Mohon tunggu...
Sukarja
Sukarja Mohon Tunggu... Desainer - Pemulung Kata

Pemulung kata-kata. Pernah bekerja di Kelompok Kompas Gramedia (1 Nov 2000 - 31 Okt 2014)

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Debat ke-4 Capres, Jokowi Sang Panglima Tertinggi TNI

2 April 2019   02:18 Diperbarui: 2 April 2019   12:38 1640
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Jokowi di Korps Marinir. Foto: Grandyos Zafna/Detik.com

Ketika di panggung debat, Prabowo memaparkan rapuhnya pertahanan negara, sontak apa yang dikatakan Prabowo membuat tertawa para penonton debat. Di situlah, akhirnya muncul karakter asli mantan menantu penguasa Orde Baru ini, yang emosional.

Saat itu, mantan Danjen Kopassus ini mengatakan bahwa Indonesia tidak akan bisa mempertahankan core national interest jika ada negara asing mengirim pasukan hari ini ke salah satu wilayah Indonesia.

Benarkah klaim Prabowo ini?

Apa yang dikatakan Prabowo sangat bertolak belakang dengan kenyataan yang ada. Perlu Anda ketahui, dunia justru mengakui kekuatan militer Indonesia, bahkan masuk dalam 15 besar kekuatan militer dunia.

Berdasarkan data Global Fire Power,  Indonesia berada di urutan ke-15 dari 137 negara, setingkat di atas Israel yang berada di posisi 16. Sedangkan Singapura, yang disinggung Prabowo di debat capres, berada di peringkat 59. Sudah jelas, bahwa di tingkat Asean saja, kekuatan militer Indonesia berada di peringkat pertama.

Dan, posisi militer Indonesia itu justru di atas negara Yordania, yang menurut Prabowo sebagai negara keduanya. Di negara itulah, Prabowo sempat tinggal lama ketika dirinya tak lagi  menjadi tentara.

Tabel 15 Kekuatan Militer Dunia/KataData.co.id
Tabel 15 Kekuatan Militer Dunia/KataData.co.id


Apa yang dikhawatirkan Prabowo, sepertinya tidak berdasar. Prabowo seolah berbicara di zamannya dahulu. ketika dirinya masih menjadi prajurit. Saat ini, tentu saja semuanya berubah. Negara-negara, khususnya di wilayah Indonesia dan sekitarnya justru menghindari adanya konflik bersenjata, yang tentunya akan merugikan masing-masing negara.

Mungkin saja, akan banyak penonton debat yang akan tertawa lagi, apabila Jokowi ikut menanggapi dengan mengatakan, dahulu kita berperang tanpa senjata canggih atau bahkan anggaran militer yang besar untuk mengusir penjajah, karena bambu runcing saja sudah cukup bisa membuat Indonesia merdeka!

Mungkin Prabowo belum memahami, kini zamannya sudah berubah bahwa ketahanan negara tak melulu harus dibarengi dengan perlengkapan perang yang canggih dan anggaran yang besar. Kini, zamannya sudah semakin canggih, dimana suatu negara bisa diserang secara cyber, yang disebut dengan istilah proxy war.  

Perang proksi ini bisa menyerang segala aspek kehidupan, seperti  kebebasan tanpa batas, ancaman radikalisme dan terorisme, tindakan intoleransi hingga merebaknya politik identitas dalam jagad kehidupan politik kita. Artinya, saat ini, kita  bukan lagi menghadapi ancaman fisik bersenjata dari negara lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun