Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Dosen FEB, Peneliti, Penulis, Senang belajar https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kapan Seorang Perempuan Merasa Cantik

4 Februari 2024   09:45 Diperbarui: 4 Februari 2024   09:57 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Standar kecantikan bervariasi secara signifikan di seluruh budaya dan waktu. Setiap masyarakat memiliki pandangan yang berbeda tentang apa yang dianggap sebagai indah, menarik, atau menginginkan dalam hal penampilan fisik. Beberapa perbedaan standar kecantikan antara budaya melibatkan:

  1. Warna Kulit: Standar kecantikan sering kali mencerminkan preferensi terhadap warna kulit tertentu. Misalnya, beberapa budaya mungkin menghargai kulit yang pucat sebagai tanda keanggunan, sementara budaya lain mungkin menganggap kulit yang lebih gelap sebagai indah.
  2. Bentuk Tubuh: Preferensi terhadap bentuk tubuh juga dapat bervariasi. Beberapa budaya mungkin lebih menghargai tubuh yang kurus dan ramping, sementara budaya lain mungkin lebih mendukung tubuh yang berisi dan berotot.
  3. Fitur Wajah: Beberapa fitur wajah, seperti bentuk mata, hidung, atau bibir, dapat dianggap indah dalam satu budaya tetapi mungkin tidak dalam budaya lain. Beberapa budaya mungkin menghargai fitur wajah yang lebih simetris atau tertentu.
  4. Aksesoris dan Tata Rias: Standar kecantikan juga mencakup preferensi terhadap aksesoris, tata rias, dan gaya berpakaian. Apa yang dianggap modis atau menarik dapat sangat bervariasi.
  5. Umur: Beberapa budaya mungkin menghargai tanda-tanda penuaan sebagai tanda kebijaksanaan dan kecantikan yang berbeda, sementara budaya lain mungkin lebih fokus pada penampilan muda.

Penting untuk diingat bahwa standar kecantikan bersifat subjektif dan dapat berkembang seiring waktu. Globalisasi dan kemajuan teknologi juga dapat memengaruhi persepsi kecantikan secara global. Meskipun perbedaan standar kecantikan ada, semakin banyak upaya dilakukan untuk mendorong keberagaman dan inklusivitas dalam citra tubuh dan konsep kecantikan.

Persamaan dan perbedaan standar kecantikan dari masa ke masa:

Dahulu:

  1. Tradisional dan Lokal: Standar kecantikan lebih sering dipengaruhi oleh norma-norma lokal dan tradisional. Setiap budaya memiliki ide kecantikan yang khas.
  2. Tanda Penuaan: Beberapa masyarakat menganggap tanda-tanda penuaan sebagai tanda kebijaksanaan dan kecantikan yang berbeda.
  3. Keterbatasan Representasi: Representasi kecantikan sering kali terbatas pada kelompok etnis atau sosial tertentu, dengan standar tertentu yang dianggap sebagai ideal.

Sekarang:

  1. Globalisasi: Globalisasi dan media sosial telah menciptakan pengaruh global yang lebih besar terhadap standar kecantikan. Ide kecantikan sering kali lebih seragam di seluruh dunia.
  2. Keberagaman dan Inklusivitas: Ada peningkatan kesadaran dan upaya untuk menciptakan standar kecantikan yang lebih inklusif dan mewakili berbagai bentuk tubuh, warna kulit, dan etnisitas.
  3. Pemberdayaan dan Individualitas: Ada pergeseran menuju penerimaan dan pemberdayaan individu, di mana orang semakin dihargai atas keunikan mereka.

Masa yang akan Datang (Potensial):

  1. Teknologi dan Modifikasi Tubuh: Mungkin ada peningkatan dalam penerimaan terhadap modifikasi tubuh dan teknologi yang memungkinkan orang untuk mengubah penampilan mereka dengan cara yang lebih radikal.
  2. Fokus pada Kesehatan Mental dan Fisik: Mungkin ada pergeseran menuju standar kecantikan yang lebih berfokus pada kesehatan mental dan fisik daripada hanya penampilan fisik semata.
  3. Keberlanjutan dan Kesadaran Lingkungan: Mungkin ada peningkatan kesadaran akan keberlanjutan dan dampak industri kecantikan terhadap lingkungan, yang dapat memengaruhi preferensi konsumen.

Harap diingat bahwa ini adalah spekulasi dan masa depan dapat membawa perubahan yang sulit diprediksi. Namun, pergeseran menuju keberagaman, inklusivitas, dan penerimaan terhadap keunikan individu adalah tren yang terlihat saat ini dan dapat terus berkembang di masa yang akan datang.

Terus, kapan seorang perempuan merasa cantik?
Kepercayaan diri dan perasaan cantik sangat subjektif dan dapat bervariasi dari satu individu ke individu lainnya. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kapan seorang wanita merasa cantik meliputi:

  1. Penerimaan Diri: Merasa cantik sering kali terkait dengan tingkat penerimaan diri. Ketika seseorang dapat menerima dan mencintai dirinya sendiri, itu dapat menciptakan perasaan kecantikan.
  2. Kesehatan Mental dan Emosional: Kesehatan mental dan emosional yang baik dapat berkontribusi pada perasaan cantik. Keseimbangan emosional dan kebahagiaan dapat meningkatkan citra diri seseorang.
  3. Dukungan Sosial: Lingkungan sosial yang positif dan dukungan dari teman, keluarga, atau pasangan dapat memainkan peran penting dalam membentuk persepsi seseorang terhadap kecantikan mereka.
  4. Keberagaman dan Inklusivitas: Kesadaran akan keberagaman dan keunikan dapat membantu seseorang merasa cantik tanpa harus mematuhi standar kecantikan konvensional.
  5. Keberhasilan Pribadi: Meraih tujuan dan kesuksesan pribadi dapat meningkatkan rasa percaya diri dan perasaan cantik.
  6. Self-Care: Melibatkan diri dalam kegiatan perawatan diri, baik itu merawat tubuh, berolahraga, atau melibatkan diri dalam hobi yang disukai, dapat meningkatkan perasaan kecantikan.

Penting untuk diingat bahwa kecantikan berasal dari dalam dan tidak selalu terkait dengan penampilan fisik saja. Seseorang bisa merasa cantik ketika mereka merasa bahagia, percaya diri, dan autentik. Ini adalah pengalaman yang sangat individual, dan setiap wanita mungkin memiliki momen dan situasi yang membuat mereka merasa cantik.

Jadi, cantik tidak harus seperti boneka barbie?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun