Mohon tunggu...
Sukarja
Sukarja Mohon Tunggu... Desainer - Pemulung Kata

Pemulung kata-kata. Pernah bekerja di Kelompok Kompas Gramedia (1 Nov 2000 - 31 Okt 2014)

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Menang dalam Debat? Pengalaman, "Senjata" Jokowi Kalahkan Prabowo!

21 Februari 2019   09:51 Diperbarui: 24 Februari 2019   05:06 351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Debat Kedua Pilpres 2019 antara Jokowi dan Prabowo/Diolah dari IDNTimes.com

Harus diakui, benar-benar debat yang tidak seimbang!

Debat kedua Pilpres 2019 menghadirkan capres nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi) dan rivalnya capres nomor urut 02 Prabowo Subianto, berlangsung di Hotel Sultan, Jakarta pada Ahad malam, 17 Februari 2019. Debat kedua ini benar-benar debat yang sama sekali tidak seimbang. Mengapa penulis mengatakan demikian?

Debat yang  membahas isu sumber daya alam, energi dan pangan, lingkungan hidup, serta infrastruktur secara prinsip panggungnya dikuasai Jokowi. Jokowi begitu apik menjelaskan segalanya, terlihat jelas bahwa Jokowi lebih menguasai masalah. Bahkan, Prabowo pun akhirnya terbawa arus hingga mengakui dan mendukung apa yang telah dilakukan Jokowi selama ini.

Prabowo sepertinya gagal mengeluarkan jurus jitunya secara sempurna. Jurus apa itu?

Seperti sudah kita ketahui, jauh-jauh hari, Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi selalu berkoar akan menohok Jokowi dengan beberapa hal yang dianggapnya sebagai kegagalan Jokowi, salah satunya impor pangan yang masih terus berjalan.

Namun, Jokowi ternyata bisa menjawab dengan sempurna,bahkan dengan logika yang juga bisa diterima publik. Apa katanya?

"2014 kita mengimpor jagung 3,5 juta ton, 2018 kemarin kita hanya impor 180.000 ton artinya petani kita sudah produksi 3,3 juta ton. Memang tidak mungkin kita membalikkan tangan dalam setahun dua tahun," ungkap Jokowi.

Di bidang beras, Jokowi pun mengklaim bahwa sejak 2014 sampai sekarang, impor beras Indonesia turun. Sedangkan pada 2018, produksi Indonesia telah mencapai 32 juta ton, dengan besaran konsumsi 29 juta ton. Dengan kata lain, ada surplus 2,85 juta ton.

Yang jadi pertanyaan Prabowo,mengapa masih impor?

Alasan Pemerintah masih saja impor, karena beras impor itu untuk menjaga ketersediaan stok, stabilisasi harga, serta digunakan sebagai cadangan jika sewaktu-waktu terjadi bencana atau serangan hama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun