Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Dosen FEB, Peneliti, Penulis, Senang belajar https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Eid Mubarak 34: Konsumsi Lebaran dan Nasib Industri dalam Negeri

17 April 2024   11:51 Diperbarui: 17 April 2024   11:54 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Setiap tahun, Indonesia merayakan Idul Fitri dengan semangat dan kegembiraan. Perayaan ini tidak hanya memiliki nilai-nilai agama yang dalam, tetapi juga memberikan dampak signifikan pada perekonomian dalam negeri, terutama pada sektor industri. Bagaimana dampak konsumsi Lebaran terhadap industri dalam negeri dari perspektif ekonomi?

Kontribusi Konsumsi Lebaran Terhadap Industri Dalam Negeri

Konsumsi selama periode Lebaran memiliki dampak yang luas dan signifikan pada berbagai sektor industri dalam negeri. Salah satu sektor yang paling langsung terpengaruh adalah industri garmen dan tekstil. Selama bulan Ramadan dan menjelang Idul Fitri, permintaan akan pakaian baru meningkat secara dramatis. Masyarakat Indonesia memiliki tradisi untuk membeli pakaian baru sebagai bagian dari persiapan menyambut Lebaran, yang menciptakan peluang besar bagi produsen lokal untuk meningkatkan penjualan mereka.

Menurut data dari Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), penjualan pakaian selama bulan Ramadan dan Idul Fitri biasanya meningkat hingga 50% dibandingkan dengan bulan-bulan biasa. Hal ini menciptakan peluang besar bagi industri garmen dan tekstil dalam negeri untuk meningkatkan produksi mereka dan menciptakan lapangan kerja tambahan.

Selain itu, sektor makanan dan minuman juga merasakan dampak positif dari konsumsi Lebaran. Permintaan akan makanan khas Lebaran seperti ketupat, opor ayam, dan kue-kue tradisional meningkat pesat selama periode ini. Produsen makanan dan minuman lokal berusaha untuk memenuhi permintaan yang tinggi ini dengan meningkatkan produksi mereka. Data dari Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO) menunjukkan bahwa penjualan makanan dan minuman selama bulan Ramadan dan Idul Fitri biasanya meningkat hingga 40% dibandingkan dengan bulan lainnya.


Analisis Manfaat Konsumsi Lebaran: Perspektif Ekonomi

1. Industri Garmen dan Tekstil

Salah satu sektor yang paling jelas mendapatkan manfaat dari konsumsi Lebaran adalah industri garmen dan tekstil. Selama bulan Ramadan dan menjelang Idul Fitri, permintaan akan pakaian baru meningkat secara signifikan. Masyarakat Indonesia memiliki tradisi untuk membeli pakaian baru sebagai bagian dari persiapan menyambut Lebaran, yang menciptakan peluang besar bagi produsen lokal dalam sektor ini.

Data dari Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) menunjukkan bahwa penjualan pakaian selama bulan Ramadan dan Idul Fitri biasanya meningkat hingga 50% dibandingkan dengan bulan-bulan biasa. Ini menciptakan peluang bagi produsen lokal untuk meningkatkan produksi mereka, menciptakan lapangan kerja tambahan, dan menghasilkan pendapatan yang signifikan.

2. Pedagang dan Pengusaha Ritel

Pedagang dan pengusaha ritel juga termasuk di antara mereka yang diuntungkan dari konsumsi Lebaran. Selama periode ini, toko-toko tradisional, pasar, dan pusat perbelanjaan dipadati oleh pembeli yang mencari pakaian, makanan, dan hadiah untuk merayakan Idul Fitri. Penjualan ritel meningkat pesat selama bulan Ramadan dan menjelang Idul Fitri, menciptakan kesempatan bagi pedagang untuk meningkatkan pendapatan mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun