Mohon tunggu...
Syamsuddin
Syamsuddin Mohon Tunggu... Guru - Pembelajar sejati, praktisi dan pemerhati pendidikan

Pembelajar sejati, praktisi dan pemerhati pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Persiapan Menyambut Bulan Ramadhan

16 Maret 2023   16:52 Diperbarui: 16 Maret 2023   17:07 643
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ramadan Kareem/Photo:https://www.thaqfny.com/

Selain itu, azam dan niat yang jujur untuk memanfaatkan Ramadhan dengan ibadah dapat menjadi sebab datangnya taufik dan kemudahan dari Allah. Artinya ketika Allah mengetahui bahwa di dalam hati hamba-Nya terhunjam tekad yang kuat dan niat sungguh-sungguh untuk meraih keutamaan Ramadhan, maka Allah akan memberikan kemudahan kep ada hamba tersebut. Allah akan memberikan kemudahan dalam melakukan ketaatan dan berbagai ibadah pada bulan Ramadhan. Berkenaan dengan soal niat dan azam yang sungguh-sungguh ini, Allah Ta'ala berfirman, ''Walau shadaqullaha lakana khairan lahum".

Barangkali kisah berikut dapat dijadikan landasan bahwa kesungguhan dan kejujuran niat seseorang sangat berperan sebagai sebab datangnya taufiq dari Allah. Diriwayakan bahwa seorang Arab Badui datang menemui Nabi dengan maksud berbaiat kepadanya. Saat itu sedang dalam persiapan menuju ke medan jihad. Di hadapan Rasulullah, orang Arab Badui ini menyampaikan bahwa, "Wahai Rasulullah, akau berbaiat kepadamu untuk ikut berperang bersamamu. Meskipun saya ditusuk anak panah dari sini (sambil menunjuk leher depannya) sampai di sini (sembari menunjuk leher belekangnya)". Perang dimulai dan orang Badui tersebut turut berperang bersama kaum Muslimin dibawa komando Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Ketika perang telah usai, ternyata orang Badui tersebut ditemukan telah meninggal. Lalu diangkat dan bibawa ke hadapan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Ketika Nabi menyingkap pakaian yang menutupi tubuhnya, dilehernya tertancap satu anak panah. Posisi anak panah tersebut menembus lehernya dari depan ke belakang. Persis sama seperti ketika ia berjanji di hadapan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Selanjutnya Nabi mengafani jenazah orang Arab Badui ini dengan pakaiaannya. Bahkan Nabi mendolakan beliau dengan tambahan do'a khusus yang artinya; "Ya Allah, ini adalah hamba-Mu. Ia keluar berjihad di jalan-Mu (sabilillah), lalu ia mati syahid di jalan-Mu. Saksikanlah ya Allah, aku adalah saksi atasnya pada hari kiamat kelak.

Oleh karena itu-kembali ke soal menyambut Ramadhan-, kesunggugan dan keseriusan dalam niat sangat berpengaruh. Karena itu mari tanamkan dalam hati niat yang serius, bahwa kita akan memanfaatkan bulan Ramadhan dengan memperbanyak ibadah. Moga-moga dengan niat dan tekad yang sungguh-sungguh tersebut, Allah berkenaan memberikan taufiq dan kemudahan dalam mengisi bulan Ramadhan dengan berbagai ibadah.


4. Taubat

Taubat dari dosa dan maksiat perlu dilakukan dalam meyambut dan menyongsong Ramadhan karena pada bulan Ramadhan nanti, kita akan melakukan berbagai ibadah dan ketaatan kepada Allah. Sementara, dosa dan maksiat dapat menghalangi seseorang dari ketaatan. Sebab, dosa dan maksiat dapat mengotori dan menutupi hati. Pemilik hati yang tertutupi oleh karat dosa dan maksiat biasanya berat melakukan ibadah dan amal shaleh.

Dahulu, para salaf sangat peka dalam soal ini. Diantara mereka ada yang mengatakan, "Saya terhalangi melakukan shalat malam karena satu dosa yang kulakukan". Imam Hasan al-Bashri rahimahullah pernah ditanya oleh seorang pemuda yang merasa berat bangun malam, padahal ia sudah berusaha. "La ta'shiyhi fin Nahari, yuqidzuka fil Lail; Jangan kau durhakai (Allah) pada siang hari, Dia akan membangunkanmu pada malam hari", saran Hasan al-Bashri. Berkenaan dengan kecintaan terhadap al-Qur'an, Utsman bin Affan radhiyallahu 'anhu mengatakan, "Lau thahurat qulubuna maa syabi'at min kalami Rabbina; Andai hati kita bersih, maka ia takkan pernah kenyang meni'mati perkataan Rabb kita (Al-Qur'an)".

Oleh karena itu mari berusaha bersihkan hati dari noda dosa dan maksiat dengan memperbanyak taubat dan istighfar. Mari teladani Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yang bertaubat dan beristighfar lebih 70 kali dalam sehari. Taubat yang sebenar-benarnya taubat (nasuha), yakni dengan meninggalkan dan menyesali dosa pada masa lalu serta ber azam untuk tidak lagi mengulangi dosa tersebut. Karena itu mari perbaharui selalu taubat dan istighfar kita. Semoga Allah karuniakan taufiq dan kemudahan melakukan ibadah di bulan Ramadhan.

5. Persiapan dan Perencanaan Target

Persolan yang tidak kalah pentingnya untuk diperhatikan dalam menyambut dan menyongsong Ramadhan adalah persiapan dan perencanaan target. Ini sifatnya teknis tapi penting. Karena gagal menyiapkan dan merencanakan sama dengan menyiapkan dan merencanakan untuk gagal. Agenda ibadah dan amal shaleh pada bulan Ramadhan semisal puasa, shalat tarwih, tilawah al-Qur'an, sedekah, dan ibadah-ibadah lainnya perlu disiapkan dan direncanakan dengan matang. Persiapan dan perencanaan yang baik insya Allah akan sangat membantu memaksimalkan ibadah dan amal shaleh pada bulan Ramadhan yang mulia.

Diantara ibadah yang perlu disiapkan dan direncanakan misalnya target bacaan al-Qur'an. Ini penting, guna memaksimalkan kualitas dan kuantitas bacaan al-Qur'an kita di bulan yang mulia. Mengingat tilawah al-Qur'an merupakan salah satu amalan utama yang menyertai ibadah shiyam. Ramadhan disebut pula sebagai syahrul Qur'an. Karena Ramadhan merupakan bulan diturunkannya al-Qur'an.

Oleh karena itu para salaf dahulu menjadikan Ramadhan sebagai bulan memperbanyak bacaan al-Qur'an. Utsman bin Affan radhiyallahu 'anhu mengkhatamkan al-Qur'an setiap tiga malam sekali dalam shalat Tarwih. Artinya beliau membaca sekira 10 juz dalam setiap shalat Tarwihnya. Ada yang mengkhatamkan setiap sepuluh malam atau 3 juz sehari. Imam Syafi'i rahimahullah mengkatamkan 60 kali diluar shalat pada bulan Ramadhan. Artinya beliau khatam dua kali dalam sehari di luar shalat. Sementara Imam al-Aswad mengkhatamkan setiap dua hari sekali. Dan masih banyak kisah-kisah menakjubkan dari para salaf dalam soal antusias mereka yang tinggi dalam mengkhatamkan al-Qur'an pada bulan Ramadhan.

Nah, jika kita ingin memaksimalkan bacaan al-Qur'an pada bulan Ramadhan nanti, hendaknya ada persiapan dan perencanaan target. Misalnya, bila kita menargetkan 10 kali khatam selama Ramadhan, berarti khatam setiap 3 hari atau 10 juz dalam sehari. Bila ingin mengkhatamkan 5 kali selama Ramadhan, berarti setiap enam hari sekali khatam, atau lima juz dalam sehari. Setiap ba'da shalat fardhu membaca 1 juz. Demikian seterusnya. Yang pasti hendakhnya ada target dan perencanaan yang baik. dan masing-masing orang hendaknya menetapkan target sesuai kemampuannya, dan mengatur jadwal sedetail dan serapi mungkin.

Amalan lain yang perlu disiapkan dan direncanakan adalah target sedekah. Sebab sedekah merupakan salah satu amalan utama pada bulan Ramadhan selain puasa, tilawah al-Qur'an, dan amalan-amalan lainnya. Bahkan sedekah pada bulan Ramadhan merupakan seutama-utama sedekah. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, "Seafdhal-afdhal sedekah adalah pada bulan Ramadhan" (Terj. HR. Tirmidzi).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun