Mohon tunggu...
Syaifud Adidharta
Syaifud Adidharta Mohon Tunggu... lainnya -

Hidup Ini Hanya Satu Kali. Bisakah Kita Hidup Berbuat Indah Untuk Semua ?

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Waspadai Praktek Politik Abu-abu di Pilkada DKI 2012

26 Juni 2012   04:01 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:31 1236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

[caption id="" align="aligncenter" width="600" caption="Waspadai jabatan di atas Kursi Gubernur DKI-1 berbau politik uang, politik abu-abu (gambar : ilustrasi Syaifud Adidharta)"][/caption]

Saat ini memasuki hari ketiga kampanye peserta Pilkada DKI Jakarta, Selasa (26 Juni 2012), para kandidat calon gubernur dan wakil gubernur DKI terus memaksimalkan waktu kampanye yang diagendakan KPU DKI Jakarta. Dimasa-masa jadwalnya kampanye para kandidat sudah jauh-jauh hari menyusun dan membuat strategi mumpuni untuk bisa meraih simpati hati warga Jakarta.

Untuk bisa mendapatkan pencapaian yang maksimal dalam perolehan suara pada pelaksanaan pilkada nanti, 11 Juli 2012, tentunya para kandidat calon gubernur/calon wakil gubernur DKI Jakarta sudah mempersiapkan segala cara yang siap-siap menjadi senjatanya. Pelaksanaan kampaye pada hari 3 ini, para kandidat siap berpentas diatas panggungnya masing-masing yang sudah terjadwal.

Suasana kampanye pilkada DKI Jakarta 2012 tahun ini terbilang belum menggigit, dan gertakan-gertakan kuat belum terlihat dasyat dari para kandidat, namun akan tetapi kita tidak tahu dibalik strategi sebelumnya dari mreka semua. Inilah yang harus kita waspadai kalau memang kita ini pilkada DKI Jakarta 2012 bersih dari berbagai kecurangan politik uang dan sebagainya.

Sudah menjadi budaya di Indonesia tercinta ini. Apabila ingin berkuasa tentunya berbagai cara akan dilakukan, halal atau tidak halal, sadar atau tidak sadar, dan bahkan di sengaja atau tidak di sengaja, pastilah itu akan terjadi. Dan jelas praktek abu-abu pada pesta demokrasi di Indonesia dalam pilkada atau pemilu nasional pasti akan ada bentuknya. Hal inilah yang perlu dikhawatirkan oleh semua pihak terkait yang benar-benar independen, termasuk diri kita sendiri yang memang menginginkan pilkada DKI Jakarta 2012 ini bersih dan jujur.

Sudah tentu pula para kandidat menyiapkan strategi praktek abu-abu tersebut, dan tentunya juga mereka sudah mengatur siasat untuk membuat cara yang aman dan terkendali. Hal tersebut biasanya dilakukan sebagai upaya untuk bisa menarik simpati hati nurani warga masyarakat yang memiliki hak suaranya untuk memilih salah satu kandidat pilihannya, kalau perlu pilihan awal bisa berubah kepada kandidat yang telah memberikan sesuatu yang berharga kepada hak pilih tersebut. Kampanye pilkada DKI Jakarta tahun ini akan dimaksimalkan para kandidat dalam pelaksanaannya, baik di dalam lapangan maupun diluar lapangan kampanye itu sendiri (serangan fajar).

Untuk bisa menyenangkan dan mempengaruhi masa kampaye serta para hati nurani warga Jakarta lainnya, kandidat-kandidat calon gubernur/calon wakil gubernur DKI Jakarta 2012 jelas telah mempersiapakan trik-trik lainnya disaat pelaksanaan kampanye, selain adanya kegiatan narasi politik, didalamnya akan di bumbui berbagai kegiatan pagelaran musik, selain itu pasti juga akan adanya pelaksanaan di luar area kampanye dengan kegiatan bakti sosial, pembagian sembako dan uang damai suara. Itu yang biasanya sering terjadi pada masa-masa pelaksanaan pilkada atau juga bisanya seringkali terjadi pada pelaksanaan pemilu nasional di Indonesia. Inilah budaya demokrasi kita.

Sementara itu Ketua Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) DKI Jakarta Dahlia Umar mengatakan pentingnya pemilukada yang adil dan jujur.

Politik uang adalah kejahatan terbesar dalam demokrasi. Mari kita hasilkan pemimpin yang bisa dipercaya oleh semua,” katanya, (sabtu, (23 Juni 2012).

Ia menambahkan bahwa untuk mencegah kecurangan ada tujuh karakter pada surat suara yang bersifat rahasia dan hanya diketahui KPU Provinsi DKI Jakarta. Namun, ada satu yang kasat mata, yaitu hologram pada surat suara.

"Salah satunya ada hologram di surat suara. Ini untuk menghindari pemalsuan surat suara," jelas Dahliah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun