Mohon tunggu...
Syanaya Luciana
Syanaya Luciana Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

I want to learn to write through this and hope it is useful.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Media Sosial dalam Pembentukan Budaya Timur Tengah Pasca Arab Spring

15 Desember 2020   16:18 Diperbarui: 15 Desember 2020   16:25 366
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Media sosial menjadi salah satu ruang aspirasi masyarakat dalam mengungkapkan pendapat. Ini yang dilakukan oleh masyarakat negara Tunisia dan negara Mesir dalam memanfaatkan media sosial untuk meningkatkan massa dan menjatuh pemerintah yang otoriter. Mereka menjadikan media sosial sebagai wadah aktivitas politik online, artinya kegiatan yang mengandalkan internet dalam melakukan gerakan politik. Kegiatan ini bertujuan untuk menyebarkan peristiwa-perisiwa yang terjadi kemudian disebarkan secara luas ke media internasional.

Di Tunisia gerakan aktivitas politik online dilakukan untuk menjatuhkan masa pemerintahan Presiden Ben Ali yang bersifat otoriter. Pada saat itu masyarakat Tunisia protes terhadap kebiadaban pemerintah yang telah mengintimidasi salah satu warganya, yang bernama Mohamed Bouazazi yang diperlakukan dengan tidak baik dan dipermalukan oleh aparat polisi. 

Karena tidak terima, Bouazazi memprotes tindakan tersebut dengan cara membakar dirinya. Hal ini membuat masyarakat Tunisia simpati dan marah kepada pemerintah. Masyarakat memanfaatkan media sosial di twitter menyebarkan berita ini dengan hashtag #sidibouzid #bouazizi dan berakhir dengan protes dan berhasil menjatuhkan Presiden Ben Ali.

Hingga saat ini, masyarakat Tunisia masih memanfaatkan pengaruh media sosial sebagai ruang publik melalui facebook dan twitter untuk berdiskusi. Akun facebook @I Watch_Tunisia adalah salah satu akun untuk memotivasi pemuda dan pemudi Tunisia yang berada di berbagai wilayah untuk tetap menjaga dan melestarikan kemajuan revolusi di Tunisia melalui media sosial. 

Dalam akun tersebut memiliki visi, yaitu menyampaikan dan memonitor secara transparan informasi yang ada di wilayah Tunisia dan mengutamakan demokrasi untuk pemerintahan politik setelah revolusi pasca Arab Spring.

Keberhasilan Tunisia menjadi panutan negara-negara di Timur Tengah lainnya, salah satunya Mesir. Masyarakat Mesir juga memanfaatkan media sosial terhadap pemerintah. Masyarakat Mesir marah dan geram melihat pemerintah bertidak sewenang-wenang terhadap rakyat, apalagi adanya pembunuhan seorang warga Khaled Said oleh aparat polisi. 

Masyarakat Mesir menjadikan aksi protes melalui media sosial facebok yang bernama WAAS (We are all Khaled Said) dan ketika pada masa kepemerintahan Hosni Mubarak, Mesir mengalami krisis ekonomi yang berkepanjangan, korupsi yang merajalela. Hingga saat itu, masyarakat Mesir terjun ke jalan untuk menjatuhkan presiden Hosni Mubarak

Tidak sampai disitu, Tunisia yang menjadi panutan negara Mesir pun hingga saat ini masih menggunakan media sosial sebagai ruang publik melalui facebook. Tujuannya pun sama seperti Tunisia, dimana Mesir menginginkan dan mendapatkan kebebasan, demokrasi, dan liberalisasi di semua aspek yang dituangkan dalam akun facebook @Egyptian Revolution. Akun tersebut juga mengajak masyarakat Mesir untuk berdiskusi dan melakuan aktivitas politik online.

Dengan adanya media sosial tidak selalu memberikan dampak negatif terhadap perubahan suatu negara, hal ini dapat kita lihat dari sejarah yang terjadi di beberapa negara Timur Tengah memberikan dampak pengaruh perubahan sistem negara yang terjadi dan menyalamatkan masyarakat di negara tersebut

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun