Mohon tunggu...
Sukarja
Sukarja Mohon Tunggu... Desainer - Pemulung Kata

Pemulung kata-kata. Pernah bekerja di Kelompok Kompas Gramedia (1 Nov 2000 - 31 Okt 2014)

Selanjutnya

Tutup

Politik

Wakil Rakyatkah Itu, dari KD hingga Aziz Syamsudin

26 September 2021   15:07 Diperbarui: 26 September 2021   17:56 478
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengapa ya?

Sepertinya, Presiden Joko Widodo atau siapa pun nanti penggantinya, harus bisa menyiapkan aturan yang bisa membuat marwah anggota DPR itu lebih terhormat. 

Benar-benar menjadi wakil rakyat yang sesungguhnya.

Apa yang terjadi saat ini, penulis menganggap anggota DPR zaman sekarang ini merasa apa yang diraihnya adalah karena perjuangan dirinya sendiri, pengorbannya sendiri, dan karena uangnya sendiri.

Bahkan, untuk bisa duduk di Senayan, tak sedikit mereka harus utang sana-sini, dan sepertinya tidak memandang rakyat pemilih sebagai tuan yang diwakilinya. 

Rakyat, sepertinya hanya sebagai objek yang diwajibkan memilihnya. 

Mereka tentu saja menginginkan mayoritas rakyat Indonesia untuk menggunakan hak pilihnya dalam pemilihan umum, bukan karena untuk menghidupkan demokrasi perwakilan. Tapi, sepertinya rakyat hanya dijadikan kendaraan yang mengantarkan si anggota ke DPR itu ke Senayan.

Kalau sudah duduk, sepertinya tidak ada lagi yang perlu dibayar kepada rakyat.

Bagaimana pendapat Anda?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun