Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Dosen FEB, Peneliti, Penulis, Senang belajar https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Pertumbuhan Ekonomi Inklusif: Akses ke SDE (65)

17 Februari 2024   18:10 Diperbarui: 17 Februari 2024   18:15 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Pertumbuhan ekonomi yang inklusif adalah kunci bagi pembangunan yang berkelanjutan dan berkeadilan dalam sebuah masyarakat. Namun, untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang inklusif, penting untuk memastikan bahwa semua anggota masyarakat memiliki akses yang setara terhadap sumber daya ekonomi. Kesetaraan akses terhadap sumber daya ekonomi adalah fondasi bagi pembangunan ekonomi yang inklusif, karena memungkinkan semua individu, tanpa memandang latar belakang mereka, untuk berkontribusi pada dan mendapatkan manfaat dari pertumbuhan ekonomi.

Salah satu aspek penting dari kesetaraan akses adalah kesetaraan dalam akses terhadap pendidikan. Pendidikan yang berkualitas memberikan individu dengan keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk bersaing di pasar tenaga kerja dan berpartisipasi dalam ekonomi yang berbasis pengetahuan. Namun, di banyak negara, akses terhadap pendidikan masih terbatas bagi sebagian masyarakat, terutama mereka yang berasal dari latar belakang ekonomi yang rendah atau daerah pedesaan. Oleh karena itu, langkah-langkah untuk meningkatkan akses terhadap pendidikan, seperti penyediaan beasiswa atau bantuan keuangan, serta investasi dalam infrastruktur pendidikan, sangat penting untuk menciptakan kesetaraan dalam akses terhadap sumber daya ekonomi.

Selain pendidikan, akses terhadap modal juga merupakan faktor penting dalam mencapai pertumbuhan ekonomi inklusif. Modal merupakan sarana bagi individu untuk memulai atau mengembangkan usaha mereka sendiri, serta berinvestasi dalam pendidikan atau pelatihan lanjutan. Namun, di banyak negara, akses terhadap modal masih sulit bagi sebagian masyarakat, terutama bagi mereka yang tidak memiliki jaminan atau jaringan keuangan yang kuat. Oleh karena itu, kebijakan yang mempromosikan inklusi keuangan, seperti penyediaan layanan perbankan yang terjangkau dan akses ke kredit mikro untuk wirausaha kecil, dapat membantu menciptakan kesetaraan akses terhadap modal.

Selain pendidikan dan modal, kesetaraan akses terhadap kesempatan ekonomi juga penting untuk pertumbuhan ekonomi inklusif. Ini mencakup akses yang setara terhadap lapangan kerja yang layak, peluang kewirausahaan, dan pasar kerja yang adil. Diskriminasi gender, ketidaksetaraan upah, dan ketidaksetaraan akses terhadap pekerjaan formal sering menjadi hambatan bagi inklusi ekonomi. Oleh karena itu, kebijakan yang mempromosikan kesetaraan gender dan melindungi hak-hak pekerja, seperti hukum ketenagakerjaan yang adil dan kebijakan anti diskriminasi, sangat penting untuk menciptakan kesetaraan akses terhadap kesempatan ekonomi.

Secara keseluruhan, kesetaraan akses terhadap sumber daya ekonomi adalah prasyarat untuk pertumbuhan ekonomi inklusif. Melalui pendidikan, modal, dan kesempatan ekonomi yang setara, semua individu memiliki kesempatan untuk berpartisipasi dalam dan mendapatkan manfaat dari pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah dan masyarakat untuk berkomitmen untuk menciptakan lingkungan yang mempromosikan kesetaraan akses, sehingga semua anggota masyarakat dapat berkontribusi pada pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

Berikut adalah beberapa contoh konkret dari upaya kesetaraan akses terhadap sumber daya ekonomi yang dapat mendukung pertumbuhan ekonomi inklusif:

  1. Program Beasiswa Berbasis Kebutuhan: Pemerintah atau lembaga swadaya masyarakat (LSM) dapat menyediakan program beasiswa yang didasarkan pada kebutuhan untuk memastikan bahwa individu dari latar belakang ekonomi yang rendah memiliki akses yang setara terhadap pendidikan tinggi. Ini dapat membantu mengurangi kesenjangan akses terhadap pendidikan dan memberikan kesempatan yang sama untuk pengembangan karier.
  2. Layanan Perbankan Inklusif: Bank-bank dapat mengembangkan layanan perbankan yang terjangkau dan mudah diakses bagi masyarakat dengan pendapatan rendah atau yang tinggal di daerah terpencil. Ini dapat mencakup pembukaan cabang bank atau ATM di daerah pedesaan, serta penyediaan layanan perbankan digital yang sederhana dan mudah digunakan.
  3. Program Kredit Mikro dan Wirausaha: Program kredit mikro dapat memberikan akses terhadap modal bagi wirausaha kecil dan mikro, termasuk para wanita yang berusaha mandiri di wilayah pedesaan. Dengan modal yang diberikan, individu dapat memulai atau mengembangkan usaha mereka sendiri, yang pada gilirannya dapat menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi di tingkat lokal.
  4. Kebijakan Anti Diskriminasi di Tempat Kerja: Penerapan kebijakan anti diskriminasi di tempat kerja, seperti menghapus penggajian berbasis gender atau memastikan akses yang setara terhadap promosi dan pelatihan, dapat membantu menciptakan lingkungan kerja yang adil dan inklusif. Ini memastikan bahwa semua individu memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi perusahaan.
  5. Program Pelatihan Kerja dan Rekonsiliasi Hidup-Kerja: Program pelatihan kerja yang disesuaikan dengan kebutuhan pasar tenaga kerja dapat membantu meningkatkan keterampilan dan produktivitas individu yang kurang terwakili di pasar kerja. Sementara itu, kebijakan rekonsiliasi hidup-kerja, seperti cuti orang tua yang dibayar dan fleksibilitas jam kerja, dapat membantu menyeimbangkan tanggung jawab keluarga dengan karier profesional, memastikan bahwa semua individu memiliki kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam kegiatan ekonomi.

Melalui langkah-langkah seperti ini, masyarakat dapat memastikan bahwa kesetaraan akses terhadap sumber daya ekonomi diwujudkan, yang pada gilirannya akan membantu menciptakan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan bagi semua anggota masyarakat.


Beberapa negara telah berhasil menerapkan kebijakan dan program untuk menciptakan kesetaraan akses terhadap sumber daya ekonomi, yang berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi inklusif. Berikut adalah beberapa contohnya:

  1. Norwegia: Norwegia dikenal dengan sistem pendidikan tinggi yang sangat terjangkau dan bahkan gratis bagi penduduknya, termasuk bagi mahasiswa internasional. Program ini membantu memastikan bahwa semua individu memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan pendidikan tinggi berkualitas, yang pada gilirannya mendukung pertumbuhan ekonomi inklusif dengan menciptakan tenaga kerja yang terampil dan berpengetahuan.
  2. Jerman: Jerman memiliki sistem pelatihan kerja dual yang terkenal, yang mencakup kombinasi antara pendidikan formal di sekolah dan pelatihan praktis di tempat kerja. Program ini membantu memastikan bahwa pemuda yang tidak melanjutkan pendidikan tinggi masih dapat memperoleh keterampilan dan sertifikasi yang diperlukan untuk memasuki pasar kerja dengan sukses, yang pada gilirannya mendukung pertumbuhan ekonomi inklusif.
  3. Rwanda: Rwanda telah melakukan langkah-langkah besar untuk mempromosikan kesetaraan gender di semua tingkatan masyarakat, termasuk di sektor ekonomi. Melalui program-program seperti penghargaan hukum yang menyediakan hak properti bagi perempuan dan dukungan finansial untuk wirausaha perempuan, Rwanda telah menciptakan lingkungan yang mendukung partisipasi ekonomi yang setara bagi semua warganya.
  4. Uruguay: Uruguay telah menerapkan kebijakan inklusi keuangan yang kuat, termasuk penyediaan layanan perbankan yang terjangkau dan program mikrofinansial bagi warga yang kurang mampu. Hal ini telah membantu meningkatkan akses terhadap modal bagi sektor informal dan wirausaha kecil, yang pada gilirannya telah memberikan dorongan signifikan bagi pertumbuhan ekonomi inklusif.
  5. Kanada: Kanada telah menerapkan kebijakan imigrasi yang inklusif dan terbuka, yang telah membantu menciptakan lingkungan kerja yang beragam dan inklusif. Dengan menerima imigran dari berbagai latar belakang, Kanada telah memperkaya pasar tenaga kerja dan menciptakan kesempatan ekonomi yang lebih luas bagi semua warganya.

Negara-negara ini menunjukkan bahwa dengan komitmen yang tepat dan kebijakan yang sesuai, kesetaraan akses terhadap sumber daya ekonomi (SDE) dapat diwujudkan, yang pada akhirnya mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Meskipun berbeda, Kita tetap bisa belajar dengan mereka.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun