Mohon tunggu...
Syaiful  W HARAHAP
Syaiful W HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger

Pemerthati berita HIV/AIDS sbg media watch

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bagaimana Ibu yang Tularkan HIV/AIDS ke Bayi di Kota Pekanbaru Tertular HIV/AIDS?

21 Juni 2025   12:52 Diperbarui: 21 Juni 2025   12:52 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber: bundesgesundheitsministerium.de)

"Selanjutnya Fira (Plt Kepala Dinas Kesehatan Pekanbaru, dr Fira Septiyanti-Pen.) mengungkapkan, bahwa dari total 191 kasus, 82 diantaranya merupakan kelompok dengan orientasi seksual sesama jenis (homoseksual), yang selama ini menjadi salah satu kelompok risiko tinggi penularan HIV." Ini ada dalam berita "Kasus HIV di Pekanbaru Mengkhawatirkan, Anak-anak dan Balita Turut Tertular" (liputanoke.com, 14/6/2025).

Belakangan ini berita tentang HIV/AIDS selalu dikaitkan dengan LSL (Lelaki Suka Seks Lelaki) yang mereka sebut sebagai gay dengan orietasi seksual sebagai homoseksual.

Pengaitan itu kebelinger karena fakta menunjukkan yang mereka sebut LSL itu justru ada yang punya istri dan anak. Itu artinya mereka bukan gay karena sejatinya gay secara seksual tidak tertarik kepada perempuan sehingga tidak mungkin punya istri.

Baca juga: LSL Punya Istri dan Anak Bukan Seorang Gay dan Bukan Pula Biseksual (Kompasiana, 29 Mei 2025)

Dulu di awal tahun 1990-an setengah Odha (Orang dengan HIV/AIDS) menggambarkan diri sebagai Penasun (penyalahguna Narkoba dengan jarum suntik) karena mereka takut distigma karena tertular melalui zina. Belakangan muncul pula LSL tipu-tipu yang juga mungin takut distigma sebagai pezina.

Penjelasan dari CDC ini menunjukkan LSL tidak otomatis homoseksual seperti yang disebut dalam berita ini. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC-Centers for Disease Control and Prevention) Amerika Serikat (AS) menyebut LSL merupakan kelompok yang beragam dalam hal perilaku, identitas, dan kebutuhan perawatan kesehatan. Istilah "LSL" sering digunakan secara klinis untuk merujuk pada perilaku seksual semata, tanpa memandang orientasi seksual (misalnya, seseorang mungkin mengidentifikasi dirinya sebagai heteroseksual tetapi masih diklasifikasikan sebagai LSL).

Maka, laki-laki pengidap HIV/AIDS yang disebut-sebut sebagai LSL di Indonesia tidak otomatis gay dengan orientasi seksual sebagai hmoseksual (secara seksual tertarik kepada sesama jenis) karena ternyata mereka mempunyai istri dan anak. Sejatinya gay tidak ter

Dalam berita disebutkan: Menurut dr Fira, penularan pada anak umumnya terjadi dari ibu yang telah lebih dulu terinfeksi. "Penularan biasanya terjadi sejak dalam kandungan, ketika sang ibu mengidap HIV. Misalnya ibu sering berganti pasangan dan tidak menyadari bahwa dirinya membawa virus, lalu menularkannya ke janin," kata Fira.

Astaga, apa iya ibu-ibu yang menularkan HIV/AIDS ke bayi yang mereka lahirkan terinfeksi HIV/AIDS karena 'ibu sering berganti pasangan'?

Pernyataan ini perlu diklarifikasi: berapa ibu hamil (Bumil) dengan perilaku seksual berisiko dan berapa pula Bumil yang tertular dari suami!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun