang Korea ini, lebih banyak karena ambisi besar Mao Zedong, Pemimpin Republik Rakyat China (RRC) -- kadang disebut Republik Rakyat Tiongkok (RRT). Seperti diketahui, Mao Zedong adalah proklamator pendirian RRT. Pada mulanya, anak petani ini bergabung Partai Komunis saat ada Gerakan 4 Mei 1919. 

Kala itu, Mao ada tugas di Beijing, dan ketemu Chen Duxiu, pendiri Partai Komunis China. Sebagai anak petani, ia meyakini gerakan proletar-lah yang bisa memajukan bangsanya. Ia kemudian menyusup ke Partai Nasional China, atau Partai Kuomintang, yang dipimpin Chiang Kai-shek. Para pejuang Kuomintang inilah yang berjuang mempertahankan Tiongkok, dari invasi Jepang dan sekutunya, sehingga mereka bisa merdeka.

Tetapi, pasca Perang Dunia II, bersamaan dengan kekalahan Jepang, Partai Kuomintang pun mulai mengkonsolidasikan diri. Ternyata, Mao Zedong dengan Komunisme-nya malah menguat. Mao hampir saja menguasai hampir semua daratan Tiongkok. Walau sempat tersudut, belakangan atas bantuan Uni Soviet, Mao akhirnya berhasil merebut negeri Tiongkok. 

Sementara kaum nasionalis Tiongkok semakin tersudut, bahkan akhirnya Chiang Kai-sek harus melarikan diri ke kawasan baru, Taiwan, yang hari ini oleh dunia dikenal dengan nama Republik Tiongkok. Sampai hari ini Republik Tiongkok (tanpa ada istilah Rakyat) atau Taiwan, terus menjalankan pemerintahan sendiri. Awalnya Republik Tiongkok pernah diakui PBB, tetapi atas tekanan RRT kini PBB tak lagi mengakuinya. Di dunia internasional pun hanya 23 negara yang mengakui sebagai negara yang berdiri sendiri. Taiwan lebih dikenal pula dengan istilah China Kepulauan, untuk membedakan dengan China Daratan.

Ambisi Mao adalah ingin jadi pemimpin Komunis kawasan Asia, mengimbangi Josep Stalin yang memimpin Uni Soviet di Eropa Timur. Mao ingin semua kawasan Asia menjadi komunis, termasuk Jepang hingga Australia. Untuk itulah dicari batu loncatannya, ternyata itu ada di Korea. 

Maka itu ia menjadikan seluruh semananjung Korea harus dikuasai. Kebetulan, sejak awal kawasan utara sudah dikuasai Soviet, yang kemudian diteruskan oleh China. Sedang`Selatan dikuasai Barat, khususnya Amerika. Untuk mencapai tujuan tersebut diatur siasat, melakukan invasi ke Selatan, atas koordinasi Mao dan Stalin dengan pemimpin Korea Utara, kala itu dipimpin oleh Kim Il Sung.

Ternyata taktik mereka jitu. Minggu pagi, 25 Juni 1950 itu dengan mudahnya Korea Utara menyerang Korea Selatan. Mereka bahkan dengan mudah mengambil alih ibukota Korea Selatan, Seoul. Kejadian itu membuat Amerika gelabakan. Presiden Truman pun menekan PBB agar pasukan perdamaian masuk ke Korea. 

Untungnya, meski Soviet punya hak veto, itu tak dilakukan oleh Stalin. Ia memilih abstain, dan membiarkan Mao berjuang sendiri di lapangan. Di tengah eforia kemenangan Korea Utara itu, masuklah pasukan PBB dan pasukan AS membantu Korea Selatan. Lasykar komunis Korea ini pun kemudian terdesak, dan harus kembali ke wilayahnya. Tak hanya itu, pasukan PBB pun bahkan mampu masuk ke utara, hingga mendekati Pyongyang. Keadaan ini memaksa Kim Il Sung meminta gencatan senjata, dengan kekalahan yang tak sedikit. Selain wilayah yang berkurang, pasukannya juga banyak yang hilang dan tewas selama perang.

Meski sudah ada perdamaian, Korea Utara selalu bikin ulah. Mereka bisa saja melakukan berbagai serangan dan teror secara mendadak. Utara pun menutup pintu terhadap Selatan, sembari membangun militer dan persenjataan yang dikuatirkan dunia bisa mematikan secara masal. Melihat keadaan waktu itu, sikap Utara` terhadap Selatan, perang sama sekali tak akan pernah berhenti. RRC selalu memberi angin segar, demikian pula dengan Rusia, pasca Uni Soviet bubar. Banyak pihak menduga perang tak akan berakhir, bahkan justru diduga Perang Dunia ke-3 justru bermula dari semenanjung Korea ini, na'uzubillah ... !!!          

Damai Selamanya ... !!!

Banyak pihak berharap, pasca pertemuan dua tokoh yang terus bertikai ini menjadi titik awal menyelesaikan konflik dunia ini. Bagaimana pun, kedua tokoh Korea itu berhasil mensepakati 9 point, yang menjadi Deklarasi Panmunjom, tempat yang menjadi "rumah perdamaian" dua Korea tersebut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun