Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id- www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Eid Mubarak 14: Memahami Kebijakan Fiskal pada Musim Ekonomi Lebaran

12 April 2024   11:26 Diperbarui: 12 April 2024   11:29 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Selain masalah inflasi, arus mudik juga menjadi tantangan tersendiri. Arus mudik yang besar-besaran mengakibatkan peningkatan mobilitas penduduk dari perkotaan ke desa, yang dapat mengganggu aktivitas ekonomi di wilayah perkotaan. Selain itu, lonjakan arus mudik juga dapat meningkatkan tekanan pada infrastruktur transportasi dan menyebabkan kemacetan, yang pada gilirannya dapat memperlambat distribusi barang dan jasa.

Kebijakan Fiskal untuk Menghadapi Tantangan

Untuk mengatasi tantangan ekonomi yang muncul selama periode Lebaran, pemerintah dapat mengimplementasikan berbagai kebijakan fiskal yang tepat. Salah satu kebijakan yang dapat diterapkan adalah penyesuaian tarif pajak. Dengan meningkatnya pengeluaran konsumsi selama Lebaran, pemerintah dapat mempertimbangkan untuk menurunkan tarif pajak atas barang-barang tertentu yang menjadi fokus utama konsumsi masyarakat, seperti makanan pokok, pakaian, dan barang-barang kebutuhan rumah tangga. Langkah ini dapat membantu mengurangi beban finansial bagi konsumen dan mendorong pertumbuhan ekonomi selama periode tersebut.

Selain itu, pemerintah juga dapat menggunakan kebijakan subsidi untuk mengendalikan harga barang-barang kebutuhan pokok. Subsidi dapat diberikan kepada produsen atau pedagang untuk mengurangi harga jual barang-barang tersebut kepada konsumen akhir. Langkah ini dapat membantu menjaga stabilitas harga dan mencegah lonjakan inflasi yang berlebihan selama periode Lebaran.

Peningkatan pengeluaran pemerintah dalam bentuk belanja publik juga dapat menjadi strategi efektif untuk mengatasi tantangan ekonomi selama Lebaran. Pemerintah dapat mengalokasikan dana tambahan untuk memperbaiki infrastruktur transportasi, seperti jalan dan jembatan, guna mengatasi kemacetan dan memperlancar distribusi barang dan jasa selama arus mudik. Selain itu, peningkatan belanja publik juga dapat menciptakan lapangan kerja tambahan dan mendorong pertumbuhan sektor-sektor terkait, seperti konstruksi dan perdagangan.

Theoretical View: Keynesianisme dalam Tindakan

Dari sudut pandang teori ekonomi, pendekatan Keynesianisme dapat menjadi landasan untuk mengimplementasikan kebijakan fiskal selama periode Lebaran. Teori Keynesianisme menekankan pentingnya intervensi pemerintah dalam mengendalikan tingkat pengeluaran agregat dalam ekonomi untuk mengatasi siklus bisnis dan menjaga stabilitas makroekonomi.

Dalam konteks perayaan Lebaran, meningkatnya pengeluaran konsumsi dapat dianggap sebagai salah satu komponen utama dari pengeluaran agregat. Dengan menerapkan kebijakan fiskal ekspansif, seperti penurunan tarif pajak atau peningkatan belanja publik, pemerintah dapat menguatkan permintaan agregat dan mendorong pertumbuhan ekonomi selama periode tersebut. Pendekatan ini sejalan dengan prinsip-prinsip Keynesianisme yang menekankan pentingnya tindakan pemerintah untuk mengatasi ketidakstabilan ekonomi yang disebabkan oleh fluktuasi dalam tingkat pengeluaran.

Perayaan Lebaran merupakan momen penting bagi masyarakat Indonesia, namun juga menimbulkan berbagai tantangan ekonomi yang perlu diatasi. Melalui kebijakan fiskal yang tepat, pemerintah dapat memitigasi dampak negatif dari kenaikan pengeluaran konsumsi dan arus mudik selama periode ini. Dengan mempertimbangkan teori Keynesianisme dan prinsip-prinsip ekonomi lainnya, pemerintah dapat mengambil langkah-langkah yang efektif untuk menjaga stabilitas ekonomi dan memastikan bahwa perayaan Lebaran berjalan lancar dan meriah bagi semua pihak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun