Sore itu di kaki Gunung Rinjani, seorang pengrajin anyaman bambu sibuk mengepak produknya. Bukan untuk pasar lokal, tapi untuk dikirim ke konsumen di Jerman. Produk anyamannya, yang dulu hanya laku di pasar desa, kini menjadi bagian dari etalase "eco-living" di Eropa. Ia tak sendiri. Ratusan pelaku usaha kreatif dari berbagai pelosok Indonesia kini membuktikan bahwa produk desa bisa mendunia.
Industri kreatif berbasis lokal semakin menunjukkan potensinya sebagai kekuatan ekspor baru. Tak hanya karena keunikannya, tetapi juga karena dunia kini sedang haus akan produk yang autentik, berkelanjutan, dan penuh makna. Produk-produk dari desa, yang dulu dianggap sederhana, kini justru menjadi ikon gaya hidup global.
Namun, jalan dari desa ke dunia bukan tanpa hambatan.
Bukan Tak Bisa, Tapi Tak Mudah
Banyak pelaku UMKM kreatif di daerah sebenarnya memiliki produk dengan kualitas dan cerita yang luar biasa. Tapi kenyataannya, banyak dari mereka tersendat di tengah jalan. Mengapa?
Pertama, standar mutu internasional sering kali menjadi tembok tinggi. Produk kriya atau kuliner, misalnya, harus memenuhi spesifikasi teknis, keamanan bahan, hingga konsistensi produksi. Di sisi lain, legalitas usaha dan ekspor juga masih menjadi tantangan---banyak pelaku belum punya izin edar, sertifikasi halal, hingga NPWP.
Kedua, akses pasar global tidak bisa hanya mengandalkan semangat. Butuh pemahaman tentang tren pasar, cara negosiasi harga, pengemasan, dan tentu saja, jaringan distribusi.
Sebagaimana dicatat dalam laporan Kementerian Perdagangan (2024), dari lebih 64 juta UMKM di Indonesia, kurang dari 4% yang menembus pasar ekspor. Padahal, menurut data yang sama, produk UMKM menyumbang hingga 15,7% dari total nilai ekspor non-migas, dan tren ini meningkat tiap tahun.
Dukungan yang Mulai Terstruktur
Kabar baiknya, kesadaran akan potensi besar ini makin tumbuh. Pemerintah melalui Kemenparekraf, Kementerian Perdagangan, dan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) mulai memperluas pendampingan UMKM untuk ekspor. Program seperti "Desa Devisa", "UMKM Naik Kelas", dan "Go Global" memberikan pelatihan branding, legalitas, hingga matching buyer internasional.
Sektor swasta juga tidak tinggal diam. Banyak marketplace seperti Tokopedia, Shopee, hingga platform seperti Etsy membuka jalur ekspor untuk produk lokal. Bahkan, sejumlah startup logistik mulai menyediakan layanan "end-to-end export" untuk pelaku kreatif dari desa.