Mohon tunggu...
Syaifuddin Sayuti
Syaifuddin Sayuti Mohon Tunggu... Dosen - blogger, Kelas Blogger, traveller, dosen.

email : udin.sayuti@gmail.com twitter : @syaifuddin1969 IG: @syaifuddin1969 dan @liburandihotel FB: https://www.facebook.com/?q=#/udinsayuti69 Personal blog : http://syaifuddin.com/

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Pecel Sehat ala Mbok Suti

12 Oktober 2015   01:17 Diperbarui: 16 Oktober 2015   01:32 2855
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Nasi Merah Pecel ala Mbok Suti (foto dokpri)"][/caption] Minggu siang (11/10) Solo panas terik. Konon kota ini sudah semenjak Juni tak pernah turun hujan. Pantas, saya membatin dalam hati.

Siang tadi saya ikut keliling kota Solo bareng teman-teman, berburu tempat makan yang enak dan ngangeni, serta tentu saja berburu oleh-oleh. Selagi menyambangi toko batik Ria di Jalam RM.Said, iseng saya ngabur dari rombongan keluar toko. 

Penasaran dengan lokasi sekitar toko batik ini. Masak sih tempat hits begini gak ada kulinernya yang bisa dicoba. Karena biasanya jika travelling ke sebuah kota dan menemukan tempat belanja oleh-oleh khas sebuah daerah, maka tak jauh dari situ bakal ada penjual penganan yang juga khas.

Tak sengaja mata saya menatap seorang mbok-mbok yang lesehan duduk di ubin depan atau emperan toko Ria. Si-mbok saya taksir usianya pasti lebih dari setengah abad. Ia berjualan layaknya pedagang pasar yang biasa saya temui di pasar tradisional di daerah Jawa. Membawa bakul, baskom dan sejumlah dagangan. Ternyata ia berjualan pecel.

Saya mondar-mandir mengamati isi jualan si-mbok. Hmm... kayaknya menarik nih. Sejak tadi saya perhatikan pembelinya silih berganti mengerumuni lapak si-mbok. Jadi penasaran, seenak apa sih kok banyak yang makan di situ atau membeli untuk dibawa pulang.

Langsung saya pesan satu porsi nasi pecel lengkap, komplit. Saya perhatikan sayuran yang digunakan berbeda dari pecel yang biasa saya makan. Di situ memang ada daun pepaya, daun bayam dan toge. Tapi di baskom jualannya juga ada kembang turi, krokot, kemangi dan lamtoro alias petai cina. Hmm... beda nih. Nasi yang dia gunakan juga berbeda dari nasi pecel lainnya, si-mbok yang kemudian saya tanya namanya sebagai mbok Suti itu menggunakan nasi beras merah. Wow.

Satu pincuk nasi merah pecel kemudian tersaji menggoda selera saya. Padahal sebenarnya saya tak terlalu lapar banget. Karena sebelumnya sarapan agak kesiangan. Jadi perut tidak benar-benar butuh diisi. Tapi, sudahah lupakan itu semua. Saya akan coba makan dengan menikmatinya secara perlahan. Bahasa kerennya sih slow eating. Kalau di kantor mesti makan siang dengan tergesa lantaran sudah ditunggu rapat atau keperluan lain, kali ini lantaran sedang lan-jalan bolehlah manja sedikit dengan makan "pelan-pelan saja."

Sambal Hitam Yang Menggoda

Bisa jadi kali ini saya lapar mata, cuma tergoda ingin makan karena 'mata saya' menatap sebuah sajian kuliner yang menggemaskan. Sementara perut belum tentu 'ingin' diisi.

[caption caption="Pecel Aneka Sayuran (foto dokpri)"]

[/caption] Tapi ini nasi Pecel brow. Pecel merupakan salah satu jenis kuliner khas Jawa yang selalu menggoda saya. Di rumah hampir tiap beberapa pekan nasi pecel menjadi kuliner wajib yang kami santap sekeluarga. Sayang sekali melewatkan pecel yang sudah di depan mata.

Bagaimana penampakan pecel mbok Suti ini? Selain sayuran dan nasi merah yang saya sebut di awal, nasi pecel mbok Suti punya perbedaan dengan nasi pecel lainnya. Jika biasanya saya makan pecel dengan sambal kacang berwarna kecoklatan, kali ini berbeda. Mbok Suti menggunakan sambal pecel berwarna kehitaman. Rupanya sambal pecel itu dibuat dari wijen hitam. Rasanya? Hmm... endeus surendes. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun