Mohon tunggu...
Syamsul Maarif
Syamsul Maarif Mohon Tunggu... Mahasiswa

ikan hiu makan tomat, kamu cantik banget si

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mahasiswa Giat 12 Unnes Menilik Perkembangan Kopi Di Kecamatan Sukorejo, Kendal

4 September 2025   01:00 Diperbarui: 5 September 2025   00:13 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
wawancara petani kopi

Kendal, 2025---Kopi dalam negeri kini telah menjadi salah satu tren yang tengah mengalami peningkatan signifikan. Penikmat kopi saat ini tidak hanya terbatas pada orang-orang dewasa, namun kini banyak pula remaja yang telah bergabung pada golongan pecinta kopi. Oleh karena hal itu, warga lokal juga turut berlomba dalam memproduksi kopi-kopi yang berkualitas. Hal tersebut juga menjadi salah satu faktor mengapa pertumbuhan industri kopi di Indonesia dapat dikatakan cukup sukses, di mana Indonesia sempat menempati peringkat keempat produsen kopi dunia setelah Brazil, Vietnam, dan Kolombia dengan produksi mencapai 795 ribu ton pada tahun 2021 (Fitriani et al., 2021). Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wisnutama Kusubandio sempat menyatakan bahwa kopi berpotensi menjadi salah satu daya tarik wisatawan untuk berkunjung ke Indonesia sehingga kopi potensial secara unggul untuk dibudidayakan.

Jawa Tengah menjadi salah satu kontributor besar komoditas kopi di Indonesia dengan kontribusi mendapai 13% dari total nasional. Kabupaten Kendal memegang peran penting dalam produksi kopi provinsi dengan sumbangan angka 1.806,3 ton pada tahun 2021 dan Kecamatan Sukorejo menjadi sentra kopi di Kendal dengan menyumbang 322 ton pada tahun yang sama. Potensi kopi di Kecamatan Sukorejo diperkuat dengan kondisi geografisnya sehingga cocok untuk perkebunan kopi robusta dan arabika. Selain robusta, Sukorejo juga menghasilkan kopi liberika yang dikembangkan di area Desa Kalibogor.

Dalam rangka mengetahui lebih lanjut produksi kopi di Kecamatan Sukorejo, Mahasiswa Universitas Negeri Semarang yang tergabung dalam Tim KKN (Kuliah Kerja Nyata) GIAT 12 Desa Kebumem melaksanakan kegiatan pengabdian untuk meneliti perkembangan kopi di Kecamatan Sukorejo.

Pada tahap awal, Tim KKN melaksanakan koordinasi dengan warga setempat, yakni salah satu Ibu Ketua RT di Desa Kebumen untuk mengantarkan tim ke lahan perkebunan untuk melihat kondisi tanaman dan bagaimana bentuk perkebunan kopi yang tengah digarap. Pada tahap ini, tim KKN mengidentifikasi masalah pokok yang dihadapi petani kopi, yakni keterbatasan pengetahuan mengenai teknik budidaya kopi modern, rendanya kualitas pascapanen, hingga tantangan pemasaran produk kopi lokal. 

Petani kopi menyebutkan cara-cara perawatan kebun kopi tersebut yang disimpulkan oleh Tim KKN bahwa masih terdapat kesenjangan pengetahuan petani antara praktik lapangan dan standar GAP (Good Agricultural Practices). Praktik tradisional masih dominan di Kecamatan Sukorejo dan perlu ditingkatkan agar tidak hanya mengejar kuantitas namun juga kualitas di mana kualitas kopi tidak hanya ditentukan pada saat panen, namun juga sangat dipengaruhi oleh pemilihan varietas, jarak tanam, pemangkasan, erta pemupukan yang tepat agar produktivitas lebih stabil. Selain itu, para petani juga masih mengandalkan metode sederhana dalam pengeringan dan pengolahan, padahal penelitian telah menunjukkan bahwa teknik full wash process menghasilkan cita rasa yang lebih bersih dan kompleks dibandingkan metode kering tradisional. Hal-hal tersebut mengakibatkan kualitas kopi rakyat cukup sukar bersaing di pasar.

Tim KKN juga turut mempraktikan teknis panen kopi yang baik dan benar tanpa merusak cabang agar dapat menumbuhkan bibit subuer setelah pemetikan. Setelah dipanen, kopi dipilah dan dikelompokkan sesuai jenis, kemudian dijemur untuk dikeringkan sebelum memasuki tahapan roasting. Menuju tahapan roasting, Tim KKN terlebih dahulu melakukan survey terhadap lokasi-lokasi penggilingan kopi dan memilih dengan cermat. Setelah itu, Tim KKN bersama perwakilan warga setempat mengunjungi tempat roasting untuk menilik proses bagaimana biji kopi kering disulap menjadi produk siap konsumsi dengan roast level (tingkat sangria) tertentu yang memengaruhi cita rasa.

Di daerah Sukorejo, kopi yang umum dipasarkan adalah kopi varian lokal, khususnya arabika dan robusta. Apabila Desa Kebumen lebih sering memproduksi robusta yang fleksibel, maka varian arabika diperoleh dari desa lain sebab arabika membutuhkan kondisi tanah dan ketinggian tertentu, yakni minimal 1.000 MDPL untuk menghasilkan kualitas terbaik. Karakter robusta yang dicari biasanya adalah biji kopi yang tebal, sedangkan arabika lebih menonjolkan rasa asam lembut yang semakin kuat apabila dibudidayakan di dataran tinggi. Ketinggian tempat memang memengaruhi kepadatan biji dan kenikmatan rasa. Robusta dari Kebumen tumbuh di ketinggian sekitar 500 MDPL dikenal lebih lembut dan tidak terlalu tebal. 

Kegiatan pengabdian oleh Tim KKN berakhir dengan wawancara bersama dengan pihak roaster yang dapat ditarik kesimpulan bahwa pemberdayaan yang dilakukan secara terpadu dapat memberikan dampak nyata terhadap peningkatan mutu dan nilai jual kopi Sukorejo, namun sayangnya terdapat beberapa catatan penting yang mesti diperhatikan. 

Sistem pencatatan dan pengelolaan usaha masih tergolong lemah sehingga produksi maupun pemasaran belum terarsip dengan rapi, akibatnya evaluasi kinerja dan perencanaan ke depan kurang maksimal. Kemudian akses pasar cukup terbatas mengakibatkan kopi Sukorejo belum banyak dikenal di luar daerah. Dan terakhir, regenerasi perani menghadapi kendala sebab minat generasi muda untk berkecimpung langsung di sektor perkebunan kopi tergolong rendah. Kendati demikian, peluang pengembangan masih terbuka luas.

Kopi Jenis Robusta
Kopi Jenis Robusta

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun