Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id- www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Happy Ramadhan 135: Memahami Tradisi Mudik dari Perspektif Ilmu Ekonomi

10 April 2024   18:35 Diperbarui: 10 April 2024   19:04 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Salah satu dampak negatif yang paling mencolok adalah terkait dengan keselamatan berlalu lintas. Lonjakan jumlah kendaraan yang terjadi selama periode mudik Lebaran sering kali menyebabkan kemacetan parah dan meningkatkan risiko kecelakaan lalu lintas. Data dari Kementerian Perhubungan menunjukkan bahwa tingkat kecelakaan lalu lintas selama periode mudik Lebaran cenderung meningkat secara signifikan dibandingkan dengan periode lainnya.

Selain itu, tradisi mudik Lebaran juga dapat memberikan dampak negatif terhadap lingkungan. Lonjakan jumlah kendaraan selama periode mudik Lebaran sering kali menyebabkan peningkatan polusi udara dan penggunaan bahan bakar fosil, yang dapat merusak lingkungan dan kesehatan manusia.

Perspektif Teori Sosial

Dari perspektif teori sosial, tradisi mudik Lebaran dapat dipahami sebagai contoh dari fenomena migrasi musiman yang terjadi secara periodik. Teori migrasi sosial menjelaskan bahwa manusia cenderung bermigrasi untuk memperkuat hubungan sosial, merayakan momen-momen penting bersama-sama, dan memperkuat identitas kelompok. Dalam konteks ini, mudik Lebaran dapat dianggap sebagai migrasi musiman yang terjadi setiap tahunnya untuk memperkuat hubungan keluarga dan merayakan hari raya bersama-sama.

Namun, seperti halnya dengan migrasi lainnya, tradisi mudik Lebaran juga memiliki biaya sosial yang terkait. Biaya ini tidak hanya berupa biaya finansial, tetapi juga biaya emosional dan lingkungan. Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan secara cermat manfaat dan biaya dari tradisi ini agar dapat mengambil langkah-langkah kebijakan yang tepat.

Pertimbangan Kebijakan

Dalam menghadapi dampak positif dan negatif dari tradisi mudik Lebaran, pemerintah perlu mengambil langkah-langkah kebijakan yang tepat untuk meminimalkan dampak negatif dan memaksimalkan manfaatnya. Beberapa langkah yang dapat diambil antara lain:

  1. Peningkatan Keselamatan Berlalu Lintas: Pemerintah perlu meningkatkan penegakan hukum dan kesadaran akan keselamatan berlalu lintas selama periode mudik Lebaran untuk mengurangi tingkat kecelakaan lalu lintas.
  2. Promosi Transportasi Publik: Pemerintah dapat menggalakkan penggunaan transportasi publik selama periode mudik Lebaran untuk mengurangi tekanan pada jaringan transportasi dan mengurangi emisi gas rumah kaca.
  3. Edukasi tentang Lingkungan: Kampanye edukasi tentang pentingnya menjaga lingkungan selama periode mudik Lebaran dapat membantu mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.

Tradisi mudik Lebaran adalah bagian penting dari budaya dan identitas Indonesia, tetapi juga memiliki dampak sosial yang kompleks. Dengan memperhitungkan dampak positif dan negatif dari tradisi ini, pemerintah dapat mengambil langkah-langkah kebijakan yang tepat untuk memastikan bahwa manfaatnya maksimal sementara dampak negatifnya diminimalkan.

Perspektif Teori Ekonomi

Dari perspektif teori ekonomi, tradisi mudik Lebaran dapat dilihat sebagai contoh dari fenomena migrasi sementara yang terjadi secara periodik. Teori migrasi menyatakan bahwa manusia cenderung bermigrasi untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial mereka. Dalam konteks ini, mudik Lebaran dapat dianggap sebagai migrasi sementara yang terjadi setiap tahunnya untuk memperkuat hubungan sosial dan keluarga serta mencari peluang ekonomi di kampung halaman.

Namun, seperti halnya dengan migrasi lainnya, tradisi mudik Lebaran juga memiliki biaya yang terkait. Biaya ini tidak hanya berupa biaya finansial, tetapi juga biaya sosial dan lingkungan. Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan secara cermat manfaat dan biaya dari tradisi ini agar dapat mengambil langkah-langkah kebijakan yang tepat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun