Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id - www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Keterampilan yang Naik Daun dan Ketinggalan Zaman 2025-2030.

19 Oktober 2025   10:19 Diperbarui: 19 Oktober 2025   10:19 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

"Keterampilan itu kayak fashion, Nak. Kalau salah gaya, bisa dibilang ketinggalan zaman, walau kerja kerasnya tetap keringetan."
Begitulah saya jawab waktu mahasiswa muda nanya, "Pak, keterampilan apa yang harus saya kuasai biar gak nganggur di masa depan?"

Kita hidup di era di mana mesin bukan cuma membantu manusia --- tapi mulai menandingi, bahkan menilai kita. Sementara sebagian orang masih sibuk belajar cara bikin laporan keuangan di Excel, AI sudah belajar menulis laporan keuangan lengkap dengan analisis rasio dan rekomendasi investasi. Dan parahnya, si bos bilang, "Hebat nih laporanmu, padahal kamu belum sempat buka laptop."

Naik Daun: Keterampilan yang Bikin Dicari-cari

  1. Kecerdasan Buatan dan Analitik Data.
    Kalau dulu "pintar" itu hafal rumus, kini "pintar" itu bisa bikin mesin berpikir. Profesi yang menguasai machine learning, data storytelling, dan AI governance akan seperti punya tambang emas digital.
    Contohnya? AI ethicist, data analyst, prompt engineer, sampai AI product manager --- yang dulunya gak pernah ada di daftar jurusan kampus, sekarang jadi rebutan perusahaan.
  2. Keterampilan Sosial-Kognitif.
    Ironis, bukan? Saat dunia makin digital, justru "kemanusiaan" jadi nilai jual. Empati, komunikasi lintas budaya, design thinking, dan kemampuan memimpin tim virtual justru jadi mahal. Karena mesin bisa berpikir logis, tapi cuma manusia yang bisa menenangkan rekan kerja yang baru diputusin pacarnya pas rapat Zoom.
  3. Kreativitas Terpadu.
    Dulu kreativitas dianggap pelengkap --- sekarang jadi inti. Mereka yang bisa menggabungkan seni, teknologi, dan logika bisnis akan jadi bintang baru. Dari UX designer, creative technologist, sampai digital content strategist --- dunia sedang haus pada imajinasi yang bisa dijual.

Ketinggalan Zaman: Keterampilan yang Mulai Layu

  1. Pekerjaan Rutin yang Bisa Diotomasi.
    Akuntan pencatat manual, petugas entri data, dan kasir konvensional pelan-pelan akan digantikan algoritma yang gak pernah izin cuti.
    Jangan salah, bukan karena pekerjaan itu tak penting, tapi karena mesin bisa melakukannya dengan cepat, murah, dan gak ngeluh.
  2. Keterampilan Teknis Sempit Tanpa Adaptasi.
    Operator mesin yang tak paham IoT, teknisi yang menolak belajar digital maintenance, atau staf admin yang tak bisa berkolaborasi lintas platform --- semua ini mirip seperti penjual kaset di era Spotify. Masih bisa hidup, tapi penuh nostalgia.
  3. Komunikasi Formal yang Kaku.
    Dunia kerja masa depan butuh kelincahan berbahasa, bukan sekadar tata bahasa baku. Menulis email terlalu formal di zaman Slack dan Teams itu seperti datang ke startup pitch pakai jas safari lengkap --- sopan, tapi salah frekuensi.

Solusi: Jadi Polymath Era Digital

Kabar baiknya, masa depan bukan milik yang paling muda, tapi yang paling mau belajar ulang.
Kuncinya bukan sekadar reskill atau upskill, tapi cross-skill --- lintas disiplin. Seorang petani yang belajar drone mapping, guru yang paham AI education tools, atau pengrajin batik yang bisa menjual lewat metaverse --- merekalah pemenang sebenarnya.

Dan seperti biasa, saya tutup kuliah dengan nasihat klasik:

"Bukan dunia yang menolakmu, Nak. Kamu saja yang belum update driver-nya."

Jadi, sebelum menyesali "pekerjaan yang hilang", mungkin sudah waktunya memperbarui "keterampilan yang tertidur." Dunia bergerak cepat --- dan seperti biasa, yang lambat bukan mereka yang tua, tapi yang merasa sudah cukup tahu.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun