Dikhawatirkan kriteria homoseksual dalam laporan di atas termasuk kalangan laki-laki mempunyai pasangan perempuan yang disebut LSL sehingga homoseksual murni, dalam hal ini laki-laki gay, bisa saja tidak sebanyak atau sebesar angka atau persentase tersebut.
Disebutkan: "Yang paling banyak dites itu populasi umum, hampir 195.183 orang, dan ditemukan 2.499 positif HIV."
Pernyataan ini perlu dikritisi dengan cara-cara yang cerdas karena:
Pertama, populasi umum itu adalah masyarakat padahal tidak semua warga harus jalani tes HIV karena tidak semua orang di masyarakat dengan perilaku seksual dan nonseksual yang berisiko tinggi tertular HIV/AIDS,
Kedua, perlu digencarkan sosialisasi tentang HIV/AIDS melalui komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) dengan pijakan fakta medis bukan membalutnya dengan norma, moral dan agama agar tidak muncul mitos (anggapan yang salah).
Ketiga, terkait dengan Bumil (ibu hamil) yang duluan jalani tes HIV, setelah konseling, adalah suami. Jika suami HIV-negatif maka Bumil tidak perlu tes HIV kecuali pernah mempunyai pasangan sebelumnya atau pernah transfusi darah tanpa skirining atau pernah penyalahgunaan Narkoba (narkotika dan bahan-bahan berbahaya) dengan jarum suntik secara bergantian.
Yang terjadi sekarang adalah 'memaksa' Bumil tes HIV, tapi suami tidak jalani tes HIV biarpun Bumil HIV-positif. Padahal, tidak sedikit laki-laki yang punya istri lebih dari satu, bahkan punya selingkuhan dan pelanggan pekerja seks komersial (PSK) yang sekarang di ranah prostitusi online.
Disebutkan pula: Ia (Landry-Pen.) juga menyebut adanya peningkatan tes pada calon pengantin seiring diterapkannya perda HIV/AIDS di beberapa daerah.
Yang perlu diingat tes HIV pada calon pengantin bukan vaksin karena setelah menikah bisa saja ada di antara pasangan itu yang melakukan perilaku seksual dan nonseksual yang berisiko tinggi tertular HIV/AIDS.
Bahkan, hasil tes HIV-negatif calon suami bisa jadi bumerang bagi istri ketika istri sedang hamil terdeteksi HIV-positif karena suami akan membusungkan dada: Hasil tes HIV saya negatif!
Maka, lagi-lagi istri (baca: perempuan) yang disalahkan. Padahal, istri tertular dari suami karena hasil tes HIV sebelum menikah juga negatif. <>