Saya kira Jokowi jadi DKI 1 adalah penugasan dari PDI-P dan beliau patuh kepada fatsun politiknya. Jika dinisbahkan angka, maka Gubernur DKI adalah angka 10. Bagaimana untuk menjadi angka 10? Variannya sangat majemuk bisa mulai dari 1 plus plus plus, 1 plus 9 bisa pula 10.000.000 dikurangi 9.999,990.
Catatan proses politk mewujudkan Jokowi menjadi DKI 1 tentu cukup panjang , melibatkan banyak figure dan pastnya melibatkan PDI – Perjuangan. Hanya saja aspirasi yang berkembang kemudian menginginkan lebih dari apa yang sudah menjadi fatsun bagi Jokowi tersebut. Asprasi politiknya adalah menjadikan Jokowi sebagai RI 1 pada Pemilu 2014.
Numerlog, kalau tidak salah, semua angka dari 0 ,1,2,3 sampai Sembilan nilai eksistensi sama. Sehingga setiap angka saling menggenapkan. Demikian pula eksistensi ideologis setiap warga mempunyai kedudukan yang sama sederajat, namun tetap pada prisnsip liberty – egality - equality .
Tetapi secara umum orang pasti berpendapat bahwa angka 9 pasti eksistensinya lebih besar dari satu. Padahal 9 adalah kumpulan dari satu plus plus plus…. Angka 9 bukanlah berdiri sendiri tetapi kumpulan dari nilai nilai. Angka 0 ( nil ) adalah garis tanpa putus yang misterius, namun ia dikenali sebagai kumpulan dari titik titik atau dot. Angka nol seperti angin pada hela nafas kita.
Para politisi tentu memahami betul bahwa eksistensi mereka berasal dari milieunya. Namum seringkali ketika seseorang telah berada pada strata social tetentu, misalnya pada lingkungan “yang terhormat” karena telah menjadi anggota DPR, merasa seolah olah eksistensinya berdiri sendiri seperti pongahnya angka 9. Manakala ia menafikan nilai 1 maka sejatinya angka 9 menjadi tanpa makna. Mulai ia merasakan stres berat yang saya sebut hundred days parliamentary syndrome.
Kembali ke Jokowi. Analoginya, PDI-P = angka 1 dan Jokowi ( walikota Solo ) adalah 9. Gubernur DKI angkanya 10. Ketika orang mengetahui nilai jadi 10 maka muncul aspirasi bahwa nilai 10 adalah untuk RI 1. Namun terlupakan bahwa ada eksistensi partai / PDI-P yang nilainya 1 tadi, bahkan ada yang coba menafikan nilai 1. Logikanya jika kita meniadakan nilai 1 maka berarti Jokowi kembali ke nilai 9 (Walikota Solo).
Sementara PDI-P sendiri merasa bahwa eksistensinya adalah angka 9 bukan angka 1 yang angka 1 adalah Jokowi……..He he he ribeeeet
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI