Mohon tunggu...
Sukarja
Sukarja Mohon Tunggu... Desainer - Pemulung Kata

Pemulung kata-kata. Pernah bekerja di Kelompok Kompas Gramedia (1 Nov 2000 - 31 Okt 2014)

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Setelah Anies Dituding Berkhianat, Mungkinkah 4 Poros Terjadi di Pilpres 2024?

2 September 2023   13:01 Diperbarui: 2 September 2023   13:18 449
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi 4 poros Pilpres 2024, Ganjar Pranowo (jpnn.com),Prabowo Subianto (fajar.co.id), Anies Baswedan (times.co.id), Sandiaga Uno (Antaranews.com)/kolase:Sukarja

Hawa panas tidak hanya menyengat kita yang berada di Jakarta ini akibat hujan yang lama tak turun. Hawa panas juga begitu terasa menyengat menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Bahkan, semakin memanas dengan kabar terbaru tentang duet Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar. 

Sangat mengejutkan ketika Anies Baswedan, yang merupakan bakal calon presiden dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan, memilih Muhaimin Iskandar, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), sebagai bakal calon wakil presiden (cawapres) dalam Pilpres 2024. 

Foto Ilustrasi surat Anies untuk AHY/(Foto: Istimewa/TribunNews.com)
Foto Ilustrasi surat Anies untuk AHY/(Foto: Istimewa/TribunNews.com)

Seperti kita ketahui, sebelumnya di panggung politik telah terbagi menjadi tiga poros yang berbeda. Pertama, PDI Perjuangan mengusung Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, dengan dukungan dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan dua partai politik (parpol) non-Parlemen, yakni Partai Hanura dan Partai Persatuan Indonesia (Perindo). 

Poros kedua dikuasai oleh Partai Gerindra yang menjadikan Prabowo Subianto sebagai calon presiden mereka, dengan dukungan dari Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Bulan Bintang (PBB) sebagai parpol non-Parlemen. PKB awalnya juga terlibat dalam koalisi ini.


Namun, perubahan dramatis terjadi ketika PKB dengan tiba-tiba bermitra dengan Anies Baswedan. Anies, yang awalnya berada dalam koalisi politik yang berbeda, yaitu Koalisi Perubahan untuk Persatuan yang terdiri dari Partai Nasdem, Partai Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), kini memiliki cawapres dari PKB. 

Akibatnya, Partai Demokrat memutuskan untuk keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan, sementara PKS masih belum mengambil sikap resmi.


Perubahan ini memunculkan pertanyaan tentang bagaimana peta koalisi Pilpres 2024 akan berubah. Apakah akan ada penambahan poros politik keempat? 

Menurut Direktur Nusakom Pratama Institute, Ari Junaedi, seperti dilansir Kompas.com (2/9/2023), kemungkinan besar poros politik akan bertambah dari tiga menjadi empat setelah Anies menggandeng Muhaimin sebagai cawapres. 

Menuurt Ari Junaedi,  jumlah koalisi partai politik dalam Pilpres 2024 sangat tergantung pada siapa yang akan menjadi cawapres pendamping Ganjar Pranowo, bakal calon presiden dari PDI-P.

Hingga saat ini, Ganjar belum mengumumkan nama calon wakil presidennya. Namun, PPP, yang merupakan mitra koalisi dengan PDI-P, telah mengusulkan nama Ketua Badan Pemenangan Pemilu PPP, Sandiaga Uno, sebagai calon wakil presiden. 

Dengan kata lain, jika Sandiaga dipilih sebagai cawapres Ganjar, sepertinya hanya akan ada tiga poros politik utama, yaitu koalisi PDI-P dengan Ganjar, koalisi Partai Gerindra dengan Prabowo Subianto, dan koalisi Nasdem-PKB dengan Anies-Muhaimin.

Namun, jika Sandiaga tidak dipilih sebagai pendamping Ganjar, terbuka kemungkinan PPP akan keluar dari koalisi PDI-P dan membentuk poros politik baru. Menurut Ari, kemungkinan besar PPP akan berkoalisi dengan Partai Demokrat dan PKS untuk mengusung Sandiaga Uno dan Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), sebagai pasangan calon presiden dan wakil presiden.

Foto Ilustrasi duet Sandi-AHY/(Detik.com)
Foto Ilustrasi duet Sandi-AHY/(Detik.com)

Kemungkinan ini sangat terbuka mengingat kekecewaan yang dirasakan oleh Partai Demokrat setelah AHY tidak dipilih sebagai cawapres Anies. 

Jika PPP dan Demokrat benar-benar membentuk koalisi baru, ada potensi bahwa PDI-P akan bersaing sendiri dengan mengusung Ganjar sebagai calon presiden, mengingat partai yang dipimpin oleh Megawati Soekarnoputri tersebut memiliki cukup suara untuk memenuhi ambang batas pencalonan presiden.

Untuk dimaklumi, situasi politik selalu berubah, dan kita harus menunggu perkembangan lebih lanjut untuk melihat bagaimana koalisi Pilpres 2024 akan berkembang. 

Dalam politik, segala kemungkinan selalu terbuka, dan dinamika yang terjadi dapat membuat peta politik berubah dengan cepat. Semua mata tertuju pada perubahan selanjutnya dalam persaingan politik yang semakin memanas menjelang Pilpres 2024.

Jangan lepas pandangan Anda dari kanal ini!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun