Mohon tunggu...
Muhammad SyamsulFuad
Muhammad SyamsulFuad Mohon Tunggu... Guru

Sedang belajar, walau sedikit berharap bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kolaborasi Orang tua dan guru dalam membentuk semangat membaca Al-Quran

30 Agustus 2025   11:55 Diperbarui: 30 Agustus 2025   11:55 5
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Membaca Al-Qur’an bukan sekadar aktivitas ibadah ritual, tetapi juga bagian penting dalam pembentukan karakter spiritual anak sejak usia dini. Dalam konteks pendidikan Islam, pembiasaan membaca Al-Qur’an harus dibangun melalui sinergi antara lingkungan rumah dan sekolah. Kolaborasi antara orang tua dan guru memiliki peran vital dalam menumbuhkan semangat ini secara berkelanjutan. Ketika kedua pihak saling mendukung, anak akan tumbuh dengan kesadaran bahwa membaca Al-Qur’an bukanlah kewajiban yang membebani, melainkan kebiasaan yang menyenangkan dan bermakna (Rahmah, 2020).

Dalam pendekatan pendidikan sosial-kultural, Vygotsky menekankan pentingnya peran lingkungan sosial dalam perkembangan anak. Melalui interaksi dengan orang dewasa yang lebih kompeten, seperti orang tua dan guru, anak dapat menginternalisasi nilai-nilai yang ditanamkan (Vygotsky, 1978). Dalam konteks membaca Al-Qur’an, jika anak melihat teladan dari kedua pihak tersebut yang rajin membaca dan memahami makna ayat, mereka akan lebih mudah mengembangkan motivasi intrinsik untuk meniru perilaku itu. Hal ini sesuai dengan konsep zone of proximal development (ZPD), di mana anak mampu mencapai kemampuan yang lebih tinggi dengan bimbingan orang dewasa.

Orang tua memiliki tanggung jawab utama dalam memberikan teladan dan suasana religius di rumah. Keteladanan dalam membaca Al-Qur’an setiap hari, mengajak anak untuk muraja’ah, serta memberikan pujian atas kemajuan mereka, dapat menjadi penguat semangat anak. Menurut teori belajar sosial Bandura, observasi terhadap perilaku orang tua yang positif akan meningkatkan kemungkinan anak untuk menirunya (Bandura, 1986). Oleh karena itu, pembiasaan dari rumah menjadi fondasi kuat dalam pembentukan semangat membaca Al-Qur’an.

Sementara itu, peran guru tidak kalah penting dalam memberikan struktur dan pembinaan yang sistematis di sekolah. Guru sebagai fasilitator dapat menggunakan pendekatan yang menyenangkan dalam pembelajaran Al-Qur’an, seperti metode Qira’ati, Iqra’, atau Tilawati, yang disesuaikan dengan gaya belajar anak. Guru juga berperan sebagai motivator yang mampu membangkitkan minat anak melalui kegiatan-kegiatan yang kreatif, seperti lomba tahfiz, tadarus bersama, dan menyisipkan kisah inspiratif dari Al-Qur’an (Fauziah, 2019). Sinergi ini akan berjalan efektif jika didukung dengan komunikasi yang terbuka antara guru dan orang tua, misalnya melalui catatan pengembangan atau forum silaturahmi rutin.

Dengan kolaborasi yang solid antara orang tua dan guru, proses pembentukan semangat membaca Al-Qur’an tidak hanya menjadi tanggung jawab institusi pendidikan semata, tetapi juga menjadi bagian dari budaya hidup anak. Sinergi ini memperkuat pesan bahwa membaca Al-Qur’an adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari yang membawa keberkahan, kedamaian, dan keteguhan iman. Maka dari itu, membangun kolaborasi bukan sekadar kebutuhan teknis pendidikan, melainkan juga menjadi bagian dari strategi dakwah keluarga dan sekolah yang menyatu.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun