SURABAYA -- Dunia pendidikan tidak pernah lepas dari peran seorang pemimpin. Di balik keberhasilan sebuah sekolah, ada sosok kepala sekolah yang menjadi nakhoda, pengarah, sekaligus inspirator bagi guru dan siswa.Â
Hal inilah yang kembali ditegaskan oleh Kepala Dinas Pendidikan (Kadindik) Provinsi Jawa Timur, Aries Agung Paewai, saat membuka kegiatan pelatihan pembekalan dan motivasi bagi 116 bakal calon kepala sekolah tingkat SMA dan SMP di Asrama Haji Surabaya, Rabu (17/9/2025).
Kegiatan ini digelar oleh Balai Besar Guru Penggerak untuk Guru dan Tenaga Kependidikan (BBGPGTK) sebagai langkah strategis Dindik Jatim dalam menyiapkan calon pemimpin pendidikan yang visioner, berkarakter, serta mampu menghadapi tantangan zaman.
Dalam sambutannya, Aries mengingatkan bahwa menjadi kepala sekolah tidak bisa hanya dipandang sebagai sebuah posisi struktural atau jabatan administratif.Â
Lebih dari itu, kepala sekolah adalah penggerak utama dalam menciptakan ekosistem pendidikan yang sehat, kondusif, dan berdaya saing.
"Menjadi seorang kepala sekolah bukan sekedar memegang jabatan. Itu adalah amanah besar untuk memimpin perubahan. Kepala sekolah adalah sosok yang menentukan arah perjalanan sebuah sekolah, dari manajemen, kualitas guru, hingga karakter siswa," tegas Aries.
Dia kemudian mengibaratkan peran kepala sekolah dengan seorang dirigen orkestra. Dalam sebuah pertunjukan musik, dirigen adalah pusat harmoni. Jika ia salah memberi aba-aba, maka seluruh irama akan terdengar sumbang.
"Begitu juga di sekolah. Setiap kebijakan dan keputusan kepala sekolah akan berpengaruh besar pada irama pendidikan. Jika pemimpin salah langkah, maka sekolah bisa kehilangan harmoni. Maka, bawalah orkestra ini menuju simfoni terbaiknya," tambahnya.
Pelatihan yang diikuti 116 calon kepala sekolah ini tidak hanya berfokus pada motivasi dan pembekalan mental, tetapi juga menyajikan materi strategis dan teknis yang dibutuhkan oleh seorang pemimpin pendidikan.
Beberapa materi yang disampaikan meliputi, Manajemen sekolah modern, termasuk tata kelola sumber daya manusia dan keuangan. Implementasi Kurikulum Merdeka, yang menekankan pembelajaran berbasis proyek, kreativitas, dan kemandirian siswa. Pengembangan karakter peserta didik, agar sekolah tidak hanya melahirkan siswa cerdas secara akademik, tetapi juga berintegritas dan berakhlak mulia.