Mohon tunggu...
Akhmad Syaikhu
Akhmad Syaikhu Mohon Tunggu... Administrasi - Kuli Dunia

"Semakin bertambah ilmuku, semakin aku tahu akan kebodohanku"

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Aji Mumpung Sudirman Said

27 Desember 2015   13:04 Diperbarui: 27 Desember 2015   14:02 2353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Ketentuan mengenai pendanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.”

Melibatkan masyarakat dalam pembangunan negara adalah kewajiban. Namun, apabila hal tersebut dilaksanakan dengan serampangan, tanpa dasar hukum yang jelas apalagi sampai melakukan kebijakan yang bertentangan dengan UU, itu yang tidak tepat. Kebijakan tersebut menjadi tidak bijak.

Jadi teringat apa yang disampaikan oleh Prof. Yusril Ihza Mahendra tentang pengelolaan negara. Yusril menegaskan bahwa mengelola negara tidak sama dengan mengelola warung. Kalau mengelola rumah tangga atau warung, apa yang terlintas dalam pikiran bisa langsung diwujudkan dalam tindakan. Negara tidak begitu. Suatu kebijakan harus ada landasan hukumnya. Kalau belum ada siapkan dulu landasan hukumnya agar kebijakan itu dapat dipertanggungjawabkan.

Aji Mumpung Sudirman Said

Sejujurnya, penulis sudah menduga akan ada drama selanjutnya, sekuel dari Sudirman Said. Setelah menghebohkan dengan kasus yang bertagar papa minta saham, yang mana Sudirman berposisi (diposisikan-pen) sebagai seorang pahlawan; atau (dikondisikan) menjadi seorang protagonis, pembela rakyat. Dengan mimik meyakinkan, ketika diperiksa menjadi di MKD ia selalu berargumen, saya lakukan demi rakyat, demi rakyat, demi rakyat. Banyak rakyat memuji dan memuja semangat Sudirman Said ini. Ini menteri yang luar biasa. Mungkin begitu.

Apakah Sudirman Said akan keukeuh dengan pungutan tersebut? Apabila iya, apakah rakyat akan tetap manggut-manggut terhadap pungutan ini?

Salam #papamintareceh

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun